Wisata Religi Langgar Merdeka di Solo, Dulunya Tempat Jual Beli Ganja
Langgar Merdeka merupakan salah satu tempat wisata di Solo.
Langgar Merdeka merupakan salah satu destinasi wisata religi yang punya nilai sejarah.
Wisata Religi Langgar Merdeka di Solo, Dulunya Tempat Jual Beli Ganja
Tak hanya menjadi tujuan wisata, Langgar Merdeka ini juga masih dijadikan tempat beribadah. Lokasinya terletak
di Jln. Dr. Radjiman No. 565 Laweyan, Solo. Langgar Merdeka juga menjadi salah satu ikon Kampung Batik Laweyan.
Berikut ulasan mengenai Langgar Merdeka.
-
Apa ciri khas Kampung Laweyan? Mbok Mase adalah perempuan yang gigih dan ulet, ciri khas perempuan Kampung Laweyan pada masa jayanya.
-
Di mana Kampung Batik Laweyan berada? Laweyan merupakan sebuah kampung tua tempat tinggal perajin batik yang berada di Kota Solo.
-
Dimana tempat wisata sejarah di Solo? Yup, banyak sekali tempat yang bersejarah peninggalan kerajaan zaman dulu di Solo yang kemudian dijadikan lokasi wisata sejarah yang ciamik dan wajib untuk dikunjungi.
-
Dimana lokasi Kampung Batik Laweyan? Lokasi Kampung Batik Laweyan terletak di Jalan Sidoluhur No.6, Bumi, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta.
-
Kenapa Kampung Batik Laweyan terkenal? Sejak zaman dahulu kala, kampung ini sudah dikenal sebagai pusat produksi batik klasik yang mempertahankan keunikan dan keaslian motif dan warna tradisional.
-
Siapa juragan batik di Kampung Laweyan? Pada suatu masa di Kampung Batik Laweyan, Solo, hiduplah seorang juragan batik bernama Mbok Mase.
Sejarah Langgar Merdeka
• Tahun 1877 Di balik bangunan yang kini menjadi musala, ternyata dulunya tempat ini sempat jadi tempat jual beli obat candu yaitu Ganja. Dulu, Langgar Merdeka ini merupakan rumah toko yang dimiliki oleh warga keturunan Tiongkok. Kekhasan itu terlihat dari dinding. Tertulis tanggal berdirinya bangunan asli tersebut yaitu 7 Juli 1877.
• Tahun 1942-1946 Melansir dari laman pariwisatasolo.surakarta.go.id, nama Langgar Merdeka berasal dari kata Langgar yang artinya musala. Dan kata Merdeka yang diambil untuk memeringati kemerdekaan RI.
Setelah tak jadi toko obat lagi, Langgar tersebut dibangun di tanah wakaf berukuran 179 meter persegi. Pembangunan ini dimulai pada tahun 1942 dan usai ditanggal 26 Februari 1946. Langgar ini diresmikan Menteri Sosial pertama Indonesia yaitu Mulyadi Joyo Martono. • Tahun 1949-1950 Melansir dari laman pariwisatasolo.surakarta.go.id, pada Agresi Militer Belanda II tahun 1949, nama Langgar Merdeka diganti dengan Langgar Al-Iklhas, karena pemerintah Belanda melarang penggunaan kata Merdeka.Melansir dari kampoengbatiklaweyan.org, saat Agresi Militer Belanda II, Langgar Merdeka Laweyan sempat dijatuhi dua bom oleh Militer Belanda. Akan tetapi bom tidak meledak, sehingga tidak mengenai Langgar Merdeka.
Seusai Agresi Militer Belanda II, masyarakat setempat kembali mengguanakan nama Langgar Merdeka tahun 1950. Ternyata, nama Merdeka merupakan titipan dari Presiden Pertama Indonesia, Ir. Soekarno.
• Tahun 2006 Melansir dari kampoengbatiklaweyan.org, pada 4 Desember 2006 Langgar Merdeka diresmikan oleh Yayasan Langgar Merdeka Kampoeng Batik Laweyan sebagai tujuan wisata dan menjadi pusat perkembangan agama Islam di Solo. Kini, Langgar ini masih berdiri kokoh dan menjadi tempat ibadah bagi umat muslim di sekitar. Sesekali, ada wisatawan yang ingin berkunjung.
• Tahun 2012 - sekarang Melansir dari laman pariwisatasolo.surakarta.go.id, tahun 2012 Langgar Merdeka ditetapkan menjadi cagar budaya. Penetapan ini dilakukan untuk melindungi bangunan asli. Sehingga ada pelarangan untuk mengubah bangunan tersebut.
Fungsi Langgar Merdeka
Saat ini, bangunan Langgar Merdeka telah menjadi salah satu tujuan destinasi para wisatawan yang datang ke Kota Solo. Melansir dari laman kampoengbatiklaweyan.org, bangunan Langgar Merdeka ini memiliki fungsi di setiap bangunannya. Menurut Alm. H. Imam Mashadi, Langgar Merdeka dibuat 2 lantai dengan tujuan sendiri. Di lantai atas memiliki fungsi untuk tempat beribadah.
Sementara lantai bawah difungsikan sebagai tempat untuk pengunjung dan pengelola Langgar Merdeka. Lantai bawah dibuat seperti kios-kios. Tujuannya agar hasil usaha bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan langgar serta kehidupan pengelolanya. Langgar Merdeka ini cukup unik. Bangunan langgar berbeda dari musala atau masjid lain. Langgar ini tampak lebih tertutup, tapi di setiap dindingnya terdapat jendela-jendela dan pintu-pintu. Di bagian atas bangunan terdapat menara yang menjadi satu dengan bangunan, sebagai penerusan dari ruang mihrabDi dalam bangunan lantai dua yang dijadikan tempat ibadah, ada pembatas setinggi dua meter. Pembatas ini digunakan untuk membatasi tempat salat wanita dan pria.
Struktur Bangunan
Struktur dari bangunan ini menggunakan dinding dari batu bata dan atapnya dari rangka kayu. Begitu juga dengan lantai atas serta penutup atap genteng. Langgar Merdeka juga memiliki ornamen bertuliskan Bahasa Arab yang menghiasi dinding sekeliling bangunan.