Ini Sosok Pengganti Ebrahim Raisi Jadi Presiden Iran, Orang Terdekat Ayatullah Khamenei
Berdasarkan konstitusi Iran, wapres yang naik menjadi presiden jika presiden yang sedang menjabat meninggal dunia.
Berdasarkan konstitusi Iran, wapres yang naik menjadi presiden jika presiden yang sedang menjabat meninggal dunia.
Ini Sosok Pengganti Ebrahim Raisi Jadi Presiden Iran, Orang Terdekat Ayatullah Khamenei
Wakil Presiden Iran, Mohammad Mokhber dikabarkan akan menggantikan Presiden Ebrahim Raisi yang tewas dalam kecelakaan helikopter pada Minggu (19/5).
Raisi tewas bersama sejumlah pejabat, termasuk Menteri Luar Negeri usai menghadiri peresmian proyek pembangunan bendungan di Provinsi Azerbaijan Timur.
Dilansir Al Arabiya, Senin (20/5), Mokhber akan menjadi presiden sementara menggantikan Raisi sesuai dengan konstitusi Iran.
Mohammad Mokhber lahir pada 1 September 1955.
Dia dipandang dekat dengan pemimpin tertinggi Ayatullah Ali Khamenei, yang memegang keputusan akhir dalam segala urusan negara.
Mokhber menjadi wakil presiden pertama pada tahun 2021 ketika Raisi terpilih sebagai presiden.
Sebagai presiden sementara, Mokhber merupakan bagian dari dewan yang beranggotakan tiga orang bersama dengan ketua parlemen dan kepala yudisial, yang akan menyelenggarakan pemilihan presiden baru dalam waktu 50 hari setelah kematian presiden.
Mokhber adalah bagian dari tim pejabat Iran yang mengunjungi Moskow pada bulan Oktober dan setuju untuk memasok rudal permukaan-ke-permukaan dan lebih banyak drone ke militer Rusia, kata sumber kepada Reuters pada saat itu. Tim tersebut juga termasuk dua pejabat senior dari Garda Revolusi Iran dan seorang pejabat dari Dewan Keamanan Nasional Tertinggi.
Mokber sebelumnya menjabat sebagai kepala Setad, sebuah badan dana investasi yang terkait dengan pemimpin tertinggi.
Pada 2010, Uni Eropa memasukkan Mokhber ke dalam daftar individu dan entitas yang diberi sanksi atas dugaan keterlibatan dalam “kegiatan rudal nuklir atau balistik”. Dua tahun kemudian, ia dikeluarkan dari daftar tersebut.
Pada 2013, Departemen Keuangan AS menambahkan Setad dan 37 perusahaan yang diawasinya ke dalam daftar entitas yang terkena sanksi.
Setad atau Setad Ejraiye Farmane Hazrate Emam (Markas Besar Pelaksana Perintah Imam), didirikan berdasarkan perintah yang dikeluarkan oleh pendiri Republik Islam Iran atau pendahulu Khamenei, Ayatollah Ruhollah Khomeini. Badan tersebut bertugas menjual dan mengelola properti yang diduga ditinggalkan pada tahun-tahun kacau setelah Revolusi Islam 1979 dan menyalurkan sebagian besar hasilnya untuk amal.