Beredar tudingan pertemuan Jokowi-Obama diatur konsultan Singapura
Tudingan itu ditulis oleh Michael Buehler, dosen Ilmu Politik Asia Tenggara di School of Oriental and African Studies.
Michael Buehler, dosen Ilmu Politik Asia Tenggara di School of Oriental and African Studies di London, menuding pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Presiden Barack Obama di Gedung Putih akhir Oktober lalu terjadi berkat lobi konsultan Singapura.
Dalam artikel berjudul "Menunggu di Lobi Gedung Putih" yang dia tulis di situs New Mandala (http://asiapacific.anu.edu.au) kemarin, Buehler mengatakan konsultan Singapura Pereira Internasional PTE LTD membayar senilai USD 80 ribu kepada perusahaan pelobi R & R Partners, Inc di Las Vegas, Amerika Serikat untuk membantu Presiden Jokowi bertemu dengan Obama.
Situs New Mandala berisi rangkaian analisis dan perspektif politik terkait dengan dinamika yang terjadi di kawasan Asia Tenggara.
Dengan kesepakatan itu, R&R Partners akan bekerja sebagai konsultan bagi para pejabat Indonesia, yang membantu untuk mendapatkan akses ke Gedung Putih, dalam rangka kunjungan Presiden Joko Widodo ke AS. R&R Partner’s juga akan mengomunikasikan pentingnya Indonesia bagi AS di sektor keamanan, perdagangan, dan ekonomi, kepada orang-orang berpengaruh di Gedung Putih.
"Sebuah dokumen bertanggal 8 Juni 2015 yang dibuka Kementerian Kehakiman AS 17 Juni 2015 berisi perjanjian antara konsultan Singapura, Pereira Internasional PTE LTD dengan R & R Partners, Inc. Las Vegas senilai USD 80.000," tulis Buehler.
Menurut dia, peristiwa itu adalah skandal diplomasi yang menunjukkan lemahnya koordinasi kepemimpinan pemerintah Indonesia, terutama dalam agenda kebijakan luar negeri.
Buehler juga menuding kondisi ini sebagai akibat renggangnya hubungan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Panjaitan dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Pada Maret lalu diberitakan Luhut terbang ke Amerika untuk mempersiapkan kunjungan Presiden Jokowi. Padahal kunjungan kenegaraan seharusnya dipersiapkan oleh Kementerian Luar Negeri.
Buehler meyakini kedekatan Luhut dengan Pereira memuluskan agenda pertemuan Jokowi-Obama itu. Luhut diketahui sebelumnya adalah duta besar RI untuk Singapura.