Panduan Bagi Wisatawan yang Ingin Bepergian di Tengah Wabah Corona
Di tengah kekacauan ini, sejumlah perusahaan membatalkan konferensi besar dan badan olah raga dunia juga membatalkan kegiatan, serta menunda turnamen.
Cepatnya penyebaran virus corona di seluruh dunia membuat industri pariwisata internasional kacau balau.
Para wisatawan kini memilih menahan diri di rumah di tengah merebaknya virus corona yang sudah menyebar ke 79 negara sejak akhir Desember lalu dan menewaskan lebih dari 3.000 orang dan menginfeksi hampir 95.000 orang di seluruh dunia.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Kapan virus menginfeksi sel inang? Virus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Dalam kehidupan sehari-hari, virus tidak lagi terdengar asing bagi kita. Bermacam-macam virus dapat menimbulkan berbagai penyakit pada tubuh manusia yang tidak diinginkan. Jika tubuh kita dalam kondisi menurun (lemah), maka kita dapat dengan mudah terserang penyakit atau virus. Virus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Sebagai agen penyakit, virus memasuki sel dan menyebabkan perubahan-perubahan yang membahayakan bagi sel, yang akhirnya dapat merusak atau bahkan menyebabkan kematian pada sel yang diinfeksinya. Sebagai agen pewaris sifat, virus memasuki sel dan tinggal di dalam sel tersebut secara permanen.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Apa yang membuat kelelawar rentan terhadap penyebaran virus? Salah satu faktor utama yang membuat kelelawar menjadi vektor utama penyakit adalah keanekaragaman spesiesnya. Saat ini, diperkirakan ada sekitar 1.000 spesies kelelawar yang tersebar di seluruh dunia, menjadikannya salah satu ordo mamalia yang paling beragam. Keanekaragaman ini menciptakan peluang yang lebih besar bagi virus untuk bermutasi dan menginfeksi berbagai spesies kelelawar, sehingga meningkatkan kemungkinan penyebaran ke manusia.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
Virus yang pertama kali dideteksi di Kota Wuhan, China itu hingga kini belum ditemukan vaksinnya dan sejumlah negara sudah menutup perbatasan mereka untuk mencegah keluar masuknya orang dari wilayah yang terdampak corona.
Di tengah kekacauan ini, sejumlah perusahaan membatalkan konferensi besar dan badan olah raga dunia juga membatalkan kegiatan, serta menunda turnamen.
Maskapai penerbangan internasional juga kini menunda penerbangan ke sejumlah negara yang terdampak, termasuk ke China, Korea Selatan, Italia, dan Iran.
Apakah wisatawan harus membatalkan atau menunda rencana ke luar negeri?
Jawabannya tergantung, kata ahli kesehatan.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan orang yang usianya lanjut atau mereka yang sudah punya masalah kesehatan menunda atau menghindari bepergian ke negara yang mengalami penularan corona. Itu karena penyakit ini, meski menunjukkan gejala ringan dalam 80 persen kasus, namun bisa fatal bagi mereka yang berusia di atas 65 tahun atau punya riwayat sakit berat.
Daftar negara yang mengalami penularan lokal terus diperbarui oleh WHO. Di Asia negara-negara itu meliputi China, Korea Selatan, Jepang, Singapura, Malaysia, Vietnam, Thailand, dan Indonesia.
Negara Eropa yang masuk daftar WHo adalah Italia, Prancis, Jerman, Spanyol, Inggris, Swiss, Norwegia, Belanda, Swedia, Kroasia, Denmark, Finlandia, Yunani, dan Rumania. Tiga negara di Timur Tengah yakni Iran, Uni Emirat Arab, dan Libanon.
Di benua Amerika ada Amerika Serikat, Kanada, Ekuador. Hanya ada satu negara di Afrika, yakni Aljazair. Australia di wilayah Oseania juga masuk daftar WHO.
Sejumlah negara juga menerapkan aturan perjalanan sendiri dan bervariasi dari satu negara ke negara lainnya.
Misalnya Kementerian Luar Negeri Inggris menyarankan pelarangan kunjungan ke China daratan, dua kota di Korea Selatan, dan 11 kota di sebelah utara Italia yang kini diisolasi. Imbauan perjalanan dari pemerintah AS lebih luas lagi, menyarankan wisatawan menghindari kunjungan ke China daratan, Korea Selatan, Italia, Iran, kecuali ada keperluan mendesak.
Apakah ada faktor lain yang perlu dipertimbangkan?
Kalau Anda memutuskan untuk pergi ke lokasi yang terdampak corona, Anda harus mempertimbangkan risiko dan kualitas layanan kesehatan di negara tersebut, jika sewaktu-waktu Anda sakit, kata akademisi senior di Pusat Keamanan Kesehatan Johns Hopkins, Crystal Watson.
Faktor lainnya adalah Anda harus siap jika harus menjalani karantina seandainya terjadi wabah.
"Para wisatawan harus paham kemungkinan ini. Mereka bisa terjebak di suatu tempat untuk jangka waktu yang lama dan mereka harus siap dengan itu," kata dia.
Para pelancong juga akan menghadapi situasi ketika mereka terpaksa harus tetap berada di rumah karena tempat-tempat wisata ditutup dan acara-acara besar dibatalkan, mulai dari ibadah umrah di Arab Saudi hingga ke tur konser boyband BTS di Korea Selatan.
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat juga meminta para wisatawan mempertimbangkan perjalanan ke negara Asia karena risiko terinfeksi corona.
Bagaimana Anda bisa melindungi diri sendiri jika harus bepergian?
Jika Anda tetap akan bepergian WHO memberi serangkaian rekomendasi untuk meminimalkan risiko terinfeksi. Misalnya sering-sering mencuci tangan, menutup hidung dan mulut ketika batuk dan menghindari kontak dekat dengan orang yang menunjukkan gejala.
Jika Anda menunjukkan gejala sakit ketika sedang bepergian, misal demam, batuk atau sesak napas, WHO menyarankan Anda segera menghubungi layanan kesehatan setempat lewat telepon dan memberi tahu riwayat perjalanan Anda.
Para wisatawan juga sebaiknya selalu membawa cairan pembersih tangan dan menjaga jarak sejauh dua meter dari orang lain jika memungkinkan, kata Bharat Pankhania, ahli penyakit menular di Universitas Exeter Inggris.
"Salah satu cara untuk mengurangi risiko adalah mengetahui tentang bagaimana penularan penyakit ini dan bagaimana mereka bisa melindungi diri," kata dia.
"Yang kedua adalah membekali diri dengan informasi tentang negara tujuan. Dengan kedua cara itu maka wisawatan bisa lebih terlindungi dan tetap aman."
(mdk/pan)