Hotel Pertama di Bali Berusia 96 Tahun, Pernah Dihuni Soekarno Hingga Charlie Chaplin
Menyimpan banyak jejak sejarah, hotel ini dinobatkan sebagai cagar budaya.
Menyimpan banyak jejak sejarah, hotel ini dinobatkan sebagai cagar budaya.
Hotel Pertama di Bali Berusia 96 Tahun, Pernah Dihuni Soekarno Hingga Charlie Chaplin
Jika Anda berkunjung ke Jalan Veteran, kota Denpasar, Bali, pasti Anda pernah melihat hotel bergaya khas bangunan Belanda ini.
Bali Hotel atau yang saat ini bernama Inna Bali Heritage Hotel tak hanya menyajikan kenyamanan untuk singgah, namun juga menjadi saksi bisu sejarah perjuangan bangsa Indonesia menuju kemerdekaan.
Hotel ini dibangun tahun 1927 oleh Pemerintah Belanda dengan nama Bali Hotel.
Awalnya, hotel ini dibangun sebagai tempat persinggahan para awak kapal Perusahaan Pelayaran Belanda (KPM) yang berlabuh di bali pada saat itu.
Bali Hotel kemudian berubah nama menjadi Natour Bali pada 1956, dan akhirnya menjadi Hotel Inna Bali pada 1961 sampai saat ini di bawah pengelolaan PT Hotel Indonesia Natour (Persero) bagian dari Hotel Indonesia Group, salah satu perusahaan plat merah. Berdirinya Hotel Inna Bali tak lepas dari ekspansi Belanda ke Pulau Dewata.
Merdeka.com
Tujuan Belanda datang ke Indonesia adalah mencari kekayaan alam, khususnya rempah dan monopoli perdagangan melalui kongsi dagang Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC). Pada abad ke-17, VOC terlibat perdagangan budak dengan para raja di Bali.
Hubungan para raja Bali dengan Belanda semakin mendalam memasuki abad ke-19. Kontrak-kontrak dagang dan politik berjalan mulus. Sebuah loji yang berfungsi sebagai posko jual beli budak dibangun di sekitar Kuta, Badung pada 1960.
Kekalahan Bali dalam dua perang besar, yaitu Puputan Badung (1906) dan Puputan Klungkung (1908) menyebabkan Bali harus tunduk menyeluruh pada kekuasan kolonial Belanda. Belanda pun gencar mengembangkan infrastruktur demi memuluskan misi dagangnya di Bali, salah satunya pembangunan Bali Hotel oleh Koninklijke Paketvaart-Maatschappij (KPM), sebuah perusahaan pelayaran Belanda untuk kepentingan ekonomi bidang pelayaran dan pariwisata.
Selain itu, banyak konferensi besar yang terselenggara di hotel ini. Banyak juga tokoh-tokoh dunia yang pernah menginap di Bali Hotel, di antaranya Presiden Pertama RI, Ir. Soekarno.
Pada 23 Juli 1952, Soekarno pernah menjamu Presiden Filipina, Elpidio Quirino. Uniknya, tokoh-tokoh dunia tersebut selalu menginap di kamar nomor 77 (dulunya nomor 50).
Semangat Bung Karno menyala di kamar ini. Bapak Proklamator RI itu selalu beristirahat di kamar sama setiap berkunjung ke Bali, tepatnya sebelum berpidato di alun-alun Kota Denpasar, atau sebelum melanjutkan perjalanan ke Istana Tampaksiring di Gianyar.
Kebiasaan Soekarno kemudian diikuti putra-putri hingga cucu-cucunya. Sebelum menjadi presiden kelima, Megawati sering datang ke Hotel Inna Bali. Jokowi dan putra sulungnya, Gibran Rakabuming adalah yang terbaru paling sering menginap di sini.
Tak hanya itu, komedian dunia Charles Spencer Chaplin atau yang lebih dikenal Charlie Chaplin juga pernah menginap di hotel ini bersama dengan kakaknya Sidney Chaplin pada 1932.
Dia merekam perjalan mereka dalam sepekan dalam film hitam putih, termasuk perayaan hari ulang tahun ke-43 Charlie pada 18 April.
Konferensi Denpasar 1946 juga digelar di hotel yang kini menjadi bagian dari Denpasar Heritage City Tour. Konferensi ini melahirkan Negara Indonesia Timur dengan kepala negaranya, Cokorda Gde Raka Sukawati.
Hotel bintang tiga ini solusi penginapan ekonomis, tanpa meninggalkan kesan mewah dan antik. Apalagi pemerintah melalui Kementerian Pariwisata saat ini tengah gencar mempromosikan wisata pertemuan, insentif, konvensi, dan pameran (MICE).