Cerita Turun-temurun Desa Kondangjajar Pangandaran, Warga Tak Boleh Bangun Rumah Berdempetan
Dipercaya bahwa area tersebut merupakan lahan yang harus dikosongkan. Bahkan, tak sedikit dari warga yang tak berani melintas di sana.
Masyarakat Desa Kondangjajar di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, menyimpan mitos yang dipercaya secara turun temurun. Ada keyakinan warga tak boleh mendirikan rumah secara berdempet, di salah satu areanya.
Dipercaya bahwa area tersebut merupakan lahan yang harus dikosongkan. Bahkan, tak sedikit dari warga yang tak berani melintas di sana.
-
Apa maksud pantang larang di Desa Padang Genting? Pantang larang merupakan mitos yang dipercaya masyarakat Melayu. Mitos tersebut mengenai ajaran-ajaran terhadap perilaku masyarakat berbentuk larangan terkait apa yang tidak boleh dilakukan. Jika larangan tersebut dilanggar maka dipercaya akan memiliki kesan yang buruk.
-
Kenapa Desa Jangglengan jadi Kampung Bengawan? Lomba kano tersebut digelar pemerintah Desa Jangglengan untuk memperkenalkan desanya sebagai desa wisata olahraga. Mereka mendeklarasikan kampungnya sebagai kampung bengawan.
-
Kenapa tradisi Ngalor Ngulon dilarang? Tradisi ini diyakini kebenarannya oleh masyarakat. Jika tetap memaksakan diri untuk melangsungkan pernikahan dan melanggar tradisi, maka akan menimbulkan musibah bagi bahtera yang akan dilalui ataupun keluarga pihak mempelai.
-
Dimana Desa Jangglengan berada? Desa Jangglengan merupakan salah satu desa yang terletak di tepian Sungai Bengawan Solo. Letaknya yang strategis di pinggir sungai membuatnya potensial untuk menjadi desa wisata.
-
Kenapa warga Desa Mliwang dilarang bangun rumah menghadap utara? Alasan Warga Desa Mliwang yakin jika mereka membangun rumah menghadap ke utara, maka keluarga tersebut akan mendapatkan sial, bahkan bisa berujung kematian.
-
Bagaimana asal usul nama Desa Pocong? Konon, asal usul nama desa ini erat kaitannya dengan kejadian mistis.
Meski demikian, kisah ini masih berlandaskan penuturan dari orang tua di zaman dulu dan belum dibuktikan secara pasti kebenarannya. Yuk, simak informasi selengkapnya tentang mitos tak boleh mendirikan rumah secara berdempetan di Desa Kondangjajar.
Asal-usul Desa Kondangjajar
Mengutip situs kondangjajar.desa.id, Kondangjajar merupakan salah satu desa yang sudah ada sejak akhir 1970-an.
Desa ini merupakan hasil pemekaran dari Kecamatan Cijulang yang saat itu masih masuk Kabupaten Ciamis dan belum menjadi provinsi sendiri.
Penamaan Kondangjajar dipercaya diambil dari seorang tokoh bernama Sembah Bojongkondang yang dulu merupakan seorang penyebar agama Islam di wilayah Ciamis, Jawa Barat.
Masyarakat sekitar sangat menghormati sosok ini, sehingga namanya dijadikan sebagai desa dan bertahan hingga sekarang. Penamaan ini juga hasil musyarawah dengan para sesepuh ataupun tokoh terkemuka pada masanya.
Membelah Desa Kondangjajar
Adapun mitos untuk tidak mendirikan rumah secara berdempetan terjadi hanya di satu titik. Titik ini membelah Desa Kondangjajar menyerupai jalan setapak memanjang.
Merujuk YouTube Trans7, area ini sebenarnya cukup berjarak dan bisa dilewati oleh seseorang pejalan kaki.
Karena tidak pernah dilewati orang-orang, kondisi titik berjarak itu kini dipenuhi semak belukar dan lumut di bangunan sekitar.
Terkait Legenda Nenek Loyeh
Dalam YouTube Ruli Dani, jalur yang membelah kawasan permukiman di Desa Kondangjajar ternyata sangat terkait dengan mitos dan keberadaan nenek Loyeh.
Sosok ini, dipercaya menjadi penjaga di sana sehingga jalan setapak diberi nama Gang Siluman.
Nenek Loyeh merupakan cerita legenda di kalangan masyarakat Pangandaran. Ia sebenarnya tidak mengganggu, namun sosok ini tidak suka terhadap seseorang yang memiliki niat tidak baik.
Wajahnya digambarkan menyeramkan, dan kerap menampakkan diri pada sore hari menjelang malam.
Tak Boleh Membangun Rumah Berdempetan
Cerita terkait jalur yang tak boleh dilewati atau didirikan bangunan rumah, merupakan pesan dari Nenek Loyeh.
Dari cerita tokoh setempat, sosok ini meminta area dikosongkan karena merupakan jalur perlintasan kalangan tak kasat mata.
Disebutkan, kalangan tak kasat mata akan menuju perbukitan di sekitar Bandara Nusawiru Pangandaran yang dipercaya sebagai kerajaan bayangan.
Berdasarkan Cerita Orang Tua Tahun 1950-an
Nenek Loyeh sudah dipercaya warga Kondangjajar sejak 1950-an, ketika itu ada seorang perempuan yang mengalami kondisi tak diinginkan. Diketahui nama perempuan tersebut adalah Rohaye, namun warga sekitar menyebutnya Loyeh.
Masa-masa setelahnya, para orang tua meminta kepada anak-anaknya agar jangan bermain di sekitar jalan setapak tersebut. Kabarnya, warga pernah menjumpai penampakan Nenek Loyeh yang menyeramkan.
Namun, sosoknya menyukai anak-anak sehingga ketika ada bayi atau balita yang tertawa sendiri saat berada di sekitar lokasi, dipastikan ia melihat sosok Nenek Loyeh.