Pencabulan

Seorang guru pencak silat diduga melakukan tindakan tidak terpuji terhadap dua tetangganya.

Salah satu korban dicabuli sejak tahun 2016 hingga kini.

Aksinya disinyalir telah sering kali terjadi sejak tahun lalu.

Atas perbuatan tersangka, penyidik menjeratnya dengan Pasal 82 UU Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan UU Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.

Aksi cabul yang dilakukan guru ngaji berinisial MAM (28) itu terbongkar setelah korbannya menceritakan kepada keluarga.

Pada saat istrinya meninggalkan rumah ia pun melakukan aksinya.

Polisi menangkap W (40), guru ngaji yang diduga mencabuli anak di bawah umur

Wahyu juga menjanjikan akan memberikan sejumlah uang kepada korban untuk memuluskan perlakuan bejatnya.

Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Gorontalo telah berhasil menangkap 20 orang yang diduga terlibat dalam kasus pemerkosaan.

Korban dilaporkan telah hilang selama 10 hari dan ditemukan di penginapan bersama pelaku.

TB ditangkap usai empat orang tua siswi yang menjadi korban membuat laporan ke polisi.

Guru ponpes AH diamankan polisi usai dilaporkan orang tua siswa karena diduga melakukan pelecehan seksual terhadap santriwatinya.

Peristiwa itu terjadi di indekos korban yang berlokasi di Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, Bali.

Ratusan massa yang marah merusak seluruh kobong, membakar dua gazebo dan mencari Pimpinan Ponpes dan Padepokan berinisial KH.

DPR menilai tidak pantas jika korban rudapaksa dipaksa damai.

Nasib tragis dialami dua kakak beradik disabilitas di Purworejo. Keduanya jadi korban pencabulan oleh tiga pelaku.

Yandi sebelumnya masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).

Diduga, para santriwati itu dicabuli oleh oknum guru ngaji di salah satu pesantren.

Peristiwa itu terjadi saat pelaku datang ke warung tetangganya dengan dalih menumpang cas ponselnya di Lubuklinggau.

Aksi bejat tersangka bahkan sampai berujung pada persetubuhan dengan ancaman bila tak dilayani ia akan dianiaya dan tidak dibiayai sekolahnya.