Menganalisis Penyebab Kegagalan Timnas Indonesia di Piala AFF 2024
Timnas Indonesia mengalami kegagalan di Piala AFF 2024 setelah kalah 0-1 dari Filipina, yang mengakibatkan mereka tidak lolos ke semifinal Grup B.
Timnas Indonesia mengalami kegagalan total di Piala AFF 2024. Setelah menderita kekalahan 0-1 dari Filipina di pertandingan terakhir Grup B, Tim Merah-Putih dipastikan tidak melaju ke semifinal. Gol tunggal yang dicetak Filipina berasal dari tendangan penalti Bjorn Kristensen pada menit ke-63. Kekalahan ini menjadi titik akhir bagi langkah skuad Garuda dalam turnamen tersebut.
Dengan hasil ini, pasukan Shin Tae-yong harus puas berada di peringkat ketiga klasemen akhir Grup B Piala AFF 2024 dengan perolehan 4 poin. Sementara itu, tiket semifinal berhasil diraih oleh Vietnam dengan nilai 10 dan Filipina dengan nilai 6. Bola.com telah merangkum tiga faktor yang berkontribusi terhadap kegagalan Timnas Indonesia dalam Piala AFF 2024. Hal ini mencakup ketidaksuburan para striker hingga kesalahan dalam strategi yang diterapkan oleh Shin Tae-yong. Yuk, scroll ke bawah untuk mengetahui lebih lanjut.
Penyerang tidak tampil baik
Ketajaman sebuah tim dapat dilihat dari kualitas striker yang dimilikinya, namun hal ini tampaknya hilang dari Timnas Indonesia pada Piala AFF 2024. Nama-nama seperti Hokky Caraka, Arkhan Kaka, dan Ronaldo Kwateh sepertinya belum siap untuk menghadapi tekanan berat di turnamen tersebut.
Dalam fase grup B, Timnas Indonesia hanya mampu mencetak total empat gol, dan menariknya, semua gol tersebut tidak berasal dari para penyerang. Gol-gol tersebut justru dicetak oleh para pemain bertahan, yaitu Asnawi Mangkualam, Muhammad Ferrari, dan Kadek Arel, yang menunjukkan bahwa kontribusi dari lini belakang sangat vital dalam pertandingan ini.
Dua kartu merah
Dua kartu merah yang didapat oleh Marselino Ferdinan saat menghadapi Laos dan Muhammad Ferrari dalam pertandingan melawan Filipina tentu membawa dampak negatif bagi tim. Seandainya Marselino Ferdinan tidak diusir dari lapangan dalam laga melawan Laos, bisa jadi Timnas Indonesia memiliki peluang lebih besar untuk meraih kemenangan.
Situasi serupa juga terjadi pada Muhammad Ferrari. Sebelum ia mendapatkan kartu merah, penampilan Timnas Indonesia sudah sangat baik saat melawan Filipina. Kehilangan kedua pemain kunci ini jelas menjadi kerugian yang signifikan bagi tim, mengingat performa yang ditunjukkan sebelumnya.
Taktik STY
Strategi yang diterapkan oleh Shin Tae-yong selama Piala AFF 2024 sering kali mengundang tanda tanya. Contohnya, keputusannya untuk menjadikan Daffa Fasya sebagai kiper utama saat menghadapi Laos, padahal sebelumnya Cahya Supriadi menunjukkan performa sangat baik dengan membawa tim meraih kemenangan 1-0 atas Myanmar. Akibatnya, tim kebobolan tiga gol dari Laos, yang menunjukkan bahwa keputusan tersebut tidak efektif.
Selain itu, saat bertanding melawan Myanmar, STY memilih untuk menurunkan dua pemain dengan nomor punggung sembilan, yaitu Hokky Caraka dan Arkhan Kaka, secara bersamaan. Keputusan ini jelas tidak tepat dan bisa dianggap sebagai langkah yang kurang strategis dalam konteks permainan. Dengan demikian, banyak yang mempertanyakan pilihan taktik yang diambil oleh pelatih selama turnamen ini.