Desa di Kulon Progo Ini Jadi Wilayah Konservasi yang Dikelola secara Mandiri, Dihuni hingga 105 Jenis Burung
Kawasan konservasi itu memiliki wilayah geografis perbukitan. Di dalamnya terdapat banyak keragaman flora dan fauna.
Kawasan konservasi itu memiliki wilayah geografis perbukitan. Di dalamnya terdapat banyak keragaman flora dan fauna.
Desa di Kulon Progo Ini Jadi Wilayah Konservasi yang Dikelola secara Mandiri, Dihuni hingga 105 Jenis Burung
Siang itu, suasana di Perbukitan Menoreh, tepatnya di Kalurahan Jatimulyo, Kapanewon Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, begitu hening dan dingin.
Suara kicau burung bertalu-talu di penjuru desa. Perpaduan nuansa alam itu membuat hati siapapun tenang dan tentram dibuatnya.
-
Bagaimana Desa Wisata Batulayang dikelola? Lokasinya menjadi salah satu yang dibina oleh Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat sejak 2014.
-
Apa saja potensi Desa Jogotirto? Seperti diketahui, wilayah Jogotirto mempunyai banyak keunggulan seperti wisata sejarah, kuliner, budaya sampai kerajinan tangan dengan nilai seni yang tinggi.
-
Apa yang unik di Desa Janti? Desa ini unik karena punya pasar kuliner kuno dan waterpark.
-
Apa saja hewan yang dipelihara di Rumah Dinas Bupati Kendal? 'Burung makau, terus ada kucing British, ada ikan koi, kuda. Depannya juga ada ikan di gotnya,' katanya.
-
Apa saja yang ada di Desa Kedungmulyo? Desa itu memiliki sejumlah wisata alam di antaranya Goa Wareh, Goa Lowo, Goa Lemburan, Bukit Teletubbies, hingga sumber mata air Asem Bosok.
-
Siapa yang memelihara 25 ekor anjing di Bali? Sebagai pecinta binatang, I Ketut Widianta diketahui sudah merawat 25 ekor anjing peliharaannya sejak tahun 2000.
Mengutip ANTARA, Kalurahan Jatimulyo menjadi kawasan konservasi yang dikelola secara mandiri oleh masyarakat setempat. Mereka tergabung ke dalam Kelompok Tani Hutan (KTH) Wanapaksi.
Kawasan konservasi itu memiliki wilayah geografis perbukitan. Di dalamnya terdapat banyak keragaman flora dan fauna. Bahkan sekitar 105 jenis burung hidup di kawasan itu.
Di dalam kawasan konservasi itu, KTH Wanapaksi melakukan berbagai jenis kegiatan antara lain konservasi burung, konservasi air dengan menanam, edukasi, dan kegiatan jaga lingkungan.
Para anggota kelompok itu antara lain penderes, petani, peternak kambing, warga yang dulunya pemburu, dan pembudi daya lebah.
Ketua KTH Wanapaksi, Suhandri, mengatakan bahwa kelompok tersebut merupakan wadah berdiskusi buat mereka yang berdiskusi. Seiring berjalannya waktu, dibuatlah kelembagaan yang berfokus pada upaya pelestarian burung. Kemudian dibuatlah habitat dengan melakukan pendataan burung.
Tak hanya itu, masyarakat Jatimulyo juga mengembangkan vanili, cengkih, kopi, hingga tanaman sengon. KTH Wanapaksi juga tengah mengembangkan beberapa usaha seperti peternakan madu tanpa sengat, usaha ekowisata pengamatan burung, dan program adopsi burung bersarang.
Melawan Perburuan
Tujuh tahun lalu, masih marak perburuan di Desa Jatimulyo. Perburuan itu dilakukan warga setempat dan warga luar wilayah tersebut, sehingga ekosistem burung di Jatimulyo berkurang bahkan menghilang.
Namun pada tahun 2014 Pemerintah Kalurahan Jatimulyo mengeluarkan Peraturan Desa Nomor 8 Tahun 2014. Dalam peraturan tersebut, menangkap burung merupakan aktivitas terlarang. Bagi yang melanggar dikenakan denda minimal Rp5 juta.
Perdes ini terbukti efektif dalam mengendalikan para pemburu burung. Kini sebagain besar burung langka dan dilindungi yang dahulu hampir hilang, kini kembali ditemukan seperti emprit gantil, tunggak atau jenis burung hantu, tengkek, cucuk urang, tledekan, dan sulingan yang merupakan burung endemik perbukitan Menoreh.
Adopsi Burung
KTH Wanapaksi mengembangkan program adopsi burung bersarang dan berkembang biak di Desa Jatimulyo. Program ini untuk menjaga kelestarian alam Pegunungan Menoreh dan meningkatkan populasi jenis burung yang terancam punah.
Adopsi burung juga memberi manfaat langsung secara ekonomi bagi masyarakat. Saat ini, KTH Wanapaksi Jatimulyo menjadi tempat perlindungan burung yang dilakukan oleh masyarakat. Desa Jatimulyo juga menjadi tempat pengembangan riset mengenal burung bagi para peneliti.
Selain itu, adopsi burung memberi kesempatan luas bagi perorangan, kelompok, lembaga/institusi, maupun sektor pribadi untuk berkontribusi dalam pelestarian burung.