5 Negara yang warganya paling ogah berhubungan seks
Dampak negatif warga malas senggama banyak lho. Di antaranya pertumbuhan penduduk anjlok.
Hubungan seks yang kurang memuaskan mungkin cuma masalah masing-masing individu. Tapi bila yang merasakannya mendekati separuh populasi, berarti ada masalah di sebuah negara.
Laporan dilansir pemerintah Jepang dua hari lalu menunjukkan permasalahan suram akibat lesunya seks. Peserta jajak pendapat Asosiasi Perencana Keluarga Jepang menyatakan 49,3 persen warga mengaku tidak berhubungan seks lebih dari sebulan. Dampaknya serius, masa depan Jepang terancam dengan angka kelahiran semakin anjlok.
-
Apa yang diekspor ke Singapura? Sebanyak 557.280 butir telur ayam konsumsi diekspor ke Singapura dengan nilai SGD 101.730 atau setara Rp 1,15 M.
-
Mengapa Amerika Serikat disebut sebagai negara serikat? Struktur pemerintahan AS adalah contoh federasi yang baik. Konstitusi AS menetapkan sistem federalisme di mana kekuasaan dibagi antara pemerintah pusat di Washington, DC, dan pemerintah dari 50 negara bagian.
-
Kapan Singapura merdeka? Singapore Independence Day was on the 9th of August 1965.
-
Mengapa pasukan Inggris menjajah Indonesia? Sebab utama penjajahan tersebut bermula dari adanya perjanjian politik Inggris dengan Belanda.Saat itu, Belanda yang tengah dijajah oleh Prancis, di bawah pimpinan Napoleon Bonaparte merasa kalah dan bangkrut.
-
Bagaimana Singapura dikenal dunia? Singapore size is not as big as Indonesia, but the city ranks highly in numerous international rankings for its education, entertainment, finance, healthcare, human capital, innovation, logistics, manufacturing, technology, tourism, trade, and transport.
-
Apa yang dimaksud dengan sinonim dalam Bahasa Inggris? Sinonim sendiri merupakan persamaan kata dengan arti yang serupa atau hampir sama.
Rupanya, ada lembaga yang aktif memantau aktivitas ranjang warga seluruh dunia. Tim dari produsen kondom Durex, memetakan mana saja negara dengan warga rajin berhubungan badan, dan mana yang kehidupan seksnya menyedihkan.
Dalam survei Durex Global Research Februari 2014, seperti dilansir situs the richest, terdapat daftar negara-negara yang lesu untuk urusan senggama.
Mengukurnya bagaimana? Lewat wawancara interaktif, memantau beberapa variabel. Misalnya tingkat stres harian narasumber, jumlah orgasme saban seks, rutinitas bersenggama, hingga penilaian kualitatif tiap individu soal kepuasannya dengan pasangan.
Daftar berikut coba merangkum lima negara terbawah yang masyarakatnya disimpulkan ogah-ogahan berhubungan badan. Penasaran? Simak urutannya berikut ini:
Singapura
Warga negara Kota ini rupanya cukup malas dengan seks. Walau 62 persen populasi dewasa mengaku melakukan hubungan badan setidaknya sekali per pekan, tapi tingkat kepuasannya cuma 35 persen.
Jumlah warga yang memilih mengurangi aktivitas seks bahkan meningkat bila dibandingkan data Durex pada lima tahun lalu.
Di luar itu, Durex memetakan beberapa alasan mengapa 37 responden dari Singapura kini malas bersenggama. Pertama adalah beban kerja yang makin berat di kalangan kelas menengah. Pulang kerja sudah capek, malas harus olah raga tengah malam.
Alasan kedua, hukum Singapura mengatur bahwa memperjualbelikan benda berbau pornografi terlarang, walau menontonnya dari Internet dibolehkan. Syahwat masyarakatnya pun ikut turun.
Inggris
Warga Inggris Raya, meliputi pula Irlandia Utara, Wales, dan Skotlandia, ternyata adem ayem untuk urusan ranjang.
Dari survei Durex tahun lalu, 55 persen warga mengaku masih mau berhubungan badan seminggu sekali. Tapi soal kepuasan cuma dinyatakan oleh 40 persen responden. Angka seks bebas di Inggris juga tidak setinggi Jerman, yang 2/3 warganya mengakui biasa menjalani 'cinta satu malam'.
Lalu kenapa bisa begitu? Jawabannya nyaris sama dengan Singapura. Semakin maju perekonomian, maka waktu tersisa buat melakukan seks bertambah sempit. Tak sedikit responden mengaku kelelahan bila malam hari harus dipakai berhubungan badan dengan pasangan.
Amerika Serikat
Walau statusnya adalah Negeri Adi Daya, ternyata penduduk Amerika Serikat kurang berdaya di atas ranjang.
Padahal, kurang apa coba sumber untuk bikin pikiran ngeres di AS. Industri pornografi tumbuh subur, alat bantu seks dijual bebas pada warga dewasa, dan masih banyak lagi.
Nyatanya, Durex mencatat hanya 53 persen warga AS yang rutin berhubungan badan sepekan sekali. Kelihatannya masih mayoritas, tapi bila mengingat status Amerika sebagai negara berpenduduk terbanyak ketiga di dunia, maka jumlah orang yang ogah-ogahan bersenggama sangat tinggi.
Lebih parah lagi, cuma 48 persen yang merasa kehidupan seksnya bahagia. Ini termasuk faktor yang memicu tingginya angka perceraian di Negeri Paman Sam. Sama seperti negara lain di daftar ini, semakin beratnya beban hidup menjadikan seks prioritas kesekian setiap responden.
Nigeria
Walau negara paling kaya minyak di Afrika, Nigeria ternyata tidak kaya soal urusan senggama. Sama seperti Amerika Serikat, cuma 53 persen warga Nigeria yang doyan nge-seks tiap minggu.
Intensitas hubungan badan warga Nigeria bahkan lebih rendah dari AS. Tapi yang menarik, untuk warga aktif bersenggama, periodenya lama. Reratanya sekitar 24 menit.
Tapi tidak semua warga demikian. Durex belum melansir alasan detail, bagaimana masyarakat negara kaya di Benua Afrika ini malah kurang aktif berhubungan badan.
Jepang
Sebetulnya bukan kejutan bila Jepang ada di puncak daftar negara yang warganya malas berhubungan badan. Sejak lama isu ini sudah berembus ke dunia internasional.
Resesi Jepang selama dua dekade terakhir juga dipicu oleh semakin berkurangnya penduduk usia muda. Lagi-lagi karena lebih banyak warga pilih menjomblo. Mending kalau cuma tidak punya pacar, lha ini juga ogah melakukan seks.
Setahun rata-rata lahir 250 ribu bayi dari populasi 35 juta orang. Namun di Ibu Kota London, Inggris kelahiran mencapai 135 ribu per tahun padahal populasinya hanya 8,3 juta orang.
Data Durex menunjukkan 20 persen lelaki Jepang rentang usia 25-29 tahun mengaku tidak tertarik dengan segala hal berbau seks.
Dalam arsip berita Daily Mail tak sedikit warga Jepang memilih menjalin hubungan dengan boneka daripada manusia lantaran ogah menemukan kekacauan, konflik, masalah yang biasa terjadi antara suami-istri.
(mdk/ard)