WHO: Kerumunan Penonton Piala Eropa 2020 Picu Lonjakan Infeksi Covid-19
Kerumunan di stadion sepak bola Euro 2020 dan di pub serta bar di kota penyelenggara memicu lonjakan terbaru infeksi virus corona di Eropa.
Kerumunan di stadion sepak bola Euro 2020 atau Piala Eropa 2020 dan di pub serta bar-bar di kota penyelenggara memicu lonjakan terbaru infeksi virus corona di Eropa. Hal ini disampaikan WHO pada Kamis.
Menurut WHO, penurunan kasus infeksi baru selama 10 pekan di seluruh Eropa berakhir dan gelombang baru infeksi tak terbendung jika penggemar bola dan lainnya tidak memperhatikan protokol kesehatan.
-
Bagaimana Pilkada 2020 diselenggarakan di tengah pandemi? Pemilihan ini dilakukan di tengah situasi pandemi COVID-19, sehingga dilaksanakan dengan berbagai protokol kesehatan untuk meminimalkan risiko penularan.
-
Siapa yang dilibatkan dalam penanganan pandemi Covid-19 dalam disertasi Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung? Analisis ini menawarkan wawasan berharga tentang pentingnya kerjasama antar-sektor dan koordinasi yang efektif antara lembaga pemerintah dan non-pemerintah dalam menghadapi krisis kesehatan.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kenapa Gege Elisa tetap berlatih tenis saat pandemi Covid-19? Demi mengasah skill bermainnya, Gege melakukan latihan di lapangan indoor maupun outdoor
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Apa saja yang dipilih rakyat Indonesia pada Pilkada 2020? Pada Pilkada ini, rakyat Indonesia memilih:Gubernur di 9 provinsiBupati di 224 kabupatenWali kota di 37 kota
Pekan lalu, angka kasus baru naik sampai 10 persen, didorong kerumunan di kota-kota penyelenggara Euro 2020, perjalanan dan pelonggaran pembatasan sosial.
“Kita perlu melihat lebih dari sekadar stadion itu sendiri,” kata pejabat senior bidang kedaruratan WHO, Catherine Smallwood, kepada wartawan, dikutip dari Reuters, Jumat (2/7).
“Kita perlu melihat bagaimana orang-orang sampai di sana, apakah mereka bepergian dengan konvoi bus besar yang penuh sesak? Dan ketika mereka meninggalkan stadion, apakah mereka pergi ke bar dan pub yang ramai untuk menonton pertandingan?”
"Peristiwa kecil terus-menerus inilah yang mendorong penyebaran virus," lanjut Smallwood.
Menteri Dalam Negeri Jerman, Horst Seehofer menyebut keputusan badan sepak bola Eropa UEFA untuk mengizinkan kerumunan besar di Euro 2020 "sama sekali tidak bertanggung jawab".
Dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke Reuters, UEFA mengatakan langkah-langkah mitigasi di lokasi penyelenggaraan "sepenuhnya selaras dengan peraturan yang ditetapkan oleh otoritas kesehatan masyarakat setempat yang kompeten".
Peningkatan baru kasus Covid-19 terjadi karena varian virus Delta yang lebih menular menyebar dengan cepat ke seluruh Eropa.
Hampir 2.000 orang yang tinggal di Skotlandia menghadiri acara Euro 2020 saat terinfeksi Covid-19, di mana banyak yang menghadiri pertandingan penyisihan grup melawan Inggris di London pada 18 Juni, kata pihak berwenang Skotlandia, pada Rabu.
Peningkatan infeksi telah menimbulkan kekhawatiran gelombang ketiga dapat menyebar ke seluruh Eropa pada musim gugur jika orang tidak divaksinasi.
"Kekhawatiran akan lonjakan musim gugur masih ada, tetapi apa yang kita lihat sekarang adalah bahwa itu mungkin datang lebih awal," kata Smallwood.
Baca juga:
Badan Pengawas Obat Eropa: Dua Dosis Vaksin Covid Bisa Cegah Infeksi Varian Delta
Waspada, Virus Corona Varian Delta Lebih Bertahan Lama di Udara
Guatemala Asapi Kota untuk Cegah Penularan Covid-19
Goyahnya Sistem Kesehatan Myanmar Kembali Dihantam Lonjakan Kasus Covid-19
Perjuangan Tim Medis Lakukan Vaksinasi Covid-19 di Pedalaman Peru