Menguak Sejarah Hotel Pertama di Salatiga, Dibangun untuk Menyambut Putra Mahkota Raja Belanda
Pada waktu berdiri, Hotel Kalitaman hanya dikhususkan bagi orang-orang Belanda Totok.
Pada waktu berdiri, Hotel Kalitaman hanya dikhususkan bagi orang-orang Belanda Totok, yakni anak yang lahir di negeri jajahan seperti Indonesia namun memiliki ayah dan ibu yang asli berdarah Belanda.
Menguak Sejarah Hotel Pertama di Salatiga, Dibangun untuk Menyambut Putra Mahkota Raja Belanda
Hotel Kalitaman menjadi hotel pertama di Salatiga. Bangunan itu dibangun pada tahun 1837 untuk menyambut kedatangan Pangeran Williem Frederik Henderik, putra raja Williem II.
Foto: YouTube Tri Anaera Vloger
-
Siapa yang membangun Hotel Majapahit? Pada tahun 1910, Lucas Martin Sarkies dan saudaranya John mendirikan Hotel Majapahit (dulu Hotel Oranje) di Kota Surabaya.
-
Kapan Hotel Majapahit dibangun? Hotel Majapahit adalah hotel bersejarah yang dibangun pada tahun 1910 oleh Sarkies Brothers.
-
Kapan bendera Belanda dirobek di Hotel Majapahit? Tempat Bersejarah Atap bangunan hotel jadi saksi perjuangan arek-arek Suroboyo merobek bendera Belanda Merah Putih Biru menjadi Merah Putih pada 19 September 1945.
-
Apa yang dulu jadi nama hotel di Kaliurang? Dahulu, wisma ini merupakan sebuah hotel modern yang bernama Hotel Leh Meyer.
-
Dimana Hotel Indonesia dibangun? Menempati lahan seluas 25.082 meter persegi, hotel ini mempunyai slogan A Dramatic Symbol of Free Nations Working Together.
-
Kapan Hotel Indonesia diresmikan? Hotel Indonesia diresmikan pada tanggal 5 Agustus 1962 oleh Presiden RI Pertama, Soekarno, guna menyambut pagelaran Asian Games IV tahun 1962.
Dilansir dari Nitroburner.nl, saat Pangeran Frederik menetap di Semarang selama perjalanannya ke Jawa, ia juga ingin melakukan perjalanan ke Salatiga. Namun kesulitannya adalah mencari akomodasi yang cocok untuk tamu kerajaan dan rombongan.
Maka di Salatiga dibangunlah gedung hotel tersebut secara tergesa-gesa. Saat itu Raja Kopi Salatiga, Tuan Pierre Hamar de la Brethoniere memberikan bantuan keuangan untuk pembangunan hotel tersebut.
Setelah jadi, hotel itu dinamakan “Hotel Kalitaman”. Rumah beserta perabotannya dibangun dengan menghabiskan biaya 100.000 gulden, jumlah yang cukup besar pada waktu itu.
Pada waktu berdiri, Hotel Kalitaman hanya dikhususkan bagi orang-orang Belanda Totok, yakni anak yang lahir di negeri jajahan seperti Indonesia namun memiliki ayah dan ibu yang asli berdarah Belanda. Maka di hotel itu pernah ada tulisan “Priboemi dan Andjing Dilarang Masuk”.
Foto: YouTube Tri Anaera Vloger
Dilansir dari kanal YouTube Tri Anaera Vloger, bangunan Hotel Kalitaman bergaya Indische Empire dengan pilar-pilar besar khas Romawi dan Yunani.
Hotel itu juga menjadi yang paling mewah pada zamannya sehingga tak sembarang orang bisa masuk ke hotel tersebut.
Tak hanya sebagai tempat menginap, berbagai pesta orang-orang Belanda sering diselenggarakan di hotel itu pada masanya.
Salah satunya adalah pesta yang diadakan Van Der Lely, Manajer Hotel Kalitaman, guna memperingati 35 tahun ia tinggal di Hindia Belanda.
Sebanyak 200-an tamu hadir dalam pesta tersebut yang kebanyakan merupakan teman Van Der Lely. Rangkaian bunga beraneka warna dikirimkan dari para koleganya.
Asisten Residen Salatiga serta pegawai pemerintah setempat pada waktu itu memuji-muji jasa Van Der Lely. Musik kavaleri tanpa lelah memberi musik dansa terbaru. Suasana indah yang terlupakan bagi siapapun yang hadir dalam pesta itu.
Kini bangunan bekas Hotel Kalitaman menjadi salah satu bangunan cagar budaya yang ada di Kota Salatiga. Bangunan itu kini sudah berubah fungsi menjadi kantor Bank Jateng.
Foto: YouTube Tri Anaera Vloger
“Kini tersisa hanya bangunan induknya untuk kantor Bank Jateng. Bangunan lain berubah menjadi kawasan pertokoan berarsitektur minimalis dan kantor dinas,” kata pemerhati sejarah Salatiga, Amanda Putri N, dikutip dari Goodnewsfromindonesia.id.