FBI: Indonesia jadi Negara Tujuan Penipuan Lowongan Kerja dari Hollywood
FBI saat ini tengah mencari korban penipuan bermodus industri dunia hiburan, mereka yang diming-imingi bekerja dalam proyek film besar di Indonesia.
Biro Penyelidikan Federal Amerika Serikat (FBI) belum lama ini mengungkap informasi mengejutkan yang menyebut di laman resminya bahwa Indonesia sebagai negara tujuan para pelaku penipuan berkedok industri dunia hiburan.
FBI meyakini modus penipuan ini sudah berlangsung sejak 2013 silam. FBI pun mengimbau kepada para warga negara Amerika yang pernah tertipu untuk segera melaporkan diri.
-
Bagaimana FBI mengakses telepon pelaku? FBI mengatakan mereka telah "berhasil mendapatkan akses" ke telepon milik pelaku, Thomas Matthew Crooks. Sayangnya, tak jelas bagaimana FBI mengakses telepon pelaku tersebut.
-
Mengapa FBI membuka enkripsi HP pelaku? Butuh waktu beberapa hari, namun FBI akhirnya berhasil memecahkan sandi dari telepon pria berusia 20 tahun yang tewas.
-
Apa yang diceritakan dalam film Budi Pekerti? Menceritakan keluarga Prani, guru BK yang terperangkap dalam badai kontroversi. Insiden perselisihan viralnya dengan pengunjung pasar telah membawa dampak besar pada kehidupan keluarganya. Penonton akan melihat bagaimana keluarga Prani, bersatu melawan cobaan dan perundungan yang mengancam pekerjaan dan martabat mereka.
-
Bagaimana film Red Notice membuat penonton terhibur? Banyak aksi kejar-kejaran, penipuan, dan komedi khas film ini sehinggga membuatnya menyenangkan untuk dinikmati oleh setiap orang.
-
Apa yang ditemukan FBI di rumah dan mobil pelaku? FBI mengatakan mereka telah "berhasil mendapatkan akses" ke telepon milik pelaku, Thomas Matthew Crooks. Sayangnya, tak jelas bagaimana FBI mengakses telepon pelaku tersebut. Informasi yang disampaikan mereka hanya menemukan perangkat mencurigakan di rumah dan mobilnya.
-
Apa yang dikatakan film "Mission Imposible" tentang rasa peduli? “Kami membutuhkan orang untuk peduli tentang satu kehidupan seperti Anda peduli tentang jutaan. Dengan cara itu saya tidak perlu melakukannya." -Mission Imposible
FBI saat ini tengah mencari korban penipuan bermodus industri dunia hiburan, mereka yang diiming-imingi bekerja dalam proyek film besar di Indonesia.
"FBI sedang mencari korban yang mungkin telah melakukan perjalanan ke Indonesia antara 2013 hingga sekarang untuk mengejar tawaran pekerjaan palsu dari orang-orang yang mengaku sebagai profesional industri hiburan terkenal," begitu bunyi pernyataan resmi FBI.
Menanggapi ini, kepada DW Indonesia, Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo, mengatakan saat ini Polri belum menerima adanya laporan terkait kasus tersebut. "Ya menunggu korban dulu tentang peristiwa tersebut," ujar Dedi singkat saat dihubungi DW Indonesia yang dikutip Jumat (19/7).
Ia juga menyatakan Polri siap menjalin komunikasi dengan FBI untuk membantu mengungkap dalang penipuan ini.
Sejauh ini modusnya diketahui selalu sama, seseorang yang mengaku sebagai produser eksekutif industri hiburan Hollywood melakukan panggilan telepon, mengirimkan pesan singkat, atau mengirim email berisikan tawaran pekerjaan yang menarik di Indonesia, khususnya di Jakarta. Mereka yang diketahui menerima tawaran ini adalah sejumlah fotografer, penulis, pemeran pengganti, perwakilan keamanan, dan lain sebagainya.
Mereka yang percaya akhirnya terbang ke Indonesia dengan menggunakan biaya pribadi terlebih dahulu, diiming-imingi pelaku akan mengganti biaya perjalanan mereka. Setibanya di Indonesia, mereka dijemput salah seorang sopir yang mengaku dari pihak manajemen, dan meminta sejumlah uang dalam bentuk dolar dengan jumlah yang besar.
"Para korban diyakinkan untuk terus memberikan sejumlah uang dalam mata uang AS hingga perjalanan selesai atau hingga mereka menyadari bahwa mereka adalah korban penipuan. Para korban tidak mendapat penggantian untuk biaya perjalanan, uang yang diberikan kepada sang supir, atau biaya pelayanan selama di Indonesia," lanjut bunyi pernyataan resmi FBI.
shutterstock
Untuk membuat korban-korbannya terjerat tipu daya, para oknum berani mencatut nama-nama beken profesional Hollywood seperti Presiden Lucasfilm, Kathleen Kennedy; Produser Marvel, Victoria Alonso; Mantan Direktur Sony Pictures, Amy Pascal; pengusaha sekaligus produser film, Wendi Deng Murdoch; hingga casting director, Sarah Finn.
Agen khusus FBI yang menangani kasus ini, Todd Hemmen, dalam sebuah pernyataan mengatakan para pelaku merupakan orang yang profesional.
"Para pelaku tampaknya melakukan pekerjaannya dengan sangat teliti, baik dengan memeriksa latar belakang identitas fiktif mereka, sehingga mengetahui banyak hal tentang individu yang mereka catut, hingga memeriksa secara menyeluruh pekerjaan yang dilakukan para korban," jelas Todd.
FBI sendiri tidak menyebutkan secara pasti jumlah korban ataupun kerugian yang diakibatkan skema penipuan ini. Namun sebuah firma investigasi K2, yang mengaku mengikuti perkembangan kasus ini, telah meminta keterangan kepada sekitar 100 orang korban. Setidaknya para korban mengalami kerugian sebesar USD 3.000 untuk biaya perjalanan dan akomodasi selama di Indonesia.
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
CIA dan FBI Diminta Selidiki Google Soal Dugaan Disusupi Intelijen China
Terima Kunjungan FBI, KPK Siap Perangi Korupsi Secara Global
Berkunjung ke Markas FBI, Polri Tingkatkan Kerjasama di Bidang Siber
Interpol dan FBI Bantu Penyelidikan Serangan Bom di Sri Lanka
Amerika Beri Penghargaan 8 Penyidik dan Jaksa KPK Terkait Kasus e-KTP
Satu dari 10 Buronan FBI Paling Dicari di 2018 Terbunuh Saat Baku Tembak