Melacak Jejak Bekas Bandara Pertama di Kota Semarang, Kini Nyaris Hilang Tergerus Zaman
Bekas landasan pacu bandara kini telah padat oleh rumah-rumah penduduk dan bangunan lainnya.
Bekas landasan pacu bandara kini telah padat oleh rumah-rumah penduduk dan bangunan lainnya.
Melacak Jejak Bekas Bandara Pertama di Kota Semarang, Kini Nyaris Hilang Tergerus Zaman
Pada tanggal 1 November 1928, Belanda membuka penerbangan komersial pertama di Hindia Belanda melalui perusahaan KNILM. Perusahaan itu membuka penerbangan rute Batavia-Bandung dan Batavia-Semarang.
-
Kenapa bandara Ngebul di Salatiga jadi hilang? Setelah perang berakhir, lalu lintas pesawat berangsur-angsur hilang. Ini karena aktivitas perlawanan maupun penjajahan melalui udara sudah berakhir.
-
Apa nama awal Semarang? Dilansir dari Wikipedia, sejarah Semarang berawal dari abad ke-6 Masehi. Saat itu, Semarang merupakan sebuah daerah pesisir pantai bernama Pragota.
-
Dimana letak Kota Lama Semarang? Lokasinya tak lain berada di pusat kota.
-
Dimana Kota Semarang berada? Kota Semarang terletak berbatasan dengan Laut Jawa di bagian utara, Kabupaten Demak di bagian timur, Kabupaten Semarang di bagian selatan, dan Kabupaten Kendal pada bagian barat.
-
Apa yang tersisa dari bangunan tua Semarang? Yang tersisa saat ini hanyalah paviliun pelengkap bangunan utama.
Bandara yang digunakan di Semarang bukanlah Bandara Ahmad Yani seperti yang beroperasi sekarang ini, melainkan sebuah bandara bernama “Airfield Simongan”.
Dulunya, Airfield Simongan merupakan salah satu bandara yang melayani penerbangan komersial pertama di Indonesia. Sayang kini jejak bandara itu nyaris hilang tergerus zaman.
Sesuai namanya, bandara itu berada di daerah Simongan. Lantas di mana letak persis dari bandara itu?
Kini lokasi yang dulu pernah menjadi bandara telah berubah fungsi menjadi Islamic Center. Beberapa bangunan yang berada di Islamic Center antara lain masjid, sekolah, serta asrama haji transit.
Di asrama haji transit itu diduga bekas bangunan bandara Airfield Simongan masih tersisa. Dikutip dari kanal YouTube Tri Anaera Vloger, di sana ada sebuah bangunan berarsitektur era kolonial Belanda.
“Ini adalah bangunan utama yang dulunya digunakan sebagai kantor untuk landasan pacu Simongan,” kata pemilik kanal YouTube Tri Anaera Vloger.
Tak jauh dari bangunan itu, ada sebuah tandon air yang sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Dahulunya tandon itu merupakan rangkaian besi yang tersusun, kini tandon air itu sudah direstorasi dengan menggunakan semen.
Dalam sebuah foto lama, tampak sketsa landasan Airfield Simongan pada zaman Belanda. Bandara itu tampak luas dengan dua “Runaway”. Sedangkan bangunan kantor bandara hanya satu dan berada di pojok runaway tersebut.
Bekas kantor bandara kini telah menjadi asrama haji. Sedangkan runaway 1 tampak sudah banyak berdiri rumah-rumah penduduk, begitu pula dengan bekas runaway 2.
Bisa dipastikan kini hampir tak ada bekas dari bandara peninggalan kolonial Belanda itu di luar dua bangunan yang berada di kompleks asrama haji.