Di KTT G20, Jokowi beberkan cara ampuh hadapi terorisme dunia
Di KTT G20, Jokowi beberkan cara ampuh hadapi terorisme dunia. Menurut Jokowi, dengan program deradikalisasi, terungkap hanya tiga dari 560 mantan aktor teroris yang ingin melakukan serangan teror lagi.
Pendekatan seimbang menggunakan cara lunak dan cara keras menjadi strategi ampuh Indonesia menanggulangi dan memberantas terorisme. Hal ini disampaikan Presiden Joko Widodo dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Hamburg, Jerman, Sabtu (8/7).
Dia juga memamerkan keberhasilan Indonesia dalam menangani masalah terorisme dengan program deradikalisasi. Menurut Jokowi, dengan adanya program ini, terungkap hanya tiga dari 560 mantan aktor teroris yang ingin melakukan serangan teror lagi.
Karenanya, lanjut dia, Pemerintah Indonesia telah merekrut para pengguna akun media sosial untuk menyebarkan pesan damai.
"Dua organisasi Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama juga berperan penting dalam menyebarkan perdamaian dan ajaran Islam yang toleran," ujar Jokowi, seperti dikutip dari situs Sekretariat Presiden, setkab.go.id.
"Sejarah telah mengajarkan kita bahwa senjata dan kekuatan militer tidak bisa memberantas terorisme. Pikiran sesat hanya bisa dikoreksi dengan cara berpikir yang benar," imbuhnya.
Dalam kesempatan ini, mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengangkat kasus Marawi, kota di Filipina yang dikuasai kelompok berbaiat ke Negara Islam Irak dan Syam (ISIS). Jokowi menegaskan, kasus Marawi merupakan panggilan bagi dunia jika ISIS telah menyebar dan berafiliasi dengan teroris lokal.
Dia juga menyampaikan upaya pencapaian solusi terhadap Marawi dengan inisiatif perundingan trilateral dengan Malaysia dan Filipina.
"Ke depan, ASEAN juga akan bekerja sama dengan Australia dalam pemberantasan terorisme di kawasan," tutur mantan Wali Kota Solo tersebut.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi juga menyampaikan beberapa pandangannya dalam upaya memberantas ancaman terorisme. Pertama, imbauan kepada G20 untuk meningkatkan pengawasan terhadap aliran dana jaringan kelompok radikal dan teroris. Kedua, G20 harus menjadi kekuatan pendorong dalam penyebaran kontra naratif dengan penekanan pada gerakan moderasi dan penyebaran nilai-nilai damai dan toleran.
“Apakah kita menyerah kepada teror? Apakah kita akan tetap diam? Kita tidak boleh menyerah, kita tidak boleh tinggal diam, kita harus bersatu untuk memerangi ancaman terorisme,” tegas Jokowi dalam sambutannya.