Penculik dua nelayan WNI di Sabah minta tebusan Rp 14,4 miliar
Penculik dua nelayan WNI di perairan Sabah yang diduga kelompok Abu Sayyaf menuntut tebusan senilai RM 4 juta (Rp 14,3 miliar) untuk pembebasan keduanya. Penculik itu menghubungi salah satu keluarga korban pada 18 September lalu pukul 10.24.
Penculik dua nelayan WNI di perairan Sabah yang diduga kelompok Abu Sayyaf menuntut tebusan senilai RM 4 juta (Rp 14,3 miliar) untuk pembebasan keduanya. Hal itu diungkapkan oleh Komisaris Polisi Sabah, Omar Mammah.
Omar menjelaskan bahwa kelompok penculik itu menghubungi salah satu keluarga korban pada 18 September lalu pukul 10.24. Dalam panggilan itu, mereka menjelaskan tentang permintaan uang tebusan itu.
-
Apa yang ditemukan oleh nelayan tersebut? Trevor Penny menemukan pedang tersebut ketika magnet yang dia gunakan saat menyusuri sungai menarik benda logam dan ternyata itu adalah pedang kuno berusia 1.200 tahun.
-
Bagaimana wanita tersebut dimakamkan? Berdasarkan hasil penelitian kerangka, tinggi wanita tersebut sekitar 152 cm. Kerangkanya ditemukan berbaring telentang di samping kerangka suaminya, namun yang mengejutkan para ilmuwan, bagian atas kepalanya hilang.
-
Siapa yang diwisuda? Samarra Anaya Amandari, sosok yang begitu memesona dengan kecantikannya, baru saja menyelesaikan pendidikan di tingkat SMP.
-
Siapa Nabilah Ayu? Siapa yang tidak mengenal Nabilah Ayu, mantan anggota grup idola JKT48?
-
Kenapa pelatih Filipina mengeluh tentang wasit Yudi Nurcahya? Ia merasa Filipina berpotensi meraih kemenangan jika wasit Yudi Nurcahya memberikan penalti kepada mereka.
-
Siapa yang mirip dengan Nissa Sabyan? Sebelumnya, Eca sering disebut mirip dengan vokalis band Sabyan tersebut.
"Istri dari salah satu korban yang berada di Sulawesi menerima panggilan dari Filipina. Mereka meminta uang tebusan tanpa batas waktu yang ditetapkan," kata Omar, dikutip dari Straits Times, Selasa (25/9).
Belum ada keputusan diambil pihak pemerintah maupun keluarga sampai saat ini. Rencananya, akan dilakukan beberapa pembahasan dan juga peningkatan keamanan di wilayah yang rentan terjadi penculikan nelayan.
"Negosiasi akan dilakukan antara beberapa pihak termasuk keluarga korban. Kami juga akan mengintensifkan upaya keamanan dari bagian utara Kudat sampai ke selatan Tawau. Sejauh ini, para penculik belum mengeluarkan ancaman," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Perlindungan WNI dan badan Hukum Indonesia, Lalu Muhammad Iqbal, meminta agar pihak berwenang Malaysia berupaya membebaskan dua WNI yang disandera tersebut.
"Semoga Kepolisian Sabah tidak hanya bisa meneruskan informasi permintaan tebusan dari penyandera, tapi juga bisa membebaskan 2 nelayan WNI yang diculik dari perairan mereka," harapnya.
Sebelumnya diberitakan bahwa dua nelayan WNI diculik saat sedang memancing di perairan dekat Pulau Gaya, Semporna, Sabah, pada 11 September 2018 lalu. Kedua WNI itu berinisial SS dan UY, berasal dari Provinsi Sulawesi Barat.
Sejumlah pemberitaan, baik di Malaysia dan Indonesia, menyebut bahwa pelaku penculikan diduga berasal dari Sulu, Filipina selatan, sebuah wilayah yang dianggap sebagai sarang kelompok teroris sekaligus perompak Kelompok Abu Sayyaf (ASG) yang terafiliasi dengan ISIS.
Baca juga:
Keluarga sempat marah pada pemerintah karena WNI sandera Abu Sayyaf lama dibebaskan
Ini alasan pemerintah Indonesia lama bebaskan sandera dari Abu Sayyaf
Motif kelompok Abu Sayyaf culik nelayan Indonesia di Sabah murni minta uang tebusan
Motif kelompok Abu Sayyaf culik nelayan Indonesia di Sabah murni minta uang tebusan
Disandera Abu Sayyaf 20 bulan, 3 nelayan WNI masih trauma usai dibebaskan
Imigran gelap Filipina diduga bantu penculikan dua nelayan Indonesia di Sabah
3 WNI yang dibebaskan kelompok Abu Sayyaf dalam kondisi sehat