Duterte terlalu sibuk untuk penuhi undangan Trump ke Gedung Putih
Duterte terlalu sibuk untuk penuhi undangan Trump ke Gedung Putih. Dia mengatakan dalam waktu dekat sudah memiliki rencana ke Rusia dan Israel.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan dirinya kemungkinan akan menolak undangan Presiden Amerika Serikat Donald Trump ke Gedung Putih. Pasalnya, Duterte mengklaim jadwalnya terlalu padat.
"Jadwal saya sangat padat. Jadi saya tidak bisa berjanji (memenuhi undangan). Saya harus pergi ke Rusia, kemudian ke Israel," tuturnya, seperti dikutip dari The Independent, Senin (1/5).
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Apa yang diramalkan tentang Donald Trump? Roberts menunjukkan bahwa Trump mungkin lebih fokus pada kekalahannya di masa lalu dibandingkan peluang yang ada saat ini. Maksudnya adalah Trump diramalkan bakal kalah di pemilu presiden tahun ini.
-
Dimana peristiwa penembakan terhadap Donald Trump terjadi? Peristiwa tersebut terjadi kala Trump sedang kampanye Pilpres AS di depan pada pendukungnya di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/7).
-
Kapan Donald Trump diramal? Jauh sebelum Donald Trump mengalami penembakan saat kampanye, pada Januari 2024 lalu, ia pernah diramal.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas
Duterte melontarkan pernyataan ini usai menerima undangan via telepon dari Trump beberapa waktu lalu. Dan lantaran undangan tersebut, mantan walikota Davao ini mendapat kecaman dari sejumlah aktivis hak asasi manusia.
Para pegiat HAM memang memiliki antipati pada Duterte. Lalu, saat mengetahui Trump meneleponnya dan mengundangnya ke Gedung Putih karena perang narkoba yang dilakukannya, aktivis menjadi lebih berang lagi.
"Dengan mendukung Duterte dan kampanye anti-narkoba, secara moral Trump terlibat pembunuhan selanjutnya," seru Direktur Advokasi Asia dan Human Rights Watch John Sifton.
Sementara itu, Kepala Staf Gedung Putih Reince Priebus menegaskan, fokus pembicaraan Trump dan Duterte mengenai program nuklir Korea Utara. Dia menambahkan kerja sama AS dengan Filipina dan negara Asia lainnya merupakan penyelesaian konflik di Semenanjung Korea tersebut.
Pada akhir pekan lalu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengundang Presiden Filipina Rodrigo Duterte ke Gedung Putih. Undangan ini disampaikan Trump lewat sambungan telepon, seperti diungkapkan Gedung Putih lewat pernyataan tertulis.
Sayangnya, dalam pernyataan tersebut Gedung Putih tidak menuliskan jadwal tepat kedua pemimpin akan bertemu di Washington DC.
Baca juga:
AS-Filipina makin dekat, Trump ajak Duterte ke Gedung Putih
Duterte: Jika bodoh Trump tidak jadi miliarder, tak seperti saya
Duterte sebut Trump dukung dirinya perangi narkoba secara brutal
Ini kepala negara pertama yang ucapkan selamat kepada Trump