Profil
Alan Budikusuma
Alexander Alan Budikusuma Wiratama atau yang lebih populer dengan nama Alan Budikusuma adalah salah satu pemain bulu tangkis profesional Indonesia. Pria keturunan Cina ini adalah suami dari Susi Susanti, yang juga merupakan legenda pemain bulu tangkis Indonesia.
Ketertarikan Alan dengan dunia bulu tangkis berawal sejak usia 7 tahun. Setahun kemudian, Alan mulai bergabung dengan klub bulu tangkis Rajawali, di Surabaya. Keseriusan Alan mendalami bulu tangkis dibuktikan dengan memutuskan meninggalkan kota kelahirannya di usianya yang ke 15 dan bergabung dengan klub yang juga banyak mencetak atlet bulu tangkis berprestasi, yaitu PB Djarum.
Berkat disiplin diri dan latihan yang Alan jalani bersama pemusatan latihan nasional (Pelatnas), kariernya di dunia bulu tangkis kemudian mencapai puncaknya pada 1992. Pada olimpiade yang dilangsungkan di Barcelona itu, kekasih Alan yang kemudian menjadi istrinya, Susi Susanti, juga berhasil menyabet emas, sehingga membuat mereka mendapat julukan "Pengantin Olimpiade".
Prestasi Alan lainnya juga tak kalah mengagumkan. Dia pernah menjuarai Belanda Terbuka (1989), dua kali juara Thailand Terbuka, yaitu pada 1989 dan 1991, Cina Terbuka (1991), Jerman Terbuka (1992), Piala Dunia (1993), dan Malaysia Terbuka (1995).
Alan adalah atlet yang bisa belajar dari kekalahan. Contohnya tahun 1991 Alan Budi Kusuma kalah dari Ardy B. Wiranata di All England tapi di tahun 1992 Alan Budi kusuma mengalahkan Ardy B. Wiranata di Olimpiade Barcelona. Contoh lain di tahun 1996 Alan Kalah dari poul Eric H.L di Olimpiade Atlanta tapi di tahun yang sama Alan mengalahkan Poul erik di Indonesia terbuka.
Setelah Olimpiade Atlanta 1996, Alan memutuskan pensiun dari bulutangkis. Namun, dia tidak langsung memutus hubungan Alan dengan bulutangkis. Dia masih mengkritisi pekembangan bulutangkis di negeri ini.
Dia mengatakan banyak atlet yang lahir dengan bakat alami. Sementara, pemain dari luar negeri tidak mempunyai bakat alami seperti itu.Seharusnya hal tersebut menjadi lebih mudah dalam mendapatkan bibit baru di bidang perbulutangkisan. Bahkan, jumlah peserta setiap ada kejuaraan bulu tangkis di tanah air selalu membeludak.
Bagi Alan, salah satu faktor kegagalan Indonesia dalam meraih kejuaraan di berbagai pertandingan adalah proses regenerasi yang terputus sementara.
Dia berharap pembinaan atlet bulu tangkis di Tanah Air mendapat dukungan dana dari pemerintah sehingga atlet muda Indonesia memiliki kesempatan bertanding di setiap even dunia.
Sejak pertengahan 2002, Alan bersama Susi mendirikan perusahaan yang memproduksi raket dengan merk sendiri, yaitu Astec (Alan-Susi Technology). Saat ini Susi sedang asyik dengan usaha message dan reflexiologi. Untuk bisnisnya itu di Jakarta Susi telah memiliki 6 outlet dengan 100 lebih karyawan. Dia akan terus membuka usaha tersebut di tempat lain dan kami berkomitmen untuk berbisnis yang berhubungan dengan kesehatan.
Riset dan analisis oleh Vizcardine Audinovic