Senat Rancang UU Baru Untuk Batasi Donald Trump Lancarkan Perang Terhadap Iran
Senat Amerika Serikat mengajukan rancangan UU baru. UU ini bertujuan untuk membatasi kewenangan Presiden Donald Trump melancarkan perang melawan Iran.
Senat Amerika Serikat mengajukan rancangan UU baru. UU ini bertujuan untuk membatasi kewenangan Presiden Donald Trump melancarkan perang melawan Iran.
Resolusi itu mengharuskan Donald Trump untuk menghapus pasukan AS yang terlibat dalam permusuhan terhadap Iran kecuali Kongres menyatakan perang atau membolehkan otorisasi khusus untuk menggunakan kekuatan militer.
-
Apa yang diramalkan tentang Donald Trump? Roberts menunjukkan bahwa Trump mungkin lebih fokus pada kekalahannya di masa lalu dibandingkan peluang yang ada saat ini. Maksudnya adalah Trump diramalkan bakal kalah di pemilu presiden tahun ini.
-
Apa rencana presiden baru Iran ke depannya? Dalam pidato kemenangannya, Pezeskhian memaparkan rencananya ke depan dan mengatakan akan mengedepankan dialog, musyawarah, dan konsensus nasional, serta berjanji untuk mengatasi masalah ekonomi, sosial, budaya, politik di Iran.
-
Apa yang dikatakan Donald Trump tentang dirinya dan Israel? "Saya presiden terbaik dalam sejarah Israel. Tidak ada yang melakukan apapun seperti yang saya lakukan ke Israel," kata Trump Maret lalu dalam wawancaranya dengan Israel Hayom.
-
Siapa yang terpilih menjadi presiden Iran kesembilan? Kandidat presiden dari kalangan reformis Iran, Masoud Pezeskhian terpilih sebagai presiden Iran kesembilan pada Sabtu (6/7). Dia mengalahkan kandidat dari kelompok konservatif, Saeed Jalili, seperti dilaporkan kantor berita Tasnim.
-
Kenapa presiden baru Iran ingin lebih dekat dengan Amerika Serikat? Menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015, dan bahkan menjalin hubungan dengan AS," tulis Sadeghi.
-
Apa motif pelaku penembakan terhadap Donald Trump? Identitas dan motif pelaku penembakan belum jelas hingga saat ini.
Saat pemungutan suara awal, 51 anggota senat mendukung aturan baru tersebut, sementara 45 anggota senat lainnya menolak.
"Sangat penting bagi keamanan negara kami bahwa Senat Amerika Serikat tidak memberikan suara untuk resolusi kekuatan perang Iran. Ini bukan waktunya untuk menunjukkan kelemahan," kata Donald Trump di Twitter, dikutip pada Kamis (13/2).
Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell mengatakan, resolusi itu tak sesuai dengan Undang-Undang Kekuatan Perang karena undang-undang itu dimaksudkan untuk mencegah penyebaran ribuan pasukan ke pertempuran berkelanjutan tanpa otorisasi kongres.
Pendukung Tak Setuju
"Kami tidak mengirim pesan kelemahan ketika kami membela aturan hukum," ujar Senator dari Partai Demokrat Tim Kaine.
"Itu adalah pesan yang mengandung kekuatan dan itu terutama berbicara kepada orang-orang di seluruh dunia yang berada di jalan-jalan memprotes ... karena mereka menginginkan supremasi hukum," kata Kaine, seperti dilansir Antara.
Dewan Perwakilan Rakyat yang dipimpin Partai Demokrat meloloskan resolusi yang sama bulan lalu, ketika Demokrat dan beberapa anggota Partai Republik marah atas kegagalan Trump untuk sepenuhnya memberi tahu mereka tentang strateginya menyerang Iran.
Trump bulan lalu memerintahkan serangan pesawat tak berawak yang menewaskan Panglima Pasukan Garda Revolusi Iran, Jenderal Qassim Sulaimani di bandara di Baghdad, tetapi tidak melaporkan kepada Kongres setelah serangan itu.
Reporter: Raden Trimutia Hatta
Sumber: Liputan6