Ridwan Kamil Sindir Pramono: Gubernur Paling Banyak Gusur, Paling Brutal Pak Ahok dari Partai Mas Pram-Bang Doel
Ridwan Kamil menyindir penggusuran di Jakarta yang terjadi di era kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Debat panas terjadi antara Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 1 Ridwan Kamil dan Calon Gubernur nomor urut 3 Pramono Anung. Ridwan Kamil menyindir penggusuran di Jakarta yang terjadi di era kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Bermula saat Ridwan Kamil menanyakan koefisien dan efektivitas bangunan milik pemerintah untuk dijadikan hunian bagi warga. Menjawab pertanyaan itu, Pramono Anung menegaskan akan menggunakan lahan dan bangunan milik Pemprov DKI untuk dimanfaatkan sebagai hunian.
“Kami akan gunakan lahan Pemprov DKI dan BUMD untuk jadi tempat hunian. Kantor kecamatan,kelurahan, desa, menjadi hunian ke atas,” ujar Pramono dalam debat ketiga Pilkada DKI Jakarta bertema ‘Lingkungan Perkotaan dan Perubahan Iklim’ di Ballroom Hotel Sultan, Minggu (17/11).
Pramono mencontohkan, di kawasan Blok S Jakarta Selatan, ada satu sekolah dengan luas 1,1 Hektare. Di mana bisa dimanfaatkan untuk hunian hingga coworking space.
Menanggapi itu, Ridwan Kamil menegaskan bahwa aset dan lahan yang dimiliki Pemprov DKI tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan hunian warga. Menurutnya, solusi yang tepat adalahd atau rumah tinggal warga bisa dimanfaatkan dan dibuat hingga 3 sampai 5 lantai untuk dibuat hunian baru.
Ridwan Kamil kemudian menyindir mantan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama dalam menata kota. Ridwan Kamil juga menyindir PDIP sebagai partai tempat Ahok bernaung.
“Supaya tidak lagi terjadi penggusuran. Gubernur paling banyak menggusur itu datangnya dari partai mas Pram. Pak Ahok itu menggusur 113 penggusuran. Menurut JJ Rizal Gubernur paling brutal lakukan penggusuran itu pak Ahok dari partai mas pram dan bang Doel,” sindir Ridwan Kamil.
Pramono memilih tidak menanggapi soal Ahok. Dia justru menegaskan komitmennya untuk tidak melakukan penggusuran dalam proses penataan kota.
“Malam ini saya didampingi Ahoker dan Anak Abah. Saya akan gabungkan. Saya komitmen bangun Jakarta memanusiakan orang yang perlu pertolongan. Saya tidak akan menggusur, pemberdayaan. Itu yang dibutuhkan warga Jakarta,” tegas Pramono.