Bengkel Kapak Berusia 1,2 Juta Tahun Ditemukan, Begini Penampakannya
Bengkel kapak batu ini ditemukan di Ethiopia, yang pernah dihuni manusia purba jutaan tahun lalu.
Para ilmuwan menemukan harta karun yang terdiri dari hampir 600 kapak obsidian yang dibuat lebih dari 1,2 juta tahun lalu di Ethiopia.
Menurut penelitian baru, kapak ini dibuat kelompok hominin yang tidak diketahui, keluarga yang terdiri dari manusia modern dan banyak kerabat kita yang telah punah.
-
Apa yang ditemukan oleh sukarelawan di situs arkeologi? Sukarelawan yang terlibat dalam penggalian di situs arkeologi menemukan patung kepala wanita Romawi kuno dengan ukiran khas.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di Sarsina? Para arkeolog di Italia telah berhasil mengungkapkan sebuah penemuan menakjubkan di kota Sarsina. Penemuan ini diumumkan Kementerian Kebudayaan Italia (MIC) dalam keterangan persnya.
-
Apa yang ditemukan para arkeolog di Kastil Ayanis? Para arkeolog menemukan beberapa artefak bela diri saat melakukan penggalian di sebuah kastil kuno di Turki. Artefak bela diri tersebut berisi tiga perisai perunggu, baju besi, dan sebuah helm perunggu yang berasal dari 2.700 tahun lalu.
-
Apa yang ditemukan para arkeolog di Inggris? Temuan ini disebut satu-satunya di dunia, telur yang masih utuh dengan cairan putih dan kuningnya. Ini satu-satunya telur di dunia yang ditemukan dalam kondisi utuh kendati telah berumur 1.700 tahun.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di Inggris? Baru-baru ini arkeolog menemukan kapak genggam prasejarah di Inggris. Ilmuwan takjub dengan ukuran perkakas berusia 300.000 tahun ini, yang dinilai sangat besar.
-
Apa yang ditemukan para arkeolog di kota kelahiran Sinterklas? Para arkeolog menemukan sejumlah hiasan plakat kaca dengan desain yang sangat indah saat menggali di kota kelahiran Sinterklas.
Temuan ini juga mengungkapkan, hominin yang tinggal di bagian Ethiopia ini, yang dikenal sebagai Melka Kunture, pastilah perajin yang sangat terampil untuk bekerja dengan bahan yang tidak terduga.
Para ilmuwan yang dipimpin Margherita Mussi, seorang arkeolog di Universitas Sapienza, menemukan penggunaan obsidian lebih dari 1,2 juta tahun yang lalu oleh hominin yang hidup di sepanjang Sungai Awash di Ethiopia. Temuan mereka diterbitkan dalam jurnal Nature Ecology & Evolution.
Dari 578 kapak tangan yang ditemukan para peneliti di Melka Kunture, semuanya terbuat dari obsidian kecuali tiga.
“Menyusul pengendapan akumulasi bebatuan obsidian di sungai yang berkelok-kelok, hominin mulai mengeksploitasinya dengan cara baru, menghasilkan alat-alat besar dengan ujung tajam,” jelas Mussi dan rekan-rekannya dalam penelitian tersebut, dikutip dari Vice, Kamis (2/2).
"Menurut kami hominin melakukan lebih dari sekadar bereaksi terhadap perubahan lingkungan; mereka memanfaatkan peluang baru, dan mengembangkan teknik baru dan keterampilan baru menurut mereka," tambah para ilmuwan.
Obsidian adalah kaca vulkanik yang terbentuk dari lahar dingin, sehingga batu ini memiliki warna gelap yang khas dan struktur rapuh. Sebagai kaca yang rapuh dan berujung tajam, obsidian berfungsi untuk membuat perkakas dan senjata, tetapi kualitas yang sama membuatnya sulit untuk dipahat karena dapat dengan mudah pecah dan menyebabkan cedera.
Banyak budaya manusia mengandalkan obsidian untuk barang estetika dan fungsional selama beberapa milenium terakhir. Namun, penggunaan kaca ini semakin gencar di era Pleistosen.
Bukti arkeologis menunjukkan, hominin yang tinggal di Melka Kunture membuat kapak tangan obsidian dengan standarisasi yang "luar biasa" dan perhatian terhadap detail yang "difokuskan pada pengaturan akhir artefak," menurut penelitian.
"Kami menunjukkan melalui analisis statistik bahwa ini adalah kegiatan yang terfokus, kapak tangan yang sangat standar diproduksi, dan ini adalah bengkel perkakas batu," tim menyimpulkan.
(mdk/pan)