Trump Tidak Percaya Laporan Intelijen Soal Ancaman Dunia
Dalam laporan intelijen disebutkan Iran yang selama ini dirasa menjadi ancaman besar bagi AS, ternyata tidak sedang memproduksi senjata nuklir. Laporan yang sama memberikan gambaran bahwa Korea Utara (Korut) masih menyimpan senjata pemusnah massal dari uranium.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump kemarin melayangkan pernyataan yang merendahkan badan intelijen AS. Trump tidak mempercayai laporan ancaman dunia (Worldwide Threat Assessment Report) dari intelijen yang dipaparkan di muka Senat.
Dalam akun Twitternya Trump menulis, Amerika Serikat harus berhati-hati dengan Iran. Hal itu merujuk pada ketidakpercayaannya jika Iran tidak memproduksi senjata nuklir.
-
Apa yang diramalkan tentang Donald Trump? Roberts menunjukkan bahwa Trump mungkin lebih fokus pada kekalahannya di masa lalu dibandingkan peluang yang ada saat ini. Maksudnya adalah Trump diramalkan bakal kalah di pemilu presiden tahun ini.
-
Kapan Donald Trump diramal? Jauh sebelum Donald Trump mengalami penembakan saat kampanye, pada Januari 2024 lalu, ia pernah diramal.
-
Apa yang dikatakan Donald Trump tentang dirinya dan Israel? "Saya presiden terbaik dalam sejarah Israel. Tidak ada yang melakukan apapun seperti yang saya lakukan ke Israel," kata Trump Maret lalu dalam wawancaranya dengan Israel Hayom.
-
Apa motif pelaku penembakan terhadap Donald Trump? Identitas dan motif pelaku penembakan belum jelas hingga saat ini.
-
Apa yang terjadi kepada Donald Trump saat sedang berkampanye? Mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump ditembak. Peristiwa tersebut terjadi kala Trump sedang kampanye Pilpres AS di depan pada pendukungnya di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/7).
-
Siapa yang meramal Donald Trump? Ramalannya itu dilakukan oleh seorang paranormal bernama Paula Roberts yang disiarkan oleh Fox News pada Januari lalu.
"Hati-hati dengan Iran karena sumber bahaya dan konflik. Mereka menguji roket minggu lalu. ... Mungkin Badan Intelijen harus kembali bersekolah," tulisnya, dikutip dari BBC News pada Kamis (31/1).
Dalam laporan intelijen disebutkan Iran yang selama ini dirasa menjadi ancaman besar bagi AS, ternyata tidak sedang memproduksi senjata nuklir. Laporan yang sama memberikan gambaran bahwa Korea Utara (Korut) masih menyimpan senjata pemusnah massal dari uranium.
Sebagaimana diketahui bahwa Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir dengan Iran, pada tahun lalu. Selain itu, di pertengahan tahun yang sama ia bertemu dengan Kim Jong-un guna membahas denuklirisasi Semenanjung Korea.
Donald Trump sering kali mengklaim keberhasilannya bernegosiasi dengan Jong-un, dan menyatakan bahwa pertemuan itu telah mengakhiri ancaman nuklir Korea Utara --khususnya bagi kawasan Asia Timur. Pernyataan itu mendatangkan tanda tanya besar bagi anggota parlemen, tak terkecuali para politisi dan ahli di AS.
Laporan Badan Intelijen Selasa kemarin setidaknya membantah dua klaim Trump selama ini, yakni keberhasilan denuklirisasi Korut dan ISIS yang telah dikalahkan.
Dalam beberapa cuitan lain, Trump mengatakan bahwa badan intelijen terlalu naif dan pasif melihat ancaman Iran.
Ia sendiri melihat Iran sebagai negara yang selalu membuat ulah. Trump juga mengklaim prestasi besarnya. Ia katakan bahwa Tehran saat ini memang jauh lebih baik, namun itu berkat AS menarik diri dari kesepakatan nuklir.
Padahal laporan Direktur CIA mengatakan bahwa secara teknis Iran memang patuh terhadap kesepakatan nuklir, meskipun AS menarik diri.
Presiden yang mengalahkan Hillary Clinton itu melihat uji coba roket Iran sebagai ancaman.
Kali ini, cuitan Trump sedikit sesuai dengan laporan, meskipun tidak serta merta akan terjadi dalam waktu dekat.
Sebelumnya, intelijen memang mengingatkan bahwa ambisi Iran untuk mendominasi kawasan Timur Tengah dapat membahayakan kepentingan AS di masa yang akan datang.
Reporter: Siti Khotimah
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Pejabat Gedung Putih: Trump Jadi Presiden Karena Keinginan Tuhan
Penasihat Trump Akui AS Incar Kekayaan Minyak Venezuela
Nicolas Maduro Tuding Trump Perintahkan Mafia Kolombia untuk Membunuhnya
AS Disebut Jauh Lebih Korup di Bawah Pemerintahan Trump
Laporan Terbaru: Orang Terkaya Dunia Lebih Pelit Dibandingkan Donald Trump
Ditekan Amerika Serikat, Inilah Kekuatan Militer Venezuela