Gereja Katolik Venezuela kecam penggubahan doa buat Chavez
Penggubahan "Doa Bapa Kami" itu pertama kali diperkenalkan oleh seorang anggota Partai Persatuan Sosialis.
Gereja Katolik Roma di Venezuela mengecam Partai Persatuan Sosialis sebab menulis ulang "Doa Bapa Kami", doa kerap dipakai umat Nasarani, menjadi pujian terhadap mantan pemimpin negara itu Hugo Chavez.
"Doa Bapa Kami, yang merupakan doa bagi orang Kristen di seluruh dunia, adalah perkataan yang diucapkan sendiri oleh Yesus Kristus, dan oleh karena itu tidak boleh diubah-ubah," demikian pernyataan Gereja Katolik setempat, seperti dilansir surat kabar the Sydney Morning Herald, Jumat (5/9).
Penggubahan "Doa Bapa Kami" itu pertama kali diperkenalkan oleh seorang anggota partai pada Senin pekan ini sebagai bentuk permohonan agar Chavez melindungi mereka dari keburukan kapitalisme.
"Chavez kami yang di surga, di atas bumi, dan di lautan," kata Maria Estrella Uribe di depan gambar besar sang mantan presiden.
"Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan kapitalisme, bebaskanlah kami dari kejahatan oligarki, seperti kejahatan yang datang diam-diam, karena yang kami miliki hanyalah tanah air, perdamaian, dan kehidupan, sampai selama-lamanya. Amin. Viva Chavez!" ucap Maria, yang kemudian disambut tepuk tangan meriah.
Doa itu menyimbolkan hubungan spiritual antara "Chavistas" dengan mantan tentara yang memimpin Venezuela selama 14 tahun sebelum meninggal karena kanker pada Maret 2013 lalu.
Kelompok oposisi mengecamnya karena berpotensi berubah menjadi pemujaan terhadap individu. Sementara itu pihak gereja juga menyatakan keberatan.
"Seperti larangan perubahan lagu kebangsaan untuk menghormati seseorang, demikian halnya larangan bagi perubahan Doa Bapa Kami," kata pihak gereja pada Rabu malam. "Dia yang menggubah Doa Bapa Kami menjadi versi baru dan salah telah melakukan dosa kemusyrikan."
Sebagian besar warga Venezuela memeluk agama Katolik Roma. Meski demikian, banyak yang mencampurkan keimanan Kristen dengan bentuk-bentuk spriritualitas lain seperti praktik "Santeria" yang berakar dari tradisi orang-orang Afro-Karibia.
Sementara itu Chaves sendiri juga melakukan pencampuradukan ajaran. Dalam sejumlah pidatonya, dia mengajak orang untuk berdoa kepada Yesus dan Karl Marx.
Chavez juga punya hubungan yang kurang baik dengan gereja, terutama setelah institusi agama tersebut secara diam-diam mendukung upaya kudeta terhadap dirinya pada 2002 lalu.
Di sisi lain, Presiden Nicolas Maduro, yang menyebut dirinya sebagai anak spiritual Chavez, kemarin menyatakan bahwa gereja berupaya untuk melemahkan pengaruh Chavez.
"Mereka tidak dapat menggulingkan Chavez pada masa hidupnya. Dan sekarang mereka ingin membunuh cinta spiritual warga terhadapnya," kata Maduro yang mengaku Katolik tapi juga terinspirasi oleh guru spiritual asal India, Sai Baba.