Pidato Virtual Zelensky Curi Perhatian Dunia dalam Perang Rusia-Ukraina
Saat pasukannya bertarung dengan gigih di medan pertempuran Ukraina, Volodymyr Zelenskiy mengobarkan perang informasi di berbagai ibu kota dunia Barat.
Saat pasukannya bertarung dengan gigih di medan pertempuran Ukraina, Volodymyr Zelenskiy mengobarkan perang informasi di berbagai ibu kota dunia Barat.
Dia berpidato di 10 parlemen dalam dua pekan, mendapatkan tepuk tangan meriah di mana-mana.
-
Apa yang terjadi saat Joe Biden salah sebut nama Volodymyr Zelensky? Salah satu peserta yang hadir dalam forum itu kemudian berteriak, "Zelensky!", berusaha untuk mengoreksi perkataan presiden berusia 81 tahun itu. Para pemimpin dunia yang hadir tampak ragu untuk bertepuk tangan untuk menyambut Zelensky dan tampaknya juga sedang menunggu Biden untuk mengoreksi perkataannya.
-
Bagaimana reaksi Volodymyr Zelensky saat Joe Biden salah sebut namanya? Pemimpin Ukraina berusia 46 tahun itu merengut dan menggelengkan kepalanya sebelum bercanda, “Saya lebih baik.”“Anda jauh lebih baik,” jawab Biden.
-
Siapa yang salah sebut nama Volodymyr Zelensky sebagai "Presiden Putin"? Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden melakukan insiden yang membuat sejumlah orang menarik napas panjang pada Kamis (11/7) malam. Di hadapan para pemimpin NATO, Biden salah sebut saat memperkenalkan nama Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky dan memanggilnya dengan nama "Presiden Putin", musuh bebuyutan Ukraina.
-
Mengapa Joe Biden salah sebut nama Volodymyr Zelensky? Biden kemudian langsung meminta maaf, mengatakan insiden salah sebut itu terjadi karena dia "sangat fokus untuk mengalahkan" Putin.
-
Bagaimana Bule Rusia tersebut diamankan? Bule tersebut, diketahui linglung di Lapangan Puputan, Badung, Kota Denpasar, pada Rabu (30/8) kemarin sekitar pukul 20:39 WITA.
-
Apa yang terjadi pada Bule Rusia tersebut? Bule tersebut, saat diamankan di Kantor Satpol PP Kota Denpasar, Bali, sempat membuka pakaian dan celananya hingga telanjang dan sempat memanjat pintu sel. "Mungkin dia depresi. Iya (Telanjang) saat baru di ruangan karena depresi ngamuk-ngamuk buka baju itu mungkin, di ruangan binaannya," kata Kepala Satpol PP Kota Denpasar, AA Ngurah Bawa Nendra saat dikonfirmasi, Kamis (31/8).
Zelenskiy berpidato melalui saluran video dari ibu kota Ukraina yang terkepung.
"Dia tahu bagaimana mewujudkan semangat bangsa," kata Jonathan Eyal dari Royal United Services Institute.
"Tidak hanya dalam pidato, tapi juga cara dia muncul, latar belakangnya, di mana dia berbicara," lanjutnya, dikutip dari BBC, Kamis (24/3).
Pidato-pidato Zelenskiy, yang dimulai pada 3 Maret di hadapan anggota parlemen Inggris di London, punya tujuan tunggal mendesak, untuk menggalang dukungan internasional, dan Zelenskiy melakukannya dengan serangkaian pesan yang telah disesuaikan.
Dari runtuhnya Tembok Berlin sampai serangan teror 9/11 di New York dan Washington, Zelenskiy Zelensky memanfaatkan peristiwa dan trauma nasional yang luar biasa.
Di Paris pada Rabu, dia menyerukan moto nasional "liberté, égalité, fraternité". Di Jepang, dia membahas momok bencana nuklir.
Zelenskiy langsung menyampaikan inti pesannya. Dalam satu atau dua menit pidatonya di London, dia membandingkan perang 13 hari Ukraina dengan Battle of Britain, pertempuran yang menentukan era Inggris dalam Perang Dunia II.
Dalam pidato-pidatonya, Zelenskiy juga tidak takut untuk menegur dan memarahi Barat atas kegagalannya memberikan dukungan yang cukup untuk Ukraina.
"Dalam setiap pidatonya, dia mengatakan orang macam apa Anda?" kata Nomi Claire Lazar, profesor urusan publik dan internasional di Universitas Ottawa yang mempelajari retorika politik.
"Negara macam apa kalian? Jika kalian gagal untuk menghidupkan momen ini, kalian memalukan."
Pidatonya di hadapan Kongres AS yang dipenuhi referensi soal Pearl Harbour, Martin Luther King, dan Mount Rushmore, Presiden Zelenskiy menegur para pendengarnya dengan bahasa yang tidak diplomatis.
"Kami meminta tanggapan," ujarnya.
"Untuk tanggapan terhadap teror. Apakah ini hal yang berlebihan untuk diminta?"
Saat berpidato di DPR Italia, Zelenskiy Presiden Zelensky kembali mempermalukan para pendengarnya, menyinggung lingkaran Putin yang menikmati liburan di Italia.
"Jangan jadi tempat peristirahatan para pembunuh," singgungnya.
Teguran untuk Barat
Dalam pidato-pidatonya, Zelenskiy juga tidak takut untuk menegur dan memarahi Barat atas kegagalannya memberikan dukungan yang cukup untuk Ukraina.
"Dalam setiap pidatonya, dia mengatakan orang macam apa Anda?" kata Nomi Claire Lazar, profesor urusan publik dan internasional di Universitas Ottawa yang mempelajari retorika politik.
"Negara macam apa kalian? Jika kalian gagal untuk menghidupkan momen ini, kalian memalukan."
Pidatonya di hadapan Kongres AS yang dipenuhi referensi soal Pearl Harbour, Martin Luther King, dan Mount Rushmore, Presiden Zelenskiy menegur para pendengarnya dengan bahasa yang tidak diplomatis.
"Kami meminta tanggapan," ujarnya.
"Untuk tanggapan terhadap teror. Apakah ini hal yang berlebihan untuk diminta?"
Saat berpidato di DPR Italia, Zelenskiy Presiden Zelensky kembali mempermalukan para pendengarnya, menyinggung lingkaran Putin yang menikmati liburan di Italia.
"Jangan jadi tempat peristirahatan para pembunuh," singgungnya.
"Standing ovation"
Untuk setiap pidatonya, yang ditulis bersama dengan tangan kanannya, Dmytro Litvin, Zelensky membuat audiensnya tertawan, politisi terpesona oleh retorikanya dan juga terpaku pada sorotan kemarahannya.
Tapi dia juga berbicara untuk dan demi rakyatnya sendiri.
Dia berbicara dalam bahasa Ukraina, dan menghindari pakaian mencolok yang biasanya diasosiasikan dengan tontonan politik semacam ini. Dia kerap memakai kaos hijau dan baju tidak resmi seperti jaket. Ini adalah transformasi luar biasa bagi seorang politisi tingkat penerimaannya di masyarakat merosot berbulan-bulan sebelum perang dimulai.
Masa lalu Zelensky sebagai komedian sering dianggap sebagai kekurangan. Di bawah serangan, itu tiba-tiba menjadi sebuah aset.
"Komedian mencari nafkah melalui hubungan yang sangat intim ini dengan audiens mereka," kata Profesor Lazar.
"Perasaan inilah yang membuat kita tidak nyaman. Yang membuat kita gembira. Yang membuat kita tertawa."
Pertunjukan tersebut, dengan pesannya yang sederhana dan tanpa hiasan, memiliki satu penonton terakhir: opini publik domestik di Barat.
"Dia mencoba menciptakan tekanan semacam ini dari bawah," jelas Profesor Lazar.
"Tekanan domestik pada pemerintah, yang sangat penting, karena apa yang dia minta sangat mahal."
(mdk/pan)