Mengunjungi Kampung Nagog yang Terpencil di Cilacap, Konon Banyak Warganya Tidak Betah Tinggal di Sini
Akses yang sulit membuat warga yang tinggal di sana sulit pergi ke mana-mana
Akses yang sulit membuat warga yang tinggal di sana sulit pergi ke mana-mana
Mengunjungi Kampung Nagog yang Terpencil di Cilacap, Konon Banyak Warganya Tidak Betah Tinggal di Sini
Di perbatasan antara Kabupaten Cilacap dan Banyumas, tepatnya di Desa Telaga, Kecamatan Gumelar, Kabupaten Banyumas, terdapat sebuah desa terpencil bernama Kampung Nagog.
-
Kenapa penduduk Kampung Nagog pindah? Warga di kampung itu mulai pindah pada tahun 1972. Selain itu, lahan di kampung itu tidak bisa digunakan untuk bertani karena banyak babi hutan yang biasanya mengincar hasil tani.
-
Dimana Kampung Nagog berada? Kampung Mati Nagog berada di Desa Sidamulya, Kecamatan Karangpucung, Kabupaten Cilacap.
-
Siapa yang masih tinggal di Kampung Nagog? Di kampung itu tinggal pasangan suami istri Pak Wartoyo dan Ibu Sarmini.
-
Dimana kampung terpencil itu berada? Dusun Gunung Tengu merupakan sebuah perkampungan mati yang berada di tengah perkebunan kopi, lokasinya berada di Desa Sidoharjo, Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung.
-
Dimana letak kampung terpencil ini? Dusun Jurang Sempu yang berada di Desa Dayakan, Kecamatan Badegan merupakan salah satu desa terpencil di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
-
Bagaimana warga di kampung itu? Selain memiliki pemandangan yang indah dengan hamparan rumput, warga di kampung tersebut dikenal ramah.
Selain terpencil, kampung ini terbilang sepi. Hanya ada 7-9 rumah saja di sini. Konon banyak warga kampung itu yang tidak betah tinggal di sana. Buktinya kini hanya tersisa satu keluarga yang tinggal di sana.
Beberapa waktu lalu, kanal YouTube Tedhong Telu menjelajahi kampung tersebut. Ada dua jalan menuju Kampung Nagog, pertama melewati Desa Sidamulya, Kecamatan Karangpucung, Cilacap, lalu jalan yang kedua melewati Desa Telaga, Kecamatan Gumelar, Banyumas.
Kedua jalan itu punya kesamaan, yaitu sama-sama sulit dilalui dan sama-sama jauh jarak tempuhnya. Pengunjung harus melewati jalan setapak tanah kurang lebih 1,5 kilometer untuk bisa sampai di Kampung Nagog.
Rumah-rumah di Kampung Nagog berada di sebuah sungai kecil. Untuk bisa sampai ke kampung ini, warga harus menyebrangi sungai itu tanpa ada jembatan penghubung.
Air sungainya sangat jernih, asri, khas kampung-kampung yang berada di pelosok hutan dan pegunungan.
Banyak rumah di Kampung Nagog yang terbengkalai. Di salah satu rumah terbengkalai itu, ada dua buah makam yang menambah kesan horror bagi siapapun yang datang berkunjung.
Walaupun sudah banyak warga yang pergi, keluarga Pak Wartoyo tetap setia memilih tinggal di kampung itu. Pak Wartoyo mengatakan, walau di siang haripun kampung itu tetap menyeramkan.
Ia mengatakan waktu jam 3 siang ia pernah melihat sesosok penampakan berambut panjang yang muncul dari dalam kolam.
“Kalau malam ya paling ada suara-suara saja, kayak suara kunti ketawa, hahahaha, seperti itu,” kata Pak Wartoyo dikutip dari kanal YouTube Jejak Bang Ibra.
Di rumahnya, Pak Wartoyo melakukan berbagai aktivitas usaha seperti beternak ikan lele, bercocok tanam, beternak ayam, mengumpulkan kayu, dan sebagainya.
Pak Wartoyo sendiri baru tinggal 9 tahun di desa itu, menempati rumah warisan milik keluarga istrinya, Sarmini.
Pak Wartoyo mengatakan, warga di sana mulai meninggalkan kampung tersebut sekitar tahun 2013. Mereka terpaksa pindah karena akses jalannya yang susah. Apalagi mereka harus menyekolahkan anak, bekerja, dan lain sebagainya.
“Walau tak ada orang tinggal di sini, tapi saya tidak takut. Justru pengen tahu,” ujar Pak Wartoyo.