Profil
Agung Budi Santoso
Agung Budi Santoso lahir di Pekalongan 13 November 1966. Alumni Fakultas Hukum Universitas Merdeka Malang ini pernah bekerja di PT. Harna Caraka di Jakarta dan PT. Bangun Sentosa Asri, Depok sebelum beralih profesi ke dunia politik dan menjabat sekretaris pribadi Ketua Umum DPP Partai Demokrat periode 2005 - 2009.
Nama Agung Santoso saat ini tercatat sebagai Anggota DPR RI Komisi V DPR RI yang membidangi Perhubungan, Telekomunikasi, Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat, Pembangunan Pedesaan dan Kawasan Tertinggal setelah terpilih mewakili daerah pemilihan Jawa Barat I (meliputi Bandung dan Cimahi) dengan total perolehan 74.870 surat suara.
Sebagai salah seorang petinggi Partai Demokrat, Santoso terbilang aktif membina kader partai seperti ketika membuka turnamen sepakbola Piala Agung Budi Santoso (ABS Cup I) di Geger Kalong, Bandung, pada 2011 lalu. Gelaran ini didasari keprihatinan Santoso yang merasa miris melihat maraknya fenomena kenakalan remaja, khususnya kejadian 'geng motor' Bandung dan merasa ikut bertanggung jawab memberikan penyaluran bakat minat pemuda secara positif melalui olahraga.
Terkait kinerja kesehariannya sebagai anggota Komisi V DPR RI, Santoso turut aktif menanggapi sistem penanggulangan bencana, khususnya gempa dan tsunami, di Indonesia. Terkait kondisi geologis Indonesia sebagai daerah patahan yang rawan bencana, politisi kelahiran Pekalongan tersebut menyampaikan bahwa BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) sebenarnya sudah melakukan langkah antisipasi maksimal dalam penanggulangan bencana. Sayang, beberapa oknum yang tidak bertanggung awab justru merusak alat deteksi tsunami di Mentawai - Padang.
Nama Agung Budi Santoso juga sempat menjadi lansiran media sesaat setelah peristiwa jatuhnya pesawat Merpati jenis MA-60 di wilayah Kaimana pada 2011 lalu. Santoso mengingatkan meski kecelakaan ini tidak berimbas pada penumpang pesawat berbadan besar, setidaknya perusahaan yang bersangkutan lebih meningkatkan pengawasan, baik operasional maupun teknis, terkait kelaikan terbang pesawat buatan negara Cina tersebut.
Riset dan analisis oleh Diela Kurnia - Mochamad Nasrul Chotib