Kisah Mbah Slamet dari Wonogiri, Dirikan Warung di Tengah Hutan yang Dipercaya Angker
Mbah Slamet sudah puluhan tahun tinggal di hutan itu. Berbagai macam gangguan pernah ia rasakan selama tinggal di sana
Mbah Slamet sudah puluhan tahun tinggal di hutan itu. Berbagai macam gangguan pernah ia rasakan selama tinggal di sana
Foto: YouTube Jejak Richard
Kisah Mbah Slamet dari Wonogiri, Dirikan Warung di Tengah Hutan yang Dipercaya Angker
Di sebuah jalan raya yang membelah kawasan hutan Gunung Tunggangan di Wonogiri, ada sebuah warung yang berdiri menyendiri. Tak ada warung-warung lain di sana.
Pemilik warung itu adalah Mbah Slamet. Tak hanya warung, Mbah Slamet sendiri juga menjadikan bangunan satu-satunya di pinggir jalan itu sebagai rumahnya.
-
Dimana tempat angker di Gunung Slamet? Gunung Slamet memiliki reputasi sebagai tempat angker dengan beberapa lokasi yang terkenal menyeramkan, termasuk Pos 2, Pos 9, dan Pasar Setan di Pelawangan.
-
Siapa pemilik warung tengah hutan? Pemilik warung tengah hutan itu adalah Ibu Hartini.
-
Siapa yang membuka warung di gunung? Di usianya yang telah beranjak senja, sepasang lansia itu justru nekat membuka sebuah warung kecil di atas gunung.
-
Kenapa Gunung Slamet dianggap tempat ritual pesugihan? Banyak orang yang melakukan ritual pesugihan di sana tiap malam Jumat legi atau Selasa Kliwon.
-
Dimana warung tengah hutan itu berada? Di Desa Kebutuhduwur, Kecamatan Pagedongan, Kabupaten Banjarnegara, terdapat sebuah warung yang lokasinya berada di tengah hutan.
-
Kenapa Curug Walet disebut angker? Seperti disebutkan pemilik video bahwa curug tersebut konon dikenal angker. Menurut beberapa sumber disebutkan bahwa Curug Walet di Bogor ini merupakan bagian dari keraton yang tak kasat mata.
Dalam sebuah video yang diunggah pada 11 Mei 2024 lalu, pemilik kanal YouTube Jejak Richard berkesempatan mengunjungi warung tersebut.
Mbah Slamet sudah puluhan tahun tinggal di hutan itu. Di sebelah rumahnya, Mbah Slamet mendirikan kandang untuk hewan ternaknya. Saat ini, Mbah Slamet sudah berusia 76 tahun dan sudah dikaruniai 13 anak.
Pada awalnya, Mbah Slamet hanya tinggal berdua di tempat tersebut bersama dengan istrinya. Namun saat ini ia sudah ditemani anak menantunya dan tiga orang cucu.
Saat awal-awal tinggal di tempat itu, Mbah Slamet sering sekali mendapat gangguan seperti gangguan gaib, orang mabuk, dan gangguan lainnya.
Satu fakta menakutkan tentang rumah Mbah Slamet, tepat pada lereng bawah rumahnya, terdapat makam korban pembunuhan. Jasad korban pembunuhan itu hanya dikubur di sana dan hanya diberi tanda batu.
Mbah Slamet bercerita, saat awal-awal tinggal di sana ia pernah didatangi sesosok arwah lewat alam mimpi. Arwah itu meminta Mbah Slamet agar meninggalkan tempat itu. Tapi nyatanya Mbah Slamet tetap tinggal di sana.
Mbah Slamet mengaku berani tinggal di sana karena terdesak keadaan ekonomi. Pada awalnya ia tinggal di daerah bawah kawasan Gunung Tunggangan itu. Di sana ia mendirikan warung dan usahanya berjalan lancar.
“Saat itu timbul tetangga nggak tahu kenapa, tiap malam Jumat di halaman saya pasti ada menyan-nya. Lama-kelamaan warung saya jadi sepi. Saat itu saya punya utang Rp23 juta. Saya sudah jual motor sama TV tapi masih punya utang Rp18 juta,” kata Mbah Slamet.
Pada suatu hari, Mbah Slamet dan anaknya pergi ke kawasan hutan Gunung Tunggangan itu. Di sana mereka berjualan minuman dan rokok.
Belum ada satu jam, jualan mereka habis. Ia akhirnya turun lagi untuk membawa jualan. Sama halnya dengan yang pertama, jualan mereka yang berikutnya selaku habis terjual.
“Lama kelamaan saya bawa nasi bungkus. Alhamdulillah saya jualan dari pagi sampai jam 9 pagi nasi bungkus saya habis 9 bungkus,” ujarnya dikutip dari kanal YouTube Jejak Richard.