Bullying jadi ketakutan terbesar orang tua
Dibandingkan dengan penggunaan narkoba, rokok, atau alkohol, tindakan bullying lebih membuat orang tua khawatir.
Selain bersemangat, kekhawatiran seringkali juga muncul pada anak dan orang tua ketika sekolah dimulai. Terutama ketika anak mulai menginjak masa remaja, ada banyak hal yang bisa dikhawatirkan oleh orang tua. Misalnya pergaulan yang salah, narkoba, merokok, atau alkohol.
Namun survei terbaru mengungkap bahwa ketakutan terbesar orang tua bukanlah masalah merokok, minum alkohol, atau khawatir anaknya akan terlibat pergaulan yang salah, melainkan tindakan bullying, seperti dilansir oleh The Telegraph (20/10).
-
Apa dampak utama dari bullying pada anak? Dampak bullying pada anak yang paling signifikan adalah penurunan harga diri. Pelecehan, penghinaan, dan pengucilan yang terus menerus dapat menyebabkan perasaan tidak berharga dan tidak mampu.
-
Apa saja contoh tindakan bullying yang dilakukan anak dan remaja? Mereka mungkin melecehkan atau mengolok orang lain dalam upaya untuk menonjol di antara teman-teman mereka.
-
Bagaimana bullying tersebut terjadi? Dalam video tampak korban, AY (14), tak bisa berbuat apa-apa saat menjadi sasaran teman-teman sekelasnya. Dia dimaki dengan kata-kata kasar menggunakan bahasa setempat oleh para pelaku. Korban juga dipaksa sujud dan mencium kaki pelaku. Kepalanya didorong ke bawah oleh salah satu pelaku, sementara pelaku lain tertawa. Kemudian pelaku lain sengaja mendorong temannya dengan tujuan menimpa badan korban. Saat rambut korban berantakan, pelaku memaksanya berkaca ke layar ponsel.
-
Kapan orang tua harus curiga kalau anak mereka mengalami bullying? Terkadang, menghilangnya teman terjadi karena terpisah dan sudah tidak lagi akrab. Namun di sisi lain, hilangnya teman juga bisa bisa menjadi indikasi bahwa penindasan sedang terjadi.
-
Apa yang dimaksud dengan bullying? Bullying atau perundungan salah satu masalah sosial yang kerap terjadi di lingkungan sekolah, tempat kerja hingga dunia maya.
Survei yang dilakukan pada 1.000 orang tua yang memiliki anak berusia 10 - 14 tahun mengungkap bahwa ketakutan terbesar mereka adalah ketika anak mereka menjadi korban bullying di sekolah. Sekitar 33 persen orang tua memilih bullying sebagai kekhawatiran terbesar, sementara 28 persen khawatir tentang prestasi anak mereka di sekolah. Sekitar 21 persen khawatir anak mereka akan memilih teman yang salah.
Tiga hal ini juga menjadi kekhawatiran bagi anak-anak yang baru saja masuk sekolah menengah pertama, namun dengan urutan yang berbeda. Sekitar 33 persen anak lebih khawatir tak memiliki teman yang sesuai dengan mereka. Satu dari empat anak (24 persen) khawatir menjadi target bullying, sementara 19 persen mengkhawatirkan prestasi mereka.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh ICM dengan kerjasama Drinkaware, orang tua juga khawatir dengan penggunaan alkohol. Sekitar 27 persen orang tua khawatir anaknya akan mencoba alkohol, 39 persen khawatir mereka akan merokok, sementara 40 persen khawatir anak mereka akan mencoba obat-obatan terlarang.
Namun angka tersebut menjadi kecil ketika dibandingkan dengan ketakutan mereka terhadap bullying pada anak, yaitu sebesar 80 persen. Sementara hanya 16 persen anak yang menyebutkan alkohol, 18 persen yang menyebutkan obat terlarang, dan tindakan bullying tetap menjadi nomor satu, yaitu 65 persen.
Bagaimana pendapat kalian tentang hasil survei di atas? Apakah kalian juga lebih khawatir anak terkena tindakan bullying daripada obat-obatan terlarang atau berteman dengan kelompok teman yang salah?
(mdk/kun)