Sejarah Lanud Sulaiman Bandung, Diambil dari Nama Prajurit AURI yang Gugur saat Kecelakaan Pesawat
Nama Lanud Sulaiman diambil dari seorang prajurit AURI yang gugur karena kecelakaan pesawat di Kiaracondong.
Nama Lanud Sulaiman diambil dari seorang prajurit AURI yang gugur karena kecelakaan pesawat di Kiaracondong
Sejarah Lanud Sulaiman Bandung, Diambil dari Nama Prajurit AURI yang Gugur saat Kecelakaan Pesawat
Pangkalan Udara Sulaiman atau sering disebut Lanud Sulaiman di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, menjadi salah satu lapangan terbang di Indonesia yang masih aktif hingga sekarang.
Letaknya persis di pinggir jalan, penghubung antara Kota Bandung dengan Kabupaten Bandung via Soreang dan Margahayu.
-
Siapa pendiri TNI AU? Marsekal Suryadi Suryadarma adalah pendiri TNI AU. Dia membangun kekuatan udara hampir dari nol.
-
Bagaimana kru SS Ourang Medan meninggal? Konon, seluruh awak kapal ditemukan tewas dengan ekspresi ketakutan di wajah mereka, tanpa luka atau cedera fisik yang terlihat.
-
Kapan Marsekal Suryadi memimpin TNI AU? Marsekal Suryadi Suryadarma Memimpin Angkatan Udara Republik Indonesia Tahun 1946-1962 Di bawah komandonya, TNI AU membangun kekuatan hingga menjadi salah satu yang paling disegani di Asia pada awal era 1960an.
-
Siapa Bapak TNI AU? Ternyata setelah dewasa ia justru menjadi tokoh yang berpengaruh di dunia penerbangan dan dikenal sebagai Bapak TNI Angkatan Udara.
-
Apa itu alutsista TNI AU? Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) dibutuhkan sebagai urat nadi pertahanan. Pelindung langit Indonesia.
-
Apa arti kata-kata untuk orang meninggal di SUMUT? Beberapa ucapan ini terdengar sederhana, namun dapat menunjukkan perhatian dan rasa empati dari orang-orang yang sedang berduka cita. Kata-kata ucapan untuk orang meninggal ini juga dapat memberikan dukung dan motivasi bagi keluarga yang ditinggalkan. Dengan pelipur, maka rasa sedih dan beban yang sedang mereka rasakan bisa sedikit berkurang.
Terdapat banyak sisi menarik dari lapangan terbang tersebut, mulai dari asal usul namanya yang diketahui berasal dari salah satu nama prajurit AURI yang gugur setelah pesawatnya jatuh di kawasan Kiaracondong, sampai fungsinya yang tak sekedar pangkalan udara.
Lanud Sulaiman jadi saksi perkembangan militer Angkatan Udara di Jawa Barat dan Indonesia. Berikut selengkapnya.
Sejarah Lanud Sulaiman
Merujuk laman Universitas Sains dan Teknologi Komputer, Lanud Sulaiman merupakan pangkalan udara tipe B.
Posisinya berada di bawah Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan dan Latihan Angkatan Udara.
Mulanya pada tahun 1942 pangkalan udara ini disiapkan Belanda untuk menunjang fasilitas transportasi militer di kota Bandung. Namun saat itu, pasukan Jepang tiba-tiba merangsek masuk ke Indonesia, salah satunya melalui laut utara Jawa Barat di Indramayu yang dekat dengan Bandung.
Proses pembangunan lapangan terbang kemudian diambil alih Jepang, dan resmi dimulai pada 1943. Ketika itu, Jepang membangun landasan pacu dan taxi way di tahap awal. Lapangan udara ini lantas diberi nama Lapangan Terbang Margahayu, karena letaknya berada di wilayah Margahayu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Dioperasikan Pada 1945
Dikarenakan situasi perang dunia yang makin memanas, pangkalan udara ini lantas dioperasikan mendadak pada 1944-1945 walaupun kondisinya belum 100 persen selesai.
Dalam sehari, tak kurang dari enam pesawat militer berbagai jenis mendarat dan lepas landas di sini. Lapangan terbang ini kemudian terbantu dengan adanya Lapangan Terbang Andir yang juga digunakan untuk kegiatan militer Jepang di masa perang dunia ke-2.
Namun setelah Indonesia menyatakan diri merdeka dari penjajah, Lapangan Terbang Margahayu terbengkalai.
Dioperasikan Kembali oleh AURI
Setelah Indonesia merdeka, dan Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) dibentuk, maka lapangan terbang ini kemudian difungsikan sebagai basis militer angkatan udara di masa itu.
Salah satu pihak yang berperan besar dalam pembangunan kembali pangkalan udara Margahayu adalah Letnan Drajat yang kemudian menjabat sebagai kepala teknik umum pangkalan udara Margahayu.
Lalu ada juga R. Didi Permana yang merupakan mantan petugas pembangunan pangkalan udara di Margahayu pada zaman Jepang.
Pembangunan dimulai dengan menata kembali fasilitas yang masih bisa digunakan, setelah hancur dihantam perang. Kemudian membangun jalan, serta mengumpulkan staf pangkalan dan mendirikan gedung seng (site 2), perumahan di blok B, C, D dan Cimariuk hingga masa peresmiannya di tahun 1954.
Penggunaan Nama Prajurit AURI yang Gugur untuk Lapangan Terbang Margahayu
Setelah beroperasi, lapangan terbang ini menjadi salah satu yang terpadat. Selain sebagai pangkalan militer, Lapangan Terbang Margahayu juga dijadikan sebagai tempat belajar bagi para perwira muda angkatan udara.
Sayangnya sebuah kecelakaan besar sempat terjadi pada 8 Juni 1966, yang memakan korban pimpinan tertinggi AURI, Kolonel Sulaiman. Ketika itu, pesawat yang ditumpangi Sulaiman bersama 11 rekannya mengalami kondisi jatuh di kompleks pabrik gas, Jalan Banten, Kiaracondong.
Ketika itu, pria yang juga merangkap sebagai Komandan Jenderal Komando Logistik berencana meninjau uji coba roket di pabrik Dahana, Tasikmalaya, Jawa Barat. Karena jasanya ini, nama Sulaiman diabadikan sebagai Pangkalan Udara atau Lanud Sulaiman.
Sang Istri Sempat Merasakan Firasat
Mengutip Surat Kabar Angkatan Bersenjata yang memuat berita tersebut, istri Kolonel Sulaiman sempat memiliki firasat yang janggal sebelum kejadian. Menurut pengakuannya, sang suami tak biasanya sarapan nasi goreng dengan porsi yang banyak dan begitu lahap.
Ia juga tak pernah membawa jungle pet saat berangkat kerja. Sulaiman juga sempat meminta dicium sang istri, Ny Annie. Dan ternyata itu merupakan kenangan terakhir Komandan Sulaiman sebelum meninggal karena kecelakaan pesawat.
Kejadian ini menjadi salah satu kecelakaan militer paling tragis yang pernah terjadi di Indonesia, karena memakan 12 korban. Sulaiman kemudian dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cikutra, Kota Bandung.
Difungsikan Sebagai Sekolah Militer AU
Saat ini, Lanud Sulaiman masih memiliki fungsi yang penting di bidang pendidikan TNI Angkata Udara.
Kemudian, Lanud Sulaiman juga difungsikan sebagai lokasi penegakan operasi udara dan pembinaan unsur kedirgantaraan di Jawa Barat. Dari sana diketahui bahwa lapangan terbang ini memiliki fungsi untuk meningkatkan kapasitas teknis dan teori, dari para prajurit TNI AU.