"Saya Tak Mau Keluarga Saya Tewas, Mereka Penjajah dan Harus Dimusnahkan"
Pasukan Rusia terus bergerak maju memasuki Ukraina. Warga sipil dengan sukarela membantu tentara Ukraina melawan pasukan Rusia.
Di tepi sebuah jalan di Zaporizhzhia, kota sebelah timur Ukraina, sekelompok pria dari segala usia bahu membahu membangun barikade sementara.
Pasukan Rusia terus bergerak maju memasuki Ukraina. Warga sipil dengan sukarela membantu tentara Ukraina melawan pasukan Rusia. Kondisinya kian genting, kata tentara Ukraina, karena konvoi pasukan Rusia sudah berjarak kurang dari 40 kilometer.
-
Bagaimana Bule Rusia tersebut diamankan? Bule tersebut, diketahui linglung di Lapangan Puputan, Badung, Kota Denpasar, pada Rabu (30/8) kemarin sekitar pukul 20:39 WITA.
-
Kenapa Bule Rusia tersebut diamankan? Seorang perempuan warga Negara Asing (WNA) asal Rusia bernama Xenia (25) diamankan oleh Satpol PP Kota Denpasar, diduga depresi dan mengalami gangguan jiwa.
-
Apa yang terjadi pada Bule Rusia tersebut? Bule tersebut, saat diamankan di Kantor Satpol PP Kota Denpasar, Bali, sempat membuka pakaian dan celananya hingga telanjang dan sempat memanjat pintu sel. "Mungkin dia depresi. Iya (Telanjang) saat baru di ruangan karena depresi ngamuk-ngamuk buka baju itu mungkin, di ruangan binaannya," kata Kepala Satpol PP Kota Denpasar, AA Ngurah Bawa Nendra saat dikonfirmasi, Kamis (31/8).
-
Mengapa dunia khawatir dengan Rusia? Namun, perhatian dunia saat ini sepenuhnya tertuju pada Rusia seiring dengan invasinya ke Ukraina.
-
Siapa yang mengamankan Bule Rusia tersebut? Seorang perempuan warga Negara Asing (WNA) asal Rusia bernama Xenia (25) diamankan oleh Satpol PP Kota Denpasar, diduga depresi dan mengalami gangguan jiwa.
-
Dimana Bule Rusia tersebut diamankan? Seorang perempuan warga Negara Asing (WNA) asal Rusia bernama Xenia (25) diamankan oleh Satpol PP Kota Denpasar, diduga depresi dan mengalami gangguan jiwa.
"Kami tidak menyerbu mereka, mereka menyerbu kami," kata seorang sukarelawan kepada Aljazeera. "Dia mengambil Krimea, lalu Donbas, dan sekarang dia datang ke kota kami," kata dia menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin.
Hari ini adalah hari keenam sejak Rusia melancarkan serangan penuh ke Ukraina. Ahad lalu Kementerian Kesehatan Kuraina mengatakan 352 warga sipil tewas, termasuk 14 anak-anak.
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, lebih dari 520.000 warga mengungsi sejak invasi dimulai pada 24 Februari.
Reporter Aljazeera Charles Stratford melaporkan dari pinggiran Zaporizhzhia, muncul sejumlah pos pemeriksaan di sekitar kota. Sejumlah sukarelawan mengawasi situasi dari balik pepohonan dan yang lainnya memindahkan peralatan di sepanjang parit yang baru dibuat.
"Saya sebelumnya mengajar matematika dan fisika di sekolah, tapi dua hari lalu tentara Rusia mengambil alih kota saya jadi saya mendaftar untuk ikut melawan," kata Sasha, sukarelawan yang mengenakan pakaian menyamar kepada Aljazeera.
Restoran-restoran memberikan makanan gratis. Apotik memberi obat-obatan yang bisa diberikan kepada sukarelawan untuk merawat mereka yang terluka.
"Kami di sini untuk menangani situasi darurat, menghentikan pendarahan misalnya. Lalu kami membawa mereka ke rumah sakit," kata seorang sukarelawan.
Sukarelawan bersenjata sudah bersiap mengambil posisi di sekitar kota dan makin banyak pria dan wanita yang datang untuk mendaftar.
"Saya tidak mau keluarga saya tewas. Saya tidak mau mereka menginjakkan kaki di negeri kami. Mereka penjajah dan harus dimusnahkan," kata seorang pria.
"Kalau diperlukan, saya akan bertempur, beri saya senjata," kata seorang perempuan sambil menangis.
Sekelompok warga, tua dan muda, mengisi botol-botol dengan minyak untuk membuat bom molotov bagi mereka yang ingin ikut bertempur tapi tidak punya senjata.
"Saya punya keluarga. Saya tidak bisa apa-apa untuk menolong keluarga. Kami orang yang tulus dan ceria, tapi situasi saat ini sedang muram," kata seorang tua.
Pertemuan pertama antara Kiev dan Moskow berakhir pada Senin malam tanpa ada kesepakatan. Mykhailo Podolyak, penasihat senior Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pertemuan berikutnya akan berlangsung beberapa hari ke depan.
Senin lalu serangan pasukan Rusia di Okhtyrka, kota antara Kharkiv dan Ibu Kota Kiev, menewaskan sedikitnya 70 tentara Ukraina.
(mdk/pan)