Madonna sebut pernyataannya ingin ledakkan Gedung Putih hanya kiasan
Madonna sebut pernyataannya ingin ledakkan Gedung Putih hanya kiasan. Madonna merupakan salah satu pengunjuk rasa dalam demo Women's March yang menentang kepemimpinan Donald Trump. Dalam orasinya saat demo dia mengatakan ingin meledakkan Gedung Putih. Di Instagram Madonna menyampaikan klarifikasi atas pernyataan itu.
Penyanyi papan atas Amerika Serikat Madonna merupakan salah satu pengunjuk rasa dalam demo Women's March yang menentang kepemimpinan Donald Trump.
Pada kesempatan tersebut, selain membawakan lagu bertajuk Express Yourself, penyanyi 58 tahun juga turut menyampaikan orasi.
"Saya marah. Ya, saya murka. Saya berpikir untuk meledakkan Gedung Putih. Namun saya tahu itu tidak akan mengubah apapun," kata Madonna di hadapan para anti-Trump lainnya, seperti dilansir dari laman Daily Mail, Senin (23/1).
Rupanya pernyataan itu menyeret Madonna ke masalah baru. Salah satu juru bicara Secret Service (Dinas Rahasia) menyatakan tahu tentang pernyataan Madonna soal meledakkan Gedung Putih dan berencana akan melakukan investigasi lebih lanjut terkait hal ini.
Menanggapi hal tersebut, Madonna, melalui akun media sosial Instagram menyatakan klarifikasi. Menurut dia, apa yang dia tekankan pada saat aksi Woman's March merupakan suatu bentuk kiasan saja. Berikut klarifikasi ditulis Madonna dalam keterangan foto.
"Unjuk rasa kemarin benar-benar pengalaman luar biasa dan menakjubkan. Saya datang dan menyanyikan "Express Yourself". Itulah yang saya lakukan. Meski begitu, saya ingin mengklarifikasi beberapa hal penting. Saya bukan orang yang kasar dan saya tidak mendukung kekerasan. Saya ingin orang mendengar dan memahami orasi saya secara keseluruhan, bukan dengan mengambil satu kata dan menginterpretasikannya di luar konteks," tulis Madonna.
"Orasi saya dimulai dengan kalimat 'Saya ingin memulai revolusi dengan cinta'. Lalu saya mengambil kesempatan itu untuk mendorong para wanita dan semua orang yang merasa terpinggirkan agar tidak jatuh dalam keputusasaan. Saya mengajak mereka untuk bersama-sama menjadikan itu sebagai titik awal persatuan demi menciptakan perubahan positif di dunia. Saya bicara soal kiasan di sana karena saya ingin menunjukkan dua sudut pandang, pertama adalah harapan saya dan yang kedua adalah kemarahan saya. Tetapi saya tahu, kemarahan tidak menyelesaikan semuanya. Dan satu-satunya cara adalah melakukan perubahan lebih baik dengan cinta."
-
Apa motif pelaku penembakan terhadap Donald Trump? Identitas dan motif pelaku penembakan belum jelas hingga saat ini.
-
Apa yang diramalkan tentang Donald Trump? Roberts menunjukkan bahwa Trump mungkin lebih fokus pada kekalahannya di masa lalu dibandingkan peluang yang ada saat ini. Maksudnya adalah Trump diramalkan bakal kalah di pemilu presiden tahun ini.
-
Dimana peristiwa penembakan terhadap Donald Trump terjadi? Peristiwa tersebut terjadi kala Trump sedang kampanye Pilpres AS di depan pada pendukungnya di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/7).
-
Siapa yang meramal Donald Trump? Ramalannya itu dilakukan oleh seorang paranormal bernama Paula Roberts yang disiarkan oleh Fox News pada Januari lalu.
-
Kapan Donald Trump diramal? Jauh sebelum Donald Trump mengalami penembakan saat kampanye, pada Januari 2024 lalu, ia pernah diramal.
-
Mengapa ramalan Donald Trump menimbulkan perdebatan? Prediksi ini memicu perdebatan ringan namun menegangkan dengan pembawa acara Jesse Watters. Pasalnya Watters dikenal atas dukungannya terhadap Trump.
Baca juga:
Ingin ledakkan Gedung Putih, Madonna akan diperiksa Secret Service
5 'Teori konspirasi' yang menyangkut musisi dunia, percayakah Anda?
Usai Trump dilantik, muslim AS ini terharu dapat pesan dari tetangga
Penampakan jutaan warga AS tolak Trump jadi presiden
Ini perbandingan jumlah massa saat pelantikan Trump dan Obama
Aksi seleb cantik dan seksi ramaikan protes anti-Trump