Berada di Helikopter Ketiga, Kepala Staf Kepresidenan Ungkap Detik-Detik Jatuhnya Helikopter Presiden Iran, Ada Penumpang yang Masih Hidup
Presiden Iran, Ebrahim Raisi, tewas dalam kecelakaan helikopter pada Minggu (19/5).
Presiden Iran, Ebrahim Raisi, tewas dalam kecelakaan helikopter pada Minggu (19/5).
- Iran Bentuk Komisi Khusus Selidiki Penyebab Jatuhnya Helikopter Presiden Ebrahim Raisi
- VIDEO: Presiden Iran Dipastikan Tewas Dalam Kecelakaan Helikopter, Nasib Nahas Jenazah
- Media Pemerintah Iran Ungkap Tak Ada Tanda-Tanda Kehidupan di TKP Jatuhnya Helikopter Presiden Ebrahim Raisi
- FOTO: Detik-Detik Helikopter yang Ditumpangi Presiden Iran Ebrahim Raisi Lepas Landas Sebelum Akhirnya Jatuh di Pegunungan
Berada di Helikopter Ketiga, Kepala Staf Kepresidenan Ungkap Detik-Detik Jatuhnya Helikopter Presiden Iran, Ada Penumpang yang Masih Hidup
Kepala Staf Kepresidenan Iran, Gholam Hossein Esmaili, mengikuti kunjungan kerja Presiden Ebrahim Raisi ke Provinsi Azerbaijan Timur pada Minggu (19/5). Raisi menghadiri acara peresmian proyek pembangunan dam, bekerja sama dengan negara tetangganya, Azerbaijan.
Namun pada hari nahas tersebut, Esmaili berada di helikopter yang berbeda dengan Presiden Raisi.
Ada tiga helikopter yang membawa rombongan presiden ke lokasi acara.
Dia berada di salah satu dari dua helikopter yang mencapai tujuan dengan selamat yaitu kota Tabriz.
Sementara helikopter yang membawa presiden dan tujuh pejabat lainnya, termasuk Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian, jatuh dan menewaskan seluruh penumpang beserta pilotnya.
Dua hari setelah kecelakaan, Selasa (21/5), Esmaili mengungkapkan detik-detik jatuhnya helikopter Presiden Raisi, dalam wawancaranya dengan Islamic Republic of Iran News Network (IRINN).
“Setelah salat zuhur, kami berangkat menuju arah Tabriz," tuturnya, dikutip dari The Cradle, Rabu (22/5).
"Cuaca cerah, tidak ada kondisi cuaca yang perlu dikhawatirkan."
"Setelah setengah jam berada di udara, sebelum mencapai tambang tembaga Sungun, ada sepetak kecil awan," lanjut Esmaili.
Esmaili mengatakan tidak ada kabut sama sekali. Ada kabut di darat, tetapi tidak di udara di mana helikopter melaju. Namun, di satu area kecil yang padat, ada sepetak kecil awan di atas tebing. Dari segi ketinggian, awan ini berada pada ketinggian yang sama dengan ketinggian rombongan helikopter itu.
“Di sanalah pilot helikopter yang kini telah gugur, yang juga merupakan komandan armada, mengatakan kepada pilot lainnya untuk naik ke atas awan. Kami adalah pilot ke-3, di belakang helikopter presiden. Kami tiba di atas awan, kami naik selama kurang lebih 30 detik. Pilot kami tiba-tiba menyadari bahwa helikopter utama yang membawa presiden hilang,” katanya.
Esmaili juga mengatakan, mereka sama sekali tidak merasakan turbulensi dan keadaan langit di sekitarnya cerah tanpa ada awan. Tiba-tiba saja ia tidak melihat helikopter utama yang membawa presiden Iran tersebut.
“Namun kami menyadari bahwa pilot kami tiba-tiba berbalik arah, jadi saya bertanya kepadanya mengapa? Dia mengatakan bahwa salah satu helikopter kami hilang. Kami memperkirakan bahwa mereka melakukan pendaratan darurat, karena kami juga tidak memiliki kontak radio lagi. Jadi saya bertanya kepadanya kapan terakhir kali kontak dilakukan? Pilot menjawab, ‘Satu menit dan 30 detik yang lalu, ketika pilot menyuruh kami naik ke atas awan.’”
Esmaili kemudian menjelaskan helikopter mereka berputar-putar di sekitar area tersebut beberapa kali, tetapi area dengan patch awan juga tidak terlihat oleh mereka dan terlalu berisiko untuk memasuki area tersebut. Mereka beberapa kali gagal melakukan kontak radio. Mereka terpaksa melakukan pendaratan setelah 30 detik di tambang tembaga Sungun untuk melakukan penyelidikan.
“Selama penerbangan, kami terus menerus melakukan panggilan telepon seluler dengan para penumpang, termasuk pengawal, Pak Abdollahian, gubernur Azerbaijan Timur dan imam salat Jumat di Tabriz. Namun, kami mencoba menghubungi mereka semua tanpa hasil,” katanya.
Setelah berkali-kali mencoba menelpon, Esmaili mendapatkan jawaban dari ponsel Mohammad Ali Ale-Hashem, imam salat Jumat di Tabris, yang berada di helikopter yang sama dengan Presiden Raisi.
“Saya bertanya kepadanya apa yang sebenarnya terjadi? Dia mengatakan kepada kami tidak tahu apa yang telah terjadi, ketika ditanya tentang keberadaannya, dia mengatakan tidak tahu. Dia hanya menggambarkan apa yang bisa dia lihat, menjelaskan kepada kami apa yang dia lihat, misalnya dikelilingi oleh pepohonan. Saya bertanya kepadanya tentang kondisi orang lain, Ayatollah menjawab dia sendirian dan tidak bisa melihat orang lain dan dia sendirian.”
Kemudian Esmaili segera membentuk tim darurat dari tambang tembaga di sekitar daerah itu, yang memiliki fasilitas yang baik seperti ambulans dan kendaraan-kendaraan yang diperlukan.
Namun setelah sempat berbicara lewat telepon, Ayatullah Hashem ditemukan meninggal setelah puing-puing helikopter ditemukan tim penyelamat. Hashem juga merupakan perwakilan pemimpin tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei untuk Azerbaijan Timur.
Pejabat lain yang ada di dalam helikopter nahas tersebut di antaranya Gubernur Provinsi Azerbaijan Timur Malek Rahmati dan komandan Paspampres Mahdi Mousavi.