Secara aqidah Rhoma Irama tetap tolak Ahok jadi gubernur
Penolakan Basuki Cahaya Purnama atau Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta untuk menggantikan Joko Widodo datang dari raja dangdut Rhoma Irama.
Penolakan kenaikan jabatan Basuki Cahaya Purnama atau Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta untuk menggantikan kursi yang ditinggalkan Joko Widodo datang dari raja dangdut Rhoma Irama. Dia terang-terangan menolak jabatan nomor satu DKI jatuh ke tangan Ahok karena alasan aqidah sebagai seorang muslim.
Namun dirinya berjanji akan tetap menghormatinya Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta. Secara konstitusional, mantan Wakil Gubernur itu sudah sah sebagai pemimpin DKI.
-
Kenapa Rhoma Irama diundang sebagai penguji ahli? Rhoma Irama dihadirkan sebagai penguji ahli dalam sidang promosi/terbuka karena namanya ada di dalam penelitian disertasi tersebut.
-
Siapa yang menemani Rhoma Irama saat mencoblos? Jadi Pusat Perhatian, Ini 8 Potret Rhoma Irama Nyoblos di TPS Didampingi Istri Tercinta Ricca Rachim membuktikan kesetiaannya kepada sang raja dangdut dengan menggandeng mesra suaminya, yang langsung menjadi sorotan warga di TPS.
-
Kenapa Jokowi memanggil Menaker Ida dan Kakak Cak Imin? Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil dua menteri Partai Kebangkitan Bangsa, yaitu Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Indonesia (Mendes-PDTT) Abdul Halim Iskandar dan Menaker Ida Fauziyah.
-
Bagaimana Rhoma Irama mendapat julukan Raja Dangdut? Kepopuleran Rhoma membuat dirinya mendapat predikat sebagai Raja Dangdut.
-
Apa yang dirayakan oleh Ahok dan Puput? Ahok dan Puput merayakan ulang tahun putri mereka dengan acara yang sederhana, namun dekorasi berwarna pink berhasil menciptakan atmosfer yang penuh semangat.
-
Siapa saja yang mendampingi Jokowi? Sebagai informasi, turut mendampingi Presiden dalam kegiatan ini adalah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Gubernur Jambi Al Haris, dan Pj. Bupati Merangin Mukti.
"Kalau ini sudah konstitusional sebagai bangsa kita harus mendukung. Tapi dalam konteks aqidah saya menolak," ujar Rhoma Irama di Kawasan Cipayung, Jakarta Timur, Senin (6/10).
Penolakan itu, kata Rhoma, sesuai dengan subjektivitas agama Islam dalam memilih seorang pemimpin. Ahok menurutnya tidak sesuai dengan kriteria dalam agama yang diyakininya itu.
"Saya pribadi tidak mendukung, karena ada larangan Islam, ada subjektivitas agama. Bukan saya tidak suka pada personalnya, tapi ini amanat Allah," ungkapnya.
"Ini yang sangat prinsip. Karena semua negara mayoritas akan menolak pemimpin yang minoritas," tukasnya.
Sebelumnya Front Pembela Islam (FPI) melakukan penolakan atas Ahok sebagai Gubernur. Mereka melancarkan aksi yang berbuah anarkisme di lingkungan Kantor Gubernur. Kini mereka diproses secara hukum karena tindakan tersebut.
(kpl/uji/dar)
(mdk/kln)