Rajin kritik pemerintah dan kaum radikal, narablog Maladewa dibunuh
Rajin kritik pemerintah dan kaum radikal, narablog Maladewa dibunuh. Yameen Rasheed (29 tahun) ditemukan dalam keadaan tewas di apartemennya dengan beberapa luka tusuk di leher dan dada. Dia mengunggah banyak tulisan di blognya berisi kritik terhadap para politisi di negara tersebut dan agama yang dianggap ekstrem.
Seorang narablog yang seringkali mengangkat tema sindiran terhadap politik dan agama di negaranya ditikam oleh orang tak dikenal di Male, Maladewa.
Yameen Rasheed (29 tahun) ditemukan dalam keadaan tewas di apartemennya dengan beberapa luka tusuk di leher dan dada. Pihak keluarga mengatakan Rasheed sempat dilarikan ke rumah sakit namun nyawanya tidak tertolong. Ayah Rasheed, Hussai Rasheed, mengaku kesulitan menemui anaknya.
"Mereka mengatakan kepada saya bahwa mereka tidak dapat menunjukkan jenazahnya. Tapi saya bilang saya ayahnya, saya memiliki hak untuk melihatnya sebelum dibersihkan," kata Hussain seperti dikutip dari laman the Guardian, Selasa (25/4).
Rasheed merupakan seorang profesional dalam bidang teknologi informasi. Namun di waktu luang, dia menghabiskan waktu dengan menulis. Dalam blognya yang dinamai The Daily Panic, dia mengunggah banyak tulisan yang berisi kritik terhadap para politisi di negara tersebut dan agama yang dianggap ekstrem.
"Inilah kebenaran yang tanpa dibuat-buat. Fakta memuakkan yang sangat mengerikan. Inilah Maladewa, sangat menyakitkan," kata Rasheed dalam blognya saat mengungkap laporan tentang politik negaranya.
Rasheed merupakan aktivis media ketiga yang menjadi target kekerasan dalam lima tahun terakhir. Dia juga pernah ditangkap dan dijebloskan ke penjara bersama sejumlah orang lainnya selama tiga minggu pada 2015 lalu karena ikut serta dalam demonstrasi anti-pemerintah di ibu kota.
Iklim politik di negeri kepulauan itu memang meningkat setelah kegagalan oposisi untuk memakzulkan ketua parlemen bulan lalu. Rezim Presiden Abdullah Yameen telah menangkap pemimpin oposisi terakhir Maladewa yang tak mengasingkan diri