Profil
Agung Jelantik Sanjaya
Sosok Anak Agung Bagus Jelantik tak hanya dikenal sebagai seorang kerabat Kerajaan Karangasem Bali. Tetapi lebih dari itu, pamornya sebagai penggerak ekonomi kerakyatan sudah tak asing lagi.
Ketika Gerindra meminangnya untuk berjuang bersama melalui jalur politik, ia mempelajari apa yang diperjuangkan Prabowo Subianto. Sebagai pendiri partai dalam membangun kembali Indonesia Raya, Prabowo Subianto selaras dengan cita-citanya.
Seakan mendapat kekuatan luar biasa, ketika apa yang diperjuangkannya itu mendapat dukungan dari Partai Gerindra. Gung Bagus Jelantik –sapaan akrabnya— pun maju sebagai calon legislatif pada Pemilu 2009 lalu.
Sebagai pendatang baru, cucu dari Raja Karangasem, Bali itu harus bersaing dengan politisi ternama seperti I Wayan Koster dan Made Urip di Daerah Pemilihan (Dapil) Bali. Rupanya keberpihakannya pada petani, peternak, nelayan dan pengrajin di tanah kelahirannya itu membawanya lolos sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dengan raihan suara sebesar 11.460 suara. Saat ini, ia duduk sebagai anggota Komisi IV yang membidangi pertanian, pertanahan, kehutanan dan kelautan.
Jauh sebelumnya, lewat beragam kegiatan ekonomi kerakyatan, ia bersama rekan-rekannya berhasil membentuk kelompok usaha kerajinan, kelompok tani, koperasi kerakyatan yang masih dipantaunya hingga kini. Seperti di lingkungan tempat tinggalnya, Puri Maharani Denpasar, Bali, ayah empat anak ini terus membina dan mengajarkan langsung kepada para pengrajin mulai dari desain, pemilihan bahan, pengendalian kualitas, penerapan teknologi hingga penguasaan pasar. ”Saya harap perajin Bali mampu bersaing di pasar lebih luas,” ujar pelaku bisnis kerajinan sekaligus pemilik dari Besakih Factory –yang kini diteruskan oleh putranya— yang dirintisnya sejak 1975 silam.
Kini dengan menjadi bagian dari partai politik, penggiat sekaligus Ketua Forum Kemitraan Pengembangan Ekonomi Lokal Bali, ini bisa memaksimalkan apa yang menjadi perjuangannya selama ini. Program kerjasama Bappenas, UNDP dan UN Habitat yang digerakkan sejak 2002 lalu itu setidaknya menjadi motor penggerak ekonomi kerakyatan masyarakat di kawasan pulau Dewata –yang selama ini menjadi perjuangan partai Gerindra. Di samping itu, ia pun tercatat sebagai Ketua Bidang Pengembangan Pangan dan Holtikultura Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Bali sejak 2008.
Riset dan analisa oleh Nur Laila.