Hormati Suu Kyi, KTT ASEAN di Manila tidak bahas soal krisis di Rakhine
Hormati Suu Kyi, KTT ASEAN di Manila tidak bahas soal krisis di Rakhine. Dokumen rancangan dibuat oleh Filipina sebagai ketua ASEAN saat ini tidak menyebutkan soal penderitaan rakyat muslim Rohingya akibat krisis kemanusiaan yang terjadi di Negara Bagian Rakhine, Myanmar, dan solusi untuk menyelesaikannya.
Dokumen rancangan dibuat oleh Filipina sebagai ketua ASEAN saat ini tidak menyebutkan soal penderitaan rakyat muslim Rohingya akibat krisis kemanusiaan yang terjadi di Negara Bagian Rakhine, Myanmar, dan solusi untuk menyelesaikannya.
Dalam dokumen yang dikeluarkan usai KTT ASEAN itu juga tidak disebutkan rincian situasi di Negara Bagian Rakhine. Dokumen itu pun tidak menggunakan istilah 'Rohingya' untuk etnis minoritas muslim. Bahkan, kasus yang terjadi di Negara Bagian Rakhine hanya disebutkan sekali dalam satu paragraf.
Paragraf dalam pernyataan resmi tersebut hanya menyebutkan tentang pentingnya bantuan kemanusiaan untuk diberikan kepada korban bencana alam di Vietnam, korban pertempuran yang melibatkan militan di Marawi, dan juga 'komunitas terkena dampak' di Rakhine.
Tidak adanya pembahasan tentang Rohingya di KTT ASEAN yang diselenggarakan di Manila itu turut dibenarkan oleh mantan menteri luar negeri Filipina, Roberto Rumolo. Rumolo membeberkan bahwa hal itu dilakukan karena Filipina tidak ingin menyinggung pemimpin Myanmar yang turut hadir dalan KTT tersebut.
"Mereka mencoba untuk menghormati Pemenang Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi," kata Rumolo kepada media Filipina ANC, dikutip dari laman Reuters, Senin (13/11).
Perwakilan Amnesty Internasional dari Filipina, Wilnor Papa, tidak menampik topik tentang terorisme dan perdamaian dunia dibahas dalam KTT ASEAN tahun ini, namun ada beberapa hal pula dinilai tidak layak untuk dibahas.
"Soal terorisme dan perdamaian serta ketertiban dunia akan dibicarakan oleh para pemimpin ASEAN. Tetapi ada banyak juga hal yang tidak akan dibahas dalam ruangan tersebut dan dengan sengaja diabaikan," ungkap Papa.
Sementara itu, beberapa negara anggota ASEAN, khususnya Malaysia yang berpenduduk mayoritas Muslim, telah menyuarakan keprihatinan mereka atas situasi di Rakhine.
Namun, prinsip ASEAN selama ini adalah tidak mencampuri urusan dalam negeri satu sama lain. Oleh karena itu, masalah tersebut tampaknya sengaja dikesampingkan pada KTT ASEAN kali ini.