Tokoh Reformis Iran Terpilih Jadi Presiden Gantikan Ebrahim Raisi, Ingin Lebih Dekat dengan AS, Ini Sosoknya
Ebrahim Raisi tewas pada Mei dalam kecelakaan helikopter saat sedang kunjungan kerja.
Ebrahim Raisi tewas pada Mei dalam kecelakaan helikopter saat sedang kunjungan kerja.
-
Siapa yang ditangkap di Iran? Pemerintah Iran menangkan puluhan pejabat militer dan intelijen menyusul peristiwa pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran awal pekan ini.
-
Siapa yang dilantik sebagai Presiden? Pada tahun 2024, pelantikan ini akan menjadi penutup dari rangkaian Pemilihan Umum yang telah berlangsung, di mana Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka terpilih sebagai presiden dan wakil presiden.
-
Siapa yang dilantik menjadi Presiden? Pelantikan Mikhail Gorbachev Sebagai Presiden Uni Soviet pada 15 Maret 1990
-
Siapa yang ditawari untuk menjadi presiden Israel? Pada 5 November 1952, setelah meninggalnya Chaim Weizmann, Presiden Pertama Israel, kala itu dianggap hanya ada satu penerus yang cocok, yaitu Einstein.
-
Siapa yang diminta jadi presiden Israel? Einstein pun pernah diminta untuk menjadi presiden Israel, sayang ia menolak.
-
Apa yang terjadi pada helikopter Presiden Iran? Helikopter tersebut jatuh pada Minggu (19/5) saat Presiden Raisi dan rombongan kembali dari Provinsi Azerbaijan Timur setelah meresmikan proyek pembangunan dam.
Tokoh Reformis Iran Terpilih Jadi Presiden Gantikan Ebrahim Raisi, Ingin Lebih Dekat dengan AS, Ini Sosoknya
Kandidat presiden dari kalangan reformis Iran, Masoud Pezeskhian terpilih sebagai presiden Iran kesembilan pada Sabtu (6/7). Dia mengalahkan kandidat dari kelompok konservatif, Saeed Jalili, seperti dilaporkan kantor berita Tasnim.
Juru bicara komisi pemilihan umum Iran, Mohsel Eslami mengumumkan hasil pemilu tersebut pada Sabtu pagi setelah penghitungan suara rampung dilaksanakan.
"Jalan terjal ke depan tidak akan mudah kecuali dengan dukungan, empati, dan kepercayaan kalian," ujar Pezeshkian di akun X-nya pada Sabtu.
"Saya mengulurkan tangan saya kepada kalian dan bersumpah atau nama kehormatan saya bahwa saya tidak akan meninggalkan kalian sendirian di jalan ini. Jangan tinggalkan saya sendirian," lanjutnya, dikutip dari laman The Cradle, Minggu (7/7).
Dalam pidato kemenangannya, Pezeskhian memaparkan rencananya ke depan dan mengatakan akan mengedepankan dialog, musyawarah, dan konsensus nasional, serta berjanji untuk mengatasi masalah ekonomi, sosial, budaya, politik di Iran.
"Saya terikat pada perintah Allah, dan berkomitmen untuk mendengarkan kalian dan penderitaan kalian,"
cetusnya, seperti dikutip dari laman Press TV.
Pezeshkian dan Jalili berhadapan pada pemilihan putaran kedua yang berlangsung Jumat (5/7) setelah meraih suara terbanyak dari empat kandidat pada pemilihan awal yang berlangsung 28 Juni lalu.
Pezeskhian meraup 53,7 persen suara, sedangkan pesaingnya, Jalili meraih 44,3 persen suara.
Pezeshkian akan menjabat selama empat tahun, menggantikan Ebrahim Raisi yang tewas dalam kecelakaan helikopter pada Mei.
Menurut Fereshteh Sadeghi dari The Cradle, sosok presiden baru Iran ini mewakili faksi yang ingin memperbaiki hubungan dengan Barat.
"Menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015, dan bahkan menjalin hubungan dengan AS," tulis Sadeghi.
"Kerangka berpikir ini mendukung pasar bebas, meminimalisir peran pemerintah, dan mengkritik kebijakan luar neger "lihatlah ke timur" Iran dan pengaruhnya yang berkembang di Asia Barat dan Afrika Utara," tambah Sadeghi.