Investigasi Reuters ungkap pembunuhan 10 warga Rohingya di Desa Inn Din
Investigasi Reuters ungkap pembunuhan 10 warga Rohingya di Desa Inn Din.
2 September 2017. Tentara Myanmar dan sekelompok massa Buddha di Desa Inn Din, Negara Bagian Rakhine, membunuh 10 pria Rohingya. Kantor berita Reuters mengungkap cerita pembantaian itu. Dalam proses investigasi kejadian ini dua wartawan Reuters ditangkap polisi Myanmar.
Sepuluh muslim Rohingya itu dibariskan di tanah dalam keadaan tangan terikat di belakang. Tak jauh dari situ mereka melihat beberapa tetangga Buddha menggali kubur buat mereka. Tak lama kemudian, 10 orang itu dibunuh. Hari masih pagi ketika itu.
-
Apa yang dilakukan Rohingya ini? Anggota Polsek Panipahan menemukan 11 orang Rohingya dan 11 Warga Negara Indonesia (WNI) yang akan menyebrang ke Malaysia secara ilegal.
-
Apa yang dilakukan oleh warga Rohingya di Pekanbaru? Mereka tiba tadi malam dan mengaku tidak tahu siapa yang membawa. Polisi mengamankan sebanyak 13 orang etnis Rohingya yang masuk wilayah Kota Pekanbaru, Riau. Mereka terlantar di jalan protokol yakni di pinggir Jalan Sudirman, Kota Pekanbaru.
-
Bagaimana situasi Rohingya di Bangladesh? Pemerintah Bangladesh telah berupaya untuk menangani masalah keamanan ini dengan meningkatkan patroli dan keamanan di sekitar kamp-kamp pengungsian.
-
Kenapa Rohingya melarikan diri dari Myanmar? Mereka telah menghadapi diskriminasi, kekerasan, dan penganiayaan dari pemerintah dan mayoritas Buddhisme Rakhine.
-
Dimana sebagian besar Rohingya tinggal di Myanmar? Etnis Rohingya adalah kelompok etnis minoritas Muslim yang mayoritas tinggal di negara bagian Rakhine di Myanmar.
-
Apa sebenarnya itu Rohingya? Etnis Rohingya adalah kelompok etnis minoritas Muslim yang mayoritas tinggal di negara bagian Rakhine di Myanmar.
Sang penggali kubur mengatakan, dua korban dipenggal oleh penduduk Buddha. Sisanya ditembak mati tentara Myanmar.
"Satu kuburan berisi 10 mayat," ujar Soe Chay, 55, pensiunan tentara dari Desa Inn Din di Negara Bagian Rakhine. Dia mengaku membantu menggali kubur dan menyaksikan pembantaian itu. Tentara melepaskan dua atau tiga peluru ke masing-masing pria Rohingya.
"Ketika sedang dikubur, beberapa masih mengeluarkan suara, sisanya sudah mati."
Dilansir dari laman Reuters, Jumat (9/2), pembantaian di desa pesisir Inn Din menjadi rangkaian kekerasan bernuansa konflik etnis di Negara Bagian Rakhine. Hampir 690 ribu warga muslim Rohingya mengungsi ke Bangladesh meninggalkan desa mereka sejak Agustus lalu. Pada Oktober tak seorang pun dari 6.000 penduduk masih bertahan di Desa Inn Din.
Bocah pengungsi Rohingya dalam gendongan orang tua ©2017 AFP PHOTO/Dibyangshu SARKAR
Warga Rohingya menuding tentara membakar, memperkosa, dan membunuh untuk mengusir mereka keluar dari Myanmar. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan militer Myanmar sudah melakukan genosida. Amerika Serikat menyebut kekerasan itu pembersihan etnis. Myanmar menyebut mereka melakukan 'operasi pembersihan' sebagai balasan atas serangan kelompok pemberontak Rohingya.
"Aliran besar pengungsi dari penduduk Rohingya dan penyebabnya telah memberi guncangan kepada dunia," kata Komisioner Tinggi HAM PBB (KTHAM), Zeid Raad Al Hussein, dalam forum diskusi Hari Peringatan Deklarasi HAM, di Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Senin (5/2).
Rohingya punya jejak leluhur di Rakhine yang berusia ratusan tahun. Namun kebanyakan rakyat Birma menganggap mereka adalah imigran yang tak diundang dari Bangladesh. Militer menyebut orang Rohingya sebagai 'Bengali'. Kekerasan sektarian belakangan meningkat dan lebih dari 100 ribu warga Rohingya harus tinggal di kamp pengungsian dengan akses makanan, obat-obatan, dan pendidikan yang terbatas.
Reuters mengumpulkan laporan dari apa yang terjadi di Inn Din jelang pembantaian 10 pria Rohingya--delapan pria dan dua siswa SMA.
Hingga kini cerita kekerasan terhadap Rohingya di Rakhine hanya berasal dari para korban. Laporan investigasi Reuters mewawancarai warga Buddha penduduk desa yang mengaku membakar rumah orang Rohingya, mengubur dan membunuh warga muslim.
Laporan ini juga pertama kali memuat pengakuan tentara dan polisi militer. Anggota polisi militer membeberkan gambaran operasi untuk mengusir habis warga Rohingya dari Inn Din. Dia mengakui militer berperan besar dalam operasi ini.
Keluarga korban di kamp pengungsi Bangladesh mengidentifikasi mayat-mayat itu lewat sejumlah foto diperoleh Reuters. Mereka yang dibunuh adalah nelayan, penjaga toko, dua remaja, dan seorang guru ngaji.
Tiga foto diperoleh Reuters dari seorang penduduk Buddha tokoh masyarakat yang mengabadikan pembantaian di Inn Din, dari mulai saat 10 orang Rohingya itu ditahan oleh tentara pada malam 1 September hingga ke eksekusi mereka pukul 10 pagi lewat sedikit pada 2 September. Mayat mereka kemudian ditumpuk di kuburan dangkal.
Investigasi Reuters dalam pembantaian di Inn Din ini membuat polisi Myanmar menangkap dua wartawan mereka. Wa Lone dan Kyaw Soe Oo, kedua warga Myanmar ditangkap pada 12 Desember karena diduga memperoleh dokumen rahasia tentang Rakhine. Mereka kemudian dijerat dengan pasal dari zaman kolonial Inggris dengan maksimum hukuman 14 tahun penjara.
Namun pengakuan versi militer bertentangan dengan apa yang Reuters peroleh dari saksi warga Buddha dan muslim Rohingya. Militer mengatakan 10 orang itu adalah bagian dari sekitar 200 'teroris' yang menyerang aparat keamanan. Tentara akhirnya memutuskan membunuh mereka karena situasi bentrokan senjata yang sengit tidak memungkinkan membawa mereka ke tahanan polisi. Pihak militer mengatakan mereka siap menindak tentara yang terlibat.
Penduduk Buddha yang diwawancara dalam laporan ini mengatakan tidak ada serangan dari pemberontak terhadap aparat keamanan di Inn Din. Saksi Rohingya mengatakan tentara mengambil 10 orang itu dari ratusan orang, pria, wanita, dan anak-anak yang sedang mencari perlindungan di pantai terdekat.
Sejumlah wawancara dengan penduduk Buddha di Rakhine, polisi militer, tentara, dan muslim Rohingya serata pejabat setempat kemudian mengungkapkan:
1. Militer dan polisi militer sengaja mengerahkan warga Buddha di Inn Din dan dua desa lainnya untuk membakar rumah warga Rohingya, kata lebih dari belasan penduduk desa warga Buddha. Sebelas penduduk desa warga Buddha mengatakan mereka mengaku melakukan kekerasan itu termasuk membunuh. Pemerintah dan militer Myanmar selama ini selalu mengatakan pemberontak Rohingya yang membakar rumah-rumah itu.
2. Perintah 'pembersihan' Inn Din dari unsur Rohingya berasal dari rantai komando militer, ujar tiga polisi para militer yang enggan diketahui identitasnya dan polisi keempat yang bertugas di uni intelijen di Sittwe. Aparat keamanan memakai pakaian sipil untuk menghindari ketahuan saat penggerebekan, kata seorang polisi paramiliter.
3. Sebagian anggota polisi militer menjarah harta benda Rohingya, termasuk sapi dan sepeda motor untuk kemudian dijual, kata pengurus desa bernama Maung Thein Chay dan seorang petugas polisi militer.
4. Operasi di Inn Din dilakukan oleh militer Divisi Infanteri Ringan 33, didukung pasukan paramiliter Batalyon Kepolisian, kata empat petugas polisi, mereka semua anggota batalyon.
Baca juga:
Terkuak, ini kerangka 10 pria Rohingya yang dibantai di Rakhine
Komisioner Tinggi HAM PBB akui genosida terjadi di Rakhine
Bukti kekejaman sudah jelas, Myanmar masih menyangkal kekerasan terhadap Rohingya
Menguak sejarah kekejaman militer Myanmar yang bantai warga Rohingya
Pada akhirnya kematian tak bisa disembunyikan