Desa di Tuban Ini Larang Warga Bangun Rumah Hadap Utara hingga Sembelih Kambing, Ini Alasannya
Masyarakat desa ini punya tujuh pantangan dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat
Masyarakat desa ini punya tujuh pantangan dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat
Desa di Tuban Ini Larang Warga Bangun Rumah Hadap Utara hingga Sembelih Kambing, Ini Alasannya
Setiap daerah biasanya memiliki ciri khas tersendiri, termasuk dalam hal anjuran dan larangan dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini juga dapat ditemukan di Desa Mliwang, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
-
Kenapa warga Baduy tidak boleh memelihara kambing? “Jadi kalau ada yang memelihara kambing atau sapi itu kadang-kadang cerewed (mengganggu) sama tetangga, jadi merusak tanaman gitu, kadang-kadang, jadi akhirnya diputuskan memang tidak boleh, “ terangnya.
-
Siapa yang melarang warga Baduy memelihara kambing? Menurut dia, masyarakat adat Baduy masih mematuhi ajaran leluhur sebagai pedoman hidup sehari-hari.
-
Mengapa warga harus memberi tumbal kepala kerbau di Alas Roban? 'Ada ular yang besarnya sampai sepaha, setiap tahunnya warga harus kasih tumbal kepala kerbau. Kepala kerbau itu diarak keliling area pabrik, lalu ditaruh di sana. Kalau nggak dikasih ada saja yang kebakar,' kata warga itu.
-
Apa maksud pantang larang di Desa Padang Genting? Pantang larang merupakan mitos yang dipercaya masyarakat Melayu. Mitos tersebut mengenai ajaran-ajaran terhadap perilaku masyarakat berbentuk larangan terkait apa yang tidak boleh dilakukan. Jika larangan tersebut dilanggar maka dipercaya akan memiliki kesan yang buruk.
-
Apa yang menjadi pantangan warga Baduy? Masyarakat menjadikan perintah leluhur sebagai ajaran sehari-hari, agar saling menjaga antara alam, manusia, dan kondisi sosial kemasyarakatannya.
-
Bagaimana tradisi menumbuk padi di Kampung Adat Urug? 'Biasanya nutu itu sebulan sekali, kalau ada tetangga yang ingin memakai beras,' kata salah seorang warga, Sri Wulandari, mengutip YouTube Balai Kebudayaan Wilayah IX Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kamis (4/1).
Tujuh Larangan
Pada zaman nenek moyang, masyarakat Desa Mliwang memegang teguh tujuh larangan yang tidak boleh dilanggar warga. Larangan ini terkait dengan proses membangun rumah hingga cara berpakaian.
Mengutip Instagram @tuban_bercerita, ketujuh larangan tersebut meliputi:1. Rumah warga tidak boleh menghadap ke utara.
2. Warga dilarang memelihara atau menyembelih kambing domba (wedus gibas).
3. Warga dilarang memakai ikat kepada berwarna merah.
4. Perempuan usai melahirkan dilarang memakai korset warna biru.
5. Warga tidak boleh memakai cangkul pabrikan.
6. Warga tidak boleh menikah dengan warga desa tetangga, yakni Desa Kasiman.
7. Rumah tidak boleh dibangun secara permanen.
Perkembangan Zaman
Seiring berkembangnya zaman, ada sebagian pantangan yang ditinggalkan masyarakat. Meski demikian, ada juga yang tetap dipertahankan hingga sekarang, salah satunya membangun rumah tidak menghadap utara.
Mengutip Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) Kabupaten Tuban pada tahun 2018, ratusan rumah warga di Desa Mliwang, tidak ada satu pun rumah yang menghadap ke utara.
Alasan
Warga Desa Mliwang yakin jika mereka membangun rumah menghadap ke utara, maka keluarga tersebut akan mendapatkan sial, bahkan bisa berujung kematian. Menurut keterangan warga, sudah ada beberapa yang nekat menghadapkan rumah ke arah utara, tetapi tidak berselang lama akhirnya pintu utama rumah tersebut diubah ke arah lain. Ada yang usahanya bangkrut, ada yang sakit-sakitan, bahkan hingga meninggal dunia.
Pantangan membangun rumah menghadap ke utara kemungkinan besar karena keberadaan makam seorang seorang ulama bernama Sayyid Abdullah di sebelah utara permukiman warga Desa Mliwang.
Penyebar Agama IslamSosok Sayyid Abdullah
Sayyid Abdullah merupakan penyiar agama islam di tanah Bumi Wali, khususnya di Desa Mliwang. Makam tersebut sering dikunjungi peziarah setiap hari Rabu malam Kamis.
Sosok yang makamnya berada di atas bukit ini dulu lebih dikenal sebagai Mbah Buyut Sumber Banyu. Banyak tokoh menyebutkan bahwa Mbah Sayyid Abdullah datang ke bumi nusantara jauh sebelum era Wali Songo.