Melihat Jejak Kejayaan Hotel Selabintana di Sukabumi, Jadi Penginapan Megah Era Kolonial hingga Basis Markas PKI
Selabintana dulunya merupakan tempat berlibur orang-orang Eropa dari Batavia.
Pada era kolonial Belanda, daerah Sukabumi menjadi tempat berlibur bagi orang-orang Eropa. Mereka berlibur ke sebuah kawasan sejuk di lereng Gunung Gede bernama Selabintana. Mereka membangun hotel-hotel mewah di kawasan itu. Salah satu hotel yang jadi warisan kolonial itu adalah Hotel Selabintana.
Melalui sebuah video yang diunggah pada 17 Juli 2024, pemilik kanal YouTube Jejak Siborik berkesempatan mengunjungi hotel tersebut dan bertemu langsung dengan Pak Ade Hidayat, bagian divisi marketing Hotel Selabintana.
-
Dimana Hotel Indonesia dibangun? Menempati lahan seluas 25.082 meter persegi, hotel ini mempunyai slogan A Dramatic Symbol of Free Nations Working Together.
-
Kapan Hotel Majapahit dibangun? Hotel Majapahit adalah hotel bersejarah yang dibangun pada tahun 1910 oleh Sarkies Brothers.
-
Siapa yang membangun Hotel Majapahit? Pada tahun 1910, Lucas Martin Sarkies dan saudaranya John mendirikan Hotel Majapahit (dulu Hotel Oranje) di Kota Surabaya.
-
Apa yang membuat Siantar Hotel menjadi bangunan bersejarah? Saat masa kolonial Belanda dan Jepang, kota Pematangsiantar menjadi salah satu wilayah yang begitu penting. Saat itu, tentara rakyat pribumi melakukan perlawanan terhadap Belanda yang ingin menguasai kembali wilayah Indonesia pasca kemerdekaan.Salah satu bangunan yang menjadi saksi bisu perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah yaitu Siantar Hotel.
-
Kapan Hotel Kalitaman dibangun? Bangunan itu dibangun pada tahun 1837 untuk menyambut kedatangan Pangeran Williem Frederik Henderik, putra raja Williem II.
-
Dimana hotel mewah itu dibangun di Situ Bagendit? Bahkan di tahun 1920, di sana didirikan hotel mewah untuk menampung wisatawan Belanda dan Eropa yang singgah.
Ia menceritakan sejarah hotel dari awal pembangunannya hingga sekarang. Selain itu, ia pun mengantar Jejak Siborik ke bagian-bagian hotel yang masih terjaga keasliannya dari awal berdiri hingga saat ini.
Berikut cerita lengkapnya:
Sejarah Hotel Selabintana
Pak Ade Hidayat bercerita, sebelum tahun 1940, nama hotel itu adalah Grand Hotel Selabintana. Pada saat penjajahan Jepang, hotel itu berubah fungsinya menjadi markas militer Jepang.
Setelah Jepang pergi dari Indonesia, hotel warisan kolonial itu benar-benar tidak digunakan. Kondisinya dibiarkan terbengkalai. Padang ilalang tumbuh di sekeliling hotel. Tembok-tembok banyak yang retak.
Pada masa-masa itu, hotel tersebut dijadikan markas Partai Komunis Indonesia (PKI). Sampai akhirnya para anggota PKI diberantas pada tahun 1965. Setelah itu, kawasan hotel tersebut direnovasi oleh seorang anggota TNI bernama Komodor Wiradinata.
Peninggalan Kolonial yang Masih Terjaga
Walaupun sempat terbengkalai dan mengalami renovasi, namun banyak bangunan di area Hotel Selabintana yang masih terjaga keasliannya.
Pak Ade Hidayat mengajak Jejak Siborik ke sebuah bungalow yang masih terjaga keasliannya. Banyak perabotan di dalam bungalow itu yang terbuat dari kayu jati. Bohlam lampunya yang hingga kini masih menyala juga merupakan salah satu peninggalan Belanda.
Di dalam lemari kayu, masih tersimpan beberapa gelas dan piring peninggalan Belanda. Hingga kini bungalow itu masih disewa sebagai tempat penginapan.
Peninggalan Lain
Selain bangunan-bangunan tua, banyak tempat-tempat lain di Hotel Selabintana yang merupakan peninggalan Belanda. Beberapa di antaranya adalah lapangan tenis, kolam renang, serta bunker tua sebagai tempat berlindung.
Tak hanya infrastruktur, bahkan karyawan yang bekerja di sana juga diwariskan dari generasi ke generasi.
“Saya kerja di sini dari tahun 1996. Orang tua saya dan kakek saya kerja di sini,” kata Pak Usep, salah satu karyawan yang bekerja di hotel tersebut, dikutip dari kanal YouTube Jejak Siborik.