Bentuk Virus, Ukuran, dan Komposisi Kimiawinya yang Menarik Dipelajari
Virus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat.
Virus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat.
Bentuk Virus, Ukuran, dan Komposisi Kimiawinya yang Menarik Dipelajari
Dalam kehidupan sehari-hari, virus tidak lagi terdengar asing bagi kita. Bermacam-macam virus dapat menimbulkan berbagai penyakit pada tubuh manusia yang tidak diinginkan. Jika tubuh kita dalam kondisi menurun (lemah), maka kita dapat dengan mudah terserang penyakit atau virus.
Virus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Sebagai agen penyakit, virus memasuki sel dan menyebabkan perubahan-perubahan yang membahayakan bagi sel, yang akhirnya dapat merusak atau bahkan menyebabkan kematian pada sel yang diinfeksinya. Sebagai agen pewaris sifat, virus memasuki sel dan tinggal di dalam sel tersebut secara permanen.
Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan virus termasuk mengenali bentuk virus, sifat-sifat virus, susunan kimianya dan masih banyak lagi, melansir dari bppsdmk.kemkes.go.id. Hal ini bertujuan agar kita lebih paham dan waspada terhadap kemungkinan terserang virus-virus tersebut dan bagaimana cara yang tepat untuk mengatasinya.
-
Mengapa virus memiliki bentuk bulat? Bentuk bulat menjadi bentuk yang umum ditemui pada virus karena bentuk ini memudahkan virus untuk bergerak dan menyelinap ke dalam sel inang.
-
Apa saja bentuk virus? Struktur dan bentuk virus bervariasi, tergantung pada jenis asam nukleat, jumlah dan susunan protein selubung, serta adanya atau tidaknya selubung membran.
-
Apa itu virus? Virus adalah agen infeksius berukuran kecil dan komposisi sederhana yang dapat berkembang biak hanya dalam sel hidup hewan, tumbuhan, atau bakteri.
-
Bagaimana virus bekerja? Cara kerja virus sebagai berikut:Virus masuk ke dalam tubuh inang melalui berbagai cara, seperti udara, darah, cairan tubuh, atau kontak langsung dengan benda yang terkontaminasi virus.Virus mencari sel inang yang cocok untuk menginfeksi. Sel inang adalah sel yang memiliki reseptor yang sesuai dengan protein permukaan virus. Virus melekat pada reseptor sel inang dan memasukkan materi genetiknya (DNA atau RNA) ke dalam sel inang. Materi genetik virus dapat berbentuk untai tunggal atau ganda, linear atau sirkuler.Materi genetik virus mengambil alih fungsi sel inang dan membuat sel inang menjadi pabrik virus. Sel inang akan menghasilkan ribuan salinan virus baru dengan menggunakan bahan-bahan dari sel inang itu sendiri.Virus baru keluar dari sel inang dengan cara lisis (membuat sel pecah) atau budding (membuat kantung-kantung kecil di permukaan sel). Virus baru kemudian siap untuk menginfeksi sel-sel lain.
-
Dimana virus berbentuk batang ditemukan? TMV adalah virus yang menyerang tanaman tembakau dan memiliki bentuk batang yang khas.
-
Virus kerja nya gimana? Virus masuk ke dalam tubuh inang melalui berbagai cara, seperti udara, darah, cairan tubuh, atau kontak langsung dengan benda yang terkontaminasi virus. Virus mencari sel inang yang cocok untuk menginfeksi. Sel inang adalah sel yang memiliki reseptor yang sesuai dengan protein permukaan virus. Virus melekat pada reseptor sel inang dan memasukkan materi genetiknya (DNA atau RNA) ke dalam sel inang.
Mengenal Apa Itu Virus
Virus berasal dari bahasa yunani “Venom” yang berarti racun. Virus adalah parasit mikroskopik yang menginfeksiselorganisme biologis. Secara umum, virus merupakan partikel tersusun atas elemen genetik (genom) yang mengandung salah satu asam nukleat yaitu asam deoksiribonukleat (DNA) atau asam ribonukleat (RNA) yang dapat berada dalam dua kondisi yang berbeda, yaitu secara intraseluler dalam tubuh inang dan ekstrseluler diluar tubuh inang.
Virus adalah suatu jasad renik yang berukuran sangat kecil dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus hanya dapat bereproduksi (hidup) di dalam sel yang hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel tersebut, karena virus tidak memiliki perlengkapan seluler untuk bereproduksi sendiri.
Virus merupakan parasit obligat intraseluler. Virus mengandung asam nukleat DNA atau RNA saja tetapi tidak kombinasi keduanya, dan yang diselubungi oleh bahan pelindung terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya.
Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal) dan istilah bakteriofaga atau faga dipakai untuk virus yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel).
Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai mahluk hidup karena dia tidak dapat menjalankan fungsi biologisnya secara bebas. Oleh karna itu, karakteristiknya yang khas ini, virus selalu teasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (mis: virus HIV, DHF ), pada hewan (mis: virus flu burung), atau pada tanaman (mis: virus mozaik tembakau/TMV).
Struktur Bentuk Virus
Virus adalah parasit intraseluler obligat yang berukuran antara 20-300 nm, bentuk dan komposisi kimianya bervariasi, tetapi hanya mengandung RNA atau DNA saja.
Partikelnya secara utuh disebut virion yang terdiri dari capsid yang dapat terbungkus oleh sebuah glikoprotein atau membran lipid, dan virus resisten terhadap antibiotik. Bentuk virus berbeda-beda ada yang bulat, batang polihidris, dan seperti huruf T.
Terdapat beberapa komponen utama penyusun tubuh virus yaitu:
1. Kepala
Virus memiliki kepala berisi DNA atau RNA yang menjadi bahan genetik kehidupannya. Isi kepala ini dilindungi oleh kapsid, yaitu selubung protein yang tersusun oleh protein. Bentuk kapsid sangat bergantung pada jenis virusnya.
Kapsid virus bisa berbentuk bulat, polihedral, heliks, atau bentuk lain yang lebih kompleks. Kapsid tersusun atas banyak kapsomer atau sub-unit protein.
2. Isi Tubuh
Isi tubuh virus atau biasa disebut virion adalah bahan genetik yang berupa salah satu tipe asam nukleat (DNA atau RNA). Tipe asam nukleat yang dimiliki virus akan mempengaruhi bentuk tubuh virus.
Virus dengan isi tubuh berupa RNA biasanya berbentuk menyerupai kubus, bulat, atau polihedral, contohnya pada virus-virus penyebab penyakit polyomyelitis, virus influenza, dan virus radang mulut dan kuku.
3. Ekor
Ekor merupakan bagian dalam struktur tubuh virus yang berfungsi sebagai alat untuk menempelkan diri pada sel inang. Ekor yang melekat di kepala ini umumnya terdiri atas beberapa tabung tersumbat yang berisi benang dan serat halus. Adapun pada virus yang hanya menginfeksi sel eukariotik, bagian tubuh ini umumnya tidak dijumpai.
4. Kapsid
Kapsid adalah lapisan berupa rangkaian kapsomer pada tubuh virus yang berfungsi sebagai pembungkus DNA atau RNA. Fungsi kapsid ini adalah sebagai pembentuk tubuh dan pelindung bagi virus dari kondisi lingkungan luar.
Macam-Macam Bentuk Virus
Bentuk virus bervariasi dari segi ukuran, bentuk dan komposisi kimiawinya. Ukuran dan bentuk virus sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron, ukuran virus lebih kecil daripada bakteri. Ukurannya berkisar dari 0,02 mikrometer sampai 0,3 mikrometer (1 μm = 1/1000 mm). Unit pengukuran virus biasanya dinyatakan dalam nanometer (nm). 1 nm adalah 1/1000 mikrometer dan seperjuta milimeter.
Meski tersusun atas struktur tubuh yang sama, virus ternyata dapat mempunyai bentuk tubuh yang sangat bervariasi. Sedikitnya ada 5 macam bentuk virus yang telah berhasil diidentifikasi oleh para ilmuwan. Macam-macam bentuk virus tersebut antara lain oval, bulat, batang, polihedral, dan huruf T. Berikut macam-macam bentuk virus tersebut;
Bentuk tubuh bulat dimiliki oleh virus-virus penyebab penyakit AIDS, ebola, dan influenza. Bentuk tubuh oval dimiliki oleh virus penyebab penyakit rabies. Bentuk tubuh batang dimiliki oleh virus TMV (Tobaccao Mosaic Virus). Bentuk tubuh polihidris dimiliki oleh virus Adenovirus penyebab demam. Bentuk tubuh huruf T pada bacteriophage, virus menyerang bakteri E. coli.
Fase Litik dan Fase Lisik pada Virus
Siklus litik (daur litik) dan siklus lisik atau lisogenik (daur lisogenik) adalah dua siklus reproduksi yang dapat dilakukan oleh virus. Untuk melakukan reproduksi, virus memerlukan inang karena mereka tidak memiliki perlengkapan seluler untuk bereproduksi sendiri.
Pada sel inangnya, virus baru bisa memperbanyak dirinya dengan menjalani siklus litik atau siklus lisogenik.
1. Siklus litik
Siklus litik adalah salah satu siklus yang dianggap sebagai metode utama dalam reproduksi virus. Saat virus menginfeksi bakteri (bakteriofag), mereka akan membajak sistem molekuler sel untuk menghasilkan keturunan.
Daur litik diakhiri dengan pecahnya sel (kematian sel) yang terinfeksi dan kemudian melepaskan virus peranakan. Pada gilirannya virus baru akan menyebar dan menginfeksi sel lainnya.
2. Siklus lisogenik
Siklus lisogenik adalah siklus reproduksi virus yang melibatkan integrasi asam nukleat virus ke dalam genom sel inang sehingga menciptakan profag (prophage).
Virus tidak menghancurkan sel dalam siklus lisogenik. Bakteri terus hidup dan bereproduksi secara normal, sementara materi genetik di dalam profag kemudian ditransmisikan ke sel anak bakteri.
Siklus litik dan lisik memiliki beberapa perbedaan, selain cara menumpang kepada inangnya. Berikut penjelasannya dilansir dari laman Sehatq.com:
- DNA virus tidak terintegrasi pada siklus litik, sementara pada siklus lisogenik terjadi integrasi DNA virus ke dalam DNA sel inang.
- DNA inang pada daur litik terhidrolisis, sementara DNA inang pada siklus lisogenik tidak terhidrolisis.
- Perbedaan siklus litik dan lisogenik juga dapat dilihat dari tidak adanya tahap profag pada siklus litik, sementara siklus lisogenik mengalaminya.
- Replikasi DNA virus pada siklus litik terjadi secara independen, sementara pada lisogenik terjadi bersama DNA inang.
- Siklus litik terjadi dalam waktu singkat, sementara lisogenik dapat memakan waktu yang lebih lama.
- Mekanisme seluler diambil alih oleh genom virus pada daur litik, sementara mekanisme seluler sel inang mengalami gangguan oleh genom virus pada daur lisogenik.
Sifat-Sifat Virus
Adapun sifat-sifat khusus virus menurut Lwoff, Home dan Tournier (1966) adalah;
Bahan genetik virus terdiri dari asam ribonukleat (RNA) atau asam deoksiribonukleat (DNA), akan tetapi bukan gabungan dari kedua jenis asam nukleat tersebut. Struktur virus secara relatif sangat sederhana, yaitu dari pembungkus yang mengelilingi atau melindungi asam nukleat.
Virus mengadakan reproduksi hanya dalam sel hidup yaitu dalam nukleus, sitoplasma atau di dalam keduanya dan tidak mengadakan kegiatan metabolisme jika berada di luar sel hidup. Virus tidak membelah diri dengan cara pembelahan biner. Partikel virusbaru dibentuk dengan suatu proses biosintesis majemuk yang dimulai dengan pemecahan suatu partikelvirusinfektif menjadi lapisan protein pelindung dan komponen asam nukleat infektif.
Asam nukleat partikel virus yang menginfeksi sel mengambil alih kekuasaan dan pengawasan sistem enzim hospesnya, sehingga selaras dengan proses sintesis asam nukleat dan protein virus.
Virus yang menginfeksi sel mempergunakan ribosom sel hospes untuk keperluan metabolismenya. Komponen-komponen virus dibentuk secara terpisah dan baru digabung di dalam sel hospes tidak lama setelah dibebaskan. Selama proses pembebasan, beberapa partikel virus mendapat selubung luar yang mengandung lipid, protein, dan bahan-bahan lain yang sebagian berasal dari sel hospes.
Partikel virus lengkap disebut Virion dan terdiri dari inti asam nukleat yang dikelilingi lapisan protein yang bersifat antigenik yang disebut kapsid dengan atau tanpa selubung di luar kapsid.
Peran Virus
Dalam kehidupan, virus memiliki 2 peran, yaitu peran virus sebagai mikroorganisme yang menguntungkan, maupun yang merugikan.
1. Virus yang menguntungkan: Virus berperan penting dalam bidang rekayasa genetika karena dapat digunakan untuk cloning gen(reproduksi DNA yang secara genetis identik). Sebagai contoh adalah virus yang membawa gen untuk mengendalikan pertumbuhan serangga. Virus juga digunakan untuk terapi gen manusia sehingga diharapkan penyakit genetis, seperti diabetes dan kanker dapat disembuhkan.
2. Virus yang merugikan: Virus yang dapat merugikan karena menyebabkan berbagai jenis penyakit pada manusia, hewan dan tumbuhan.
Dampak Mutasi Pada Virus
Mutasi adalah bagian dari virus. Virus bermutasi untuk beradaptasi dengan lingkungannya dan berpindah dari satu inang ke inang lainnya secara lebih efektif.
Mutasi dapat menyebabkan virus menghindari sistem kekebalan, pengobatan, dan vaksin kita dengan lebih baik. Mutasi dapat membantu virus mendapatkan sifat-sifat yang dapat membantunya bereproduksi dengan cepat atau menempel lebih baik pada permukaan sel manusia.
Terkadang, virus dapat berevolusi atau bermutasi dengan sangat cepat sehingga tidak membantu virus mengembangkan sifat-sifat yang menguntungkan dalam penularan. Itu sebabnya terkadang kita melihat mutasi virus yang tampak muncul lalu mati.
Namun, mutasi virus bisa berbahaya, terutama jika mutasi tersebut menjadi jauh lebih baik dalam menghindari pertahanan sistem kekebalan tubuh kita, atau jika mutasi tersebut dapat mengatasi pengobatan atau vaksin yang tersedia bagi kita.
Contoh, dahulu kita memiliki lebih banyak pilihan untuk mengobati influenza, misalnya, namun seiring dengan mutasi virus flu, virus tersebut mulai menghindari pengobatan yang ada.