Dari realis hingga lukisan yang berbicara
Lukisan ekspresionis pelukis harus menggali atau mengeksplorasi keadaan yang menjadi latar belakang lukisannya.
Ropih Amantubillah, 57 tahun, menekuni banyak aliran pada goresan seni rupa buah karyanya. Awalnya lukisan-lukisan yang ia buat bercorak realis. Seiring perjalanan waktu serta pengalaman, ia sampai pada tahap ekspresionisme. Yaitu objek lukisan tidak hanya ditampilkan apa adanya, tetapi mampu 'berbicara' dengan penikmat karya.
Dewasa ini, kata Ropih, para pecinta seni cenderung menginginkan karya seni modern (modern art) seperti lukisan ekspresionis dan abstrak. Lukisan tidak hanya dinikmati mata tetapi ada komunikasi antara perupa dan penikmat seni. Apa yang dituangkan pelukis melalui sapuan kuas di atas kanvas dapat dirasakan oleh penikmat.
Hal itu berbeda dengan lukisan pemandangan alam di mana objek lukisan hanya dipandang sebagai objek yang yang sempurna. Sebuah lukisan naturalis dan realis yang menuangkan bentuk alam, harus sama persis sebagaimana alam. Ibaratnya, jika menggambar bunga yang jatuh harus terasa jatuhnya.
Sedangkan pada lukisan ekspresionis sang pelukis harus menggali atau mengeksplorasi keadaan yang menjadi latar belakang lukisan, misalnya kondisi negara, situasi politik, ekonomi, yang kemudian dituangkan dalam simbol-simbol.
Eksplorasi yang dilakukan bisa sangat luas. Jika lukisan itu berbicara kondisi negara, sang pelukis minimal bersentuhan dengan sejarah, menyelami masa penjajahan Belanda, masa Orde Baru, Orde Lama dan seterusnya.
“Apa yang dilihat dan dirasakan seorang pelukis dari eksplorasinya akan terlihat dari lukisan. Akhirnya harga lukisan tergantung proses eksplorasi seorang pelukis. Itu sebabnya lukisan-lukisan ekspresionis biasanya lebih mahal harganya,” jelas Ropih, saat berbincang dengan Merdeka Bandung di Rumah Seni Ropih, Jalan Braga, Bandung.
Salah satu karya Ropih yang terkenal adalah lukisan berjudul Bunga Harum Mewangi. Lukisan ini lahir dari gagasan dan harapan yang muncul dalam perjalanan hidup pelukis yang mengagumi warna emas ini.
Ropih lahir di Bandung dari keluarga biasa-biasa saja secara ekonomi. Kini ia memiliki delapan anak. Ia ingin namanya harum seperti bunga, minimal di hadapan keluarga dan anak-anaknya. Metafora Bunga Harum Mewangi akhirnya tidak mengarah pada diri si pelukis, melainkan hasil perenungan-perenungan pada tokoh bangsa seperti Bung Karno, Diponegoro, dan lain-lain.
“Nama mereka wangi sampai sekarang. Mengapa nama mereka wangi? Kerena hidup punya makna. Bung Karno turut melepaskan negeri ini dari penjajahan. Diponegoro sebagai perintis untuk lepas dari penjajahan,” katanya.
Tapi seseorang tidak musti sama dengan Bung Karno, minimal dia bisa wangi di lingkungan, orang-orang nyaman berbicara dengannya, orang-orang merasakan makna bergaul dengannya.
“Orang-orang seperti itu yang saya sebut bunga harum mewangi. Betapa ruginya kita kalau dianggap tidak ada oleh orang lain,” ujarnya.
Baca juga:
Alasan Ridwan Kamil izinkan Bandros kembali beroperasi
Mari coba makan ojay, kerupuk lezat dari tanah Parahyangan
Ini 23 pemain Persib yang bakal main di Piala Jenderal Sudirman
Pembuatan e-KTP & akta kelahiran di Balai Kota Bandung diserbu warga
Tony Sucipto yakin kekompakan Persib tetap terjaga
Gunung Hejo, ladang uang petani Lembang
Ini cara sederhana bisa bikin ekonomi desa berdenyut
-
Kapan Indonesia merdeka? Hari ini, tepat 78 tahun yang lalu, Indonesia menyatakan diri sebagai sebuah negara merdeka.
-
Apa yang bisa dinikmati di Bandung? Bandung menawarkan banyak sekali pilihan untuk menjelajahi dan menikmati keajaiban alam bebas. Wisata Bandung ini bisa jadi destinasi liburan.
-
Kapan Singapura merdeka? Singapore Independence Day was on the 9th of August 1965.
-
Dimana Langgar Merdeka berada? Lokasinya terletak di Jln. Dr. Radjiman No. 565 Laweyan, Solo.
-
Kapan Malaysia merdeka? Negara monarki konstitusional ini baru memperoleh kemerdekaannya pada 31 Agustus 1957.
-
Apa saja yang bisa dinikmati di Bandung saat Lebaran? Selama liburan Lebaran, kamu tentu dapat menikmati suasana Kota Bandung yang ramai dengan beragam acara festival seni, pertunjukan musik, dan pameran seni. Jika sudah sampai di sini, jangan lupa juga untuk menjelajahi kuliner khas Bandung seperti makanan tradisional Sunda, kue basah, dan kopi lokal yang lezat.