Tak Ada Kambing Peliharaan di Baduy, Ternyata Ini Alasan di Baliknya
Masyarakat adat Baduy sejak dahulu tidak ada yang memelihara kambing.
Masyarakat adat Baduy sejak dahulu tidak ada yang memelihara kambing.
Tak Ada Kambing Peliharaan di Baduy, Ternyata Ini Alasan di Baliknya
Kambing biasanya menjadi hewan yang mudah ditemui di banyak perkampungan masyarakat. Hewan ini menjadi peliharaan warga untuk dijual, maupun dikonsumsi sendiri daging dan susunya. Namun kondisi demikian tidak akan ditemui di perkampungan adat Baduy, Kanekes, Kabupaten Lebak, Banten. Di sepanjang jalan desa, warganya tidak ada yang memiliki kandang kambing apalagi sampai merawatnya di pekarangan rumah. Hal ini karena adanya perintah leluhur untuk tidak memelihara, termasuk mengonsumsi kambing. Pamali itu sampai saat ini masih terus dilestarikan sebagai salah satu kearifan lokal komunitas Baduy. Berikut selengkapnya.
-
Apa alasan Baduy tidak dijajah? 'Jadi ngapain menjajah kalau cuma ada 40 orang, nggak dapat apa-apa, kata orang Belandanya,' terang Pulung.
-
Kenapa Baim memilih untuk berternak kambing? Kini, Baim memasuki usia 18 tahun, dan sosoknya telah berkembang menjadi pemuda tampan. Baim tidak hanya dikenal sebagai aktor, tetapi juga sebagai pemilik usaha ternak kambing.
-
Kenapa laki-laki Baduy dilarang menenun? Adapun kain bernama Suat Songket ini merupakan hasil rajutaan yang seluruhnya dikerjakan oleh perempuan Baduy. Laki-laki dilarang menenun lantaran ada kepercayaan, laki-laki tersebut akan menjadi seperti perempuan.
-
Dimana kambing Sumut dipelihara? Daging kambing merupakan salah satu bahan makanan yang populer di banyak belahan dunia, terutama di wilayah-wilayah yang memiliki budaya kuliner kaya akan hidangan daging.
-
Kenapa Estu beternak kambing? 'Pertama, karena untuk menambah penghasilan keluarga. Yang kedua, saya juga termasuk pecinta hewan,' kata Estu dikutip dari kanal YouTube Sumber Rejeki.
-
Kenapa rumah Baduy tidak ada kursi? Masih di kanal YouTube yang sama, warga Baduy memiliki pantangan untuk tidak menaruh kursi maupun ranjang di dalam rumah mereka.
Perintah leluhur
Salah seorang warga Baduy, Emen menceritakan ragam kearifan lokal warga setempat, salah satunya tidak boleh memelihara kambing. Menurut dia, masyarakat adat Baduy masih mematuhi ajaran leluhur sebagai pedoman hidup sehari-hari. Ini juga yang membuat alam dan linkungan sekitar Baduy tetap asri dan terjaga dari perusakan hutan. Masyarakat menjadikan perintah leluhur sebagai ajaran sehari-hari, agar saling menjaga antara alam, manusia, dan kondisi sosial kemasyarakatannya.
Tidak ada kambing sama sekali
Seperti disampaikan Emen, warga setempat masih menganggap memelihara kambing sebagai pantangan. Ini bisa dilihat dari tidak adanya kandang-kandang kambing di rumah warga setempat. Walau demikian Emen tidak mengetahui persis alasan keturunan Baduy tidak boleh memelihara kambing. Pantangan ini hanya disampaikan sebagai bentuk pamali yang tidak boleh dilanggar. “Kami juga tidak tahu sejarahnya seperti apa, karena kata orang tua pelihara hewan seperti kambing tidak boleh karena bukan kelakuan orang adat,” ucap Emen, dikutip dari kanal YouTube Seputar Baduy, Rabu (12/7).
Menghindari konflik antar tetangga
Dalam kesempatan itu, Emen kemudian melanjutkan bahwa alasan warga Baduy tidak ada yang memelihara kambing lantaran bisa memicu konflik antar tetangga. Sumber gambar: Unsplash
Menurut dia, kambing seringkali memakan tanaman milik warga sehingga memicu konflik. Berdasarkan cerita itu, warga setempat akhirnya memilih untuk tidak memelihara kambing. “Jadi kalau ada yang memelihara kambing atau sapi itu kadang-kadang cerewed (mengganggu) sama tetangga, jadi merusak tanaman gitu, kadang-kadang, jadi akhirnya diputuskan memang tidak boleh, ” terangnya.
Tidak ada yang memelihara kambing sejak dahulu
Menurut Emen, masyarakat adat Baduy sejak dahulu tidak boleh memelihara kambing sama sekali. Selain itu, sapi dan kerbau juga tidak boleh dipelihara. Ini dianggap bukan kebiasaan warga Baduy memelihara kedua hewan tersebut. “Jadi memelihara itu tadi termasuk bukan kelakuan orang adat, jadi itu kelakuan orang luar, karena ini termasuk usaha kan ya, ” katanya
Boleh pelihara anjing
Emen menambahkan, masyarakat Baduy boleh memelihara anjing lantaran dianggap sebagai penjaga. Ini bisa dilihat dari banyaknya hewan tersebut yang bebas berkeliaran. Selain itu, anjing sangat berjasa membantu masyarakat adat Baduy untuk berburu dan mencari sumber penghidupan di hutan. “Jadi anjing ada beberapa yang punya, dan ini nggak masalah sih. Jadi ini karena orang-orang tua dulu itu di gubug melihara anjing, karena mereka memeilihara ayam, anjing ini untuk menjaga,” kata Emen.