Qatar dikucilkan Liga Arab karena berita palsu Saudi
Menurutnya, meski dikucilkan dengan berita bohong ini, negaranya tidak akan terpuruk.
Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed Bin Abdulrahman Al Thani menyebutkan negaranya dikucilkan sejumlah negara Liga Arab lantaran berita palsu yang dibuat Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. Dia menambahkan negara koalisi Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Doha usai peretasan di kantor berita Qatar, QNA.
"Hal ini menunjukkan bahwa media (didanai Saudi dan Uni Emirat Arab) membuat berita palsu dan kebohongan untuk menyerang Qatar," serunya dilansir dari Aljazeera, Selasa (6/6).
-
Apa yang ditemukan di situs Qurh, Arab Saudi? Komisi Kerajaan AlUla (RCU) Arab Saudi mengumumkan penemuan menakjubkan saat tim arkeologi di situs Qurh di Kegubernuran AlUla menemukan kapak tangan zaman Paleolitik yang diperkirakan berusia lebih dari 200.000 tahun.
-
Kapan patung unta di Arab Saudi ditemukan? Sederet patung unta berukuran sesuai aslinya ditemukan pada 2018 lalu di Arab Saudi utara.
-
Di mana patung unta di Arab Saudi ditemukan? Sederet patung unta berukuran sesuai aslinya ditemukan pada 2018 lalu di Arab Saudi utara.
-
Siapa kapten dari tim nasional Arab Saudi? Sebagai kapten dan pemain kunci tim, winger kiri ini mencuri perhatian di Piala Dunia 2022 dengan mencetak gol dan membantu Arab Saudi mengalahkan Argentina 2-1 di fase grup.
-
Siapa yang mencetak gol untuk Arab Saudi? Namun, Arab Saudi berhasil menyamakan kedudukan di masa injury time babak pertama melalui gol Musab Al Juwayr. Tendangan kerasnya berubah arah setelah membentur Calvin Verdonk.
-
Apa yang Azizah Salsha lakukan di Qatar? Azizah Salsha diketahui berada di Qatar untuk mendampingi dan memberikan dukungan kepada suaminya yang bertanding bersama Timnas U-23.
Menurutnya, meski dikucilkan dengan berita bohong ini, negaranya tidak akan terpuruk.
"Kampanye media terjadi tak lama usai peretasan terjadi. Berita palsu menghina Qatar belum pernah terjadi sebelumnya dalam standar Dewan Kerja Sama Negara Teluk (GCC). Kami tidak akan jatuh, kami bakal hadapi dengan bijaksana," imbuhnya.
Dia menyatakan pada Selasa (30/5) pekan lalu, peretas secara sengaja mempublikasikan ucapan palsu Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani di saluran televisi QNA. Siaran itu berisikan pernyataan Sheikh Tamim mendukung Iran serta organisasi terlarang seperti Hamas dan Hizbullah.
Peretas juga memalsukan pernyataan menyebutkan Sheikh Tamim mendukung Israel dan menganggap Presiden Amerika Serikat Donald Trump tak akan berkuasa lama. Pemerintah Qatar tentu saja membantah pernyataan itu.
Hal itu kemudian jadi pemberitaan di sejumlah media Negara Teluk hingga menimbulkan kecaman pada Doha. Dan kurang dari sepekan, Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, Mesir, Yaman dan Libya memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Qatar.
Tak hanya hubungan diplomatik dan konsuler, negara-negara tersebut juga menutup semua akses perhubungan dengan Qatar. Mereka pun menarik semua warganya pulang dari negara tersebut.
Saudi Cs berdalih keamanan nasional jadi alasan pemutusan hubungan ini. Meski demikian, Al Thani mengaku negaranya hingga kini tidak tahu pasti alasan hubungan diplomatik mereka diputus oleh negara-negara teluk tersebut.
"Jika memang ada alasan jelas untuk masalah ini, seharusnya dibahas dalam pertemuan GCC beberapa pekan lalu. Namun, tak ada yang membahasnya," pungkasnya sedih.
(mdk/che)