Profil
Wynne Prakusya
Wynne Prakusya merupakan petenis profesional kelahiran Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia. Ia mulai bermain tenis sejak usia 6 tahun. Peringkat tenis terbaik yang pernah diraih Wynne adalah mencapai final pada laga internasional Australian Open 1998 untuk kelas junior.
Wynne adalah putri pasangan Pawana Prakusya, seorang pengusaha, dan Lliana Gunawan, ibu rumah tangga. Ia juga memiliki kakak yang berprofesi sebagai agen properti di Singapura dan seorang adik yang masih bersekolah.
Wynne telah menikah dengan pria Indonesia yang bekerja di Singapura, Frans Erick, pada 21 Desember 2010 lalu. Mereka dipertemukan di Singapura, ketika Wynne menempuh pendidikan bisnisnya di sana setelah resmi pensiun dari tenis di tahun 2006.
Petenis yang mengidolakan Yayuk Basuki ini aktif mengikuti kejuaraan tenis ITF sejak berkarier profesional pada 1998. Ia sempat berhasil menjadi runner-up di Australian Open 1998 untuk kelas junior tenis tunggal putri. Wynne juga dipercaya membela Indonesia pada kejuaraan Asian Games 1998 dan Olympics 2000, meski ia belum mampu menorehkan prestasi.
Wynne pun akhirnya berhasil mempersembahkan medali emas untuk tim Indonesia dan medali perak untuk tim ganda putri (bersama Angelique Widjaja) pada Asian Games 2002. Namun Wynne memutuskan untuk pensiun di tahun 2006 karena cedera lutut yang gampang kambuh.
Ditanya apakah ingin kembali lagi menekuni karier profesional sebagai pemain tenis, Wynne hanya menggeleng. Hanya saja, perempuan bertubuh atletis ini mengaku kerap dilanda rasa kangen bertemu sesama atlet tenis seperti pemain tenis Thailand, Tamarine dan petenis China, Li Na, serta beberapa pemain tenis lainnya.
Wynne mendirikan sekolah tenis yang ia beri nama VVIP International. Nama itu merupakan gabungan dari huruf depan namanya–VV jika digabung berarti W– dan I nama depan saudara kandungnya Ivana. Sedangkan P berarti Prakusya.
Walau sudah lama meninggalkan tenis profesional, bukan berarti ia melupakan begitu saja dunia yang membesarkan namanya. Merosotnya prestasi tenis Indonesia menjadi bagian kegelisahannya saat ini. Ia mengaku geregetan melihat petenis Indonesia yang kurang memiliki kemauan untuk bermain lebih bagus lagi.