Pasca penembakan, Turki ajukan permohonan bilateral dengan Rusia
Hingga Kamis kemarin, Putin masih belum memberikan jawaban.
Pemerintah Rusia mengakui adanya permintaan dari Turki untuk melakukan pertemuan bilateral usai penembakan pesawat tempur Rusia beberapa waktu lalu. Turki meminta pertemuan dilaksanakan di sela Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim di Paris (COP 21) pada 30 November hingga 1 Desember mendatang.
"Permohonan dari pihak Turki mengenai pertemuan tingkat kepala negara sudah disampaikan ke presiden," ujar Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, dikutip dari Reuters, Sabtu (28/11).
-
Apa yang diprotes bocah Turki itu? Dengan nada tinggi, bocah itu memprotes alasan penjual toko menjual produk Israel.
-
Bagaimana Bule Rusia tersebut diamankan? Bule tersebut, diketahui linglung di Lapangan Puputan, Badung, Kota Denpasar, pada Rabu (30/8) kemarin sekitar pukul 20:39 WITA.
-
Kenapa Bule Rusia tersebut diamankan? Seorang perempuan warga Negara Asing (WNA) asal Rusia bernama Xenia (25) diamankan oleh Satpol PP Kota Denpasar, diduga depresi dan mengalami gangguan jiwa.
-
Apa yang terjadi pada Bule Rusia tersebut? Bule tersebut, saat diamankan di Kantor Satpol PP Kota Denpasar, Bali, sempat membuka pakaian dan celananya hingga telanjang dan sempat memanjat pintu sel. "Mungkin dia depresi. Iya (Telanjang) saat baru di ruangan karena depresi ngamuk-ngamuk buka baju itu mungkin, di ruangan binaannya," kata Kepala Satpol PP Kota Denpasar, AA Ngurah Bawa Nendra saat dikonfirmasi, Kamis (31/8).
-
Siapa yang diprotes bocah Turki itu? Bocil Turki Marah-Marah ke Pemilik Toko karena Jual Produk Israel, Gebrak Meja Minta Hentikan Penjualan Bocah itu kesal karena pemilik toko memberikannya keripik buatan Israel tanpa sepengetahuannya.
-
Bagaimana bocah Turki itu protes? Dengan nada tinggi, bocah itu memprotes alasan penjual toko menjual produk Israel. Bocah itu sampai menggeberak meja di hadapan pemilik toko. Lantas ia pun meminta pemilik toko untuk tidak menjual barang tersebut.
Peskov membocorkan, delapan jam setelah penembakan pesawat Su-24 milik Rusia, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sudah menelepon Presiden Rusia Vladimir Putin. Namun hingga Kamis kemarin, Putin masih belum meneleponnya kembali.
Hubungan Turki-Rusia memang tengah memanas. Hal ini dipicu oleh ditembaknya pesawat tempur Rusia Su-24 oleh pesawat F-16 milik Turki.
Disebutkan, jet tempur Rusia itu tengah memborbardir markas kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) ketika dituduh melanggar batas wilayah Turki dengan Suriah. Sementara itu pihak Turki, yang disokong oleh Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengatakan telah berulang kali memperingatkan Rusia jika pesawatnya melanggar batas wilayah mereka.
"Mereka melanggar batas wilayah kami 17 detik," ucap militer Turki.
Walaupun begitu, Rusia bersikeras pesawatnya tidak melanggar batas wilayah sama sekali. Armada Su-24 itupun ditembak di wilayah Suriah berjarak satu kilometer dari perbatasan dengan Turki.
Yang bikin Rusia tambah marah, usai insiden ini Turki langsung bertemu dengan NATO. Putin yang naik pitam pun mengatakan insiden ini bagaikan ditusuk dari belakang oleh Turki.
Meski masih geram, Rusia mengatakan akan tetap mengintensifkan serangannya pada ISIS serta tetap bekerja sama dengan Amerika Serikat dan Prancis.
"Kami siap untuk bekerja sama dengan koalisi pimpinan Amerika Serikat. Namun tentu saja, insiden seperti penghancuran pesawat dan kematian pejuang kami, sama sekali tidak dapat diterima," katanya setelah bertemu dengan Hollande di Moskow, Jumat (27/11).
Namun, Putin menegaskan insiden itu jangan sampai terjadi lagi. Jika berulang, Rusia tidak akan bekerja sama dengan koalisi manapun.
(mdk/ard)