Usaha Pelestarian Terumbu Karang di Perairan Kalimantan Selatan, Libatkan Anak Muda dan Warga Lokal
Maraknya kegiatan illegal fishing menjadi salah satu alasan dibentuknya kelompok tersebut.
ilmu pengetahuanMaraknya kegiatan illegal fishing menjadi salah satu alasan dibentuknya kelompok tersebut.
Usaha Pelestarian Terumbu Karang di Perairan Kalimantan Selatan, Libatkan Anak Muda dan Warga Lokal
Kerusakan terumbu karang merupakan salah satu permasalahan yang tak kunjung selesai. Sampai saat ini, berbagai macam cara telah dilakukan demi menjaga kelestarian terumbu karang.
Usaha konservasi terumbu karang dari kerusakan tak hanya dilakukan oleh pemerintah, LSM, atau lembaga terkait, namun juga oleh masyarakat setempat. Hal inilah yang dilakukan warga Desa Sungai Dua Laut, Kecamatan Sungai Loban, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.
-
Kapan Elang Ekor Putih mencuri hasil tangkapan? Elang ekor putih aktif dalam mencari makanan, kadang-kadang mencuri hasil tangkapan dari elang lain.
-
Bagaimana katak bertaring menjaga telurnya? Katak jantan ini aktif menjaga satu atau lebih telur yang melekat pada dedaunan atau batu besar berlumut.
-
Di mana letak Karang Taraje? Karang Taraje ini terletak di Kampung Lebak Malaning, Desa Sawarna, Kecamatan Bayah, dan sedikit berada di tengah lautan.
-
Kapan Kirab Tebu Temanten dilakukan? Acara ini digelar pada Selasa Selasa (23/4).
-
Bagaimana cara menyimpan kue kering agar tetap renyah dan tahan lama? Salah satu bahan yang amat efektif dalam mempertahankan kue kering agar tetap awet selama beberapa bulan adalah gel silika. Peran gel silika adalah menyerap kelembaban dari kue, menjaga agar kue tetap renyah dan awet. Letakkan gel silika di bagian bawah toples, kemudian atur dengan kertas pelapis dan kue kering.
-
Kapan Kue Talam Tepung Beras Singkong Gula Merah harus dikukus? Kukus selama 15 menit. Campur semua bahan adonan putih. Aduk rata. Tuang adonan putih di atas adonan singkong yang sudah dikukus 15 menit. Kukus kembali selama 30 menit. Setelah kue matang dan dingin, potong sesuai selera.
Sejak tahun 2007 hingga sekarang, mereka rutin melakukan kegiatan rehabilitasi setiap tahunnya. Namun indikator keberhasilan kegiatan ini ternyata bukan hanya soal seberapa banyak karang yang berhasil direhabilitasi.
Kisah ini berawal dengan dibentuknya kelompok pemuda pengawas dan sahabat laut pada tahun 2007. Maraknya kegiatan illegal fishing pada saat itu menjadi salah satu alasan dibentuknya kelompok tersebut.
Kelompok masyarakat pengawas (Pokmaswas) itu bernama Karang Indah Lestari. Anggotanya ada sekitar 30 orang. Ada pula kelompok Pemuda Sahabat Laut yang anggotanya berjumlah 15 orang.
“Pada saat belum ada kelompok, mereka itu masih belum paham mengenai terumbu karang. Setelah ada pembentukan itu, kita bina bersama dinas terkait, dan kemudian kelompok tersebut mulai mengenal pentingnya penyelamatan terumbu karang,” kata salah satu penyuluh perikanan warga Desa Sungai Dua Laut, Eko Prio Raharjo, dikutip dari kanal YouTube BRIN Indonesia pada 13 Juni 2024.
- Upaya KKP Lawan Pencurian Ikan dengan Penangkapan Terukur Dapat Dukungan FAO
- Nelayan Banyuwangi Terima Dua Kapal Rampasan Ilegal Fishing dari KKP
- Keluhan Pemudik di Merak: Kami Sudah Sabar Semalaman, Tapi Belum Juga Masuk Kapal
- Ketupat Kandangan, Perpaduan Lezatnya Ikan Gabus Asap dan Ketupat Khas Kalsel yang Menggoyang Lidah
- Kurs Rupiah Anjlok, Jokowi Panggil Sri Mulyani hingga Gubernur BI ke Istana
- Viral Prajurit Aniaya Sopir Taksi Online Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Ini Penjelasan TNI
Pak Abdul, salah satu anggota Pokmaswas, mengatakan bahwa kelompok Pokmaswas sehari-hari bertugas untuk mengawasi segala aktivitas di laut mulai dari lalu lintas kapal hingga aktivitas menangkap ikan khususnya di kawasan konservasi terumbu karang.
“Itu sering kita datangi, kita kasih arahan, ini tidak boleh di sini, ini masuk kawasan konservasi, nggak boleh dirusak lah hitungannya,” kata Pak Abdul dikutip dari kanal YouTube BRIN Indonesia.
Sebelum ada Pokmaswas, sering ditemukan karang yang hancur di dasar laut. Pak Abdul mengatakan, ada juga nelayan yang melakukan pengeboman di laut. Karena aktivitas yang merusak lingkungan itu, beberapa biota laut tak pernah lagi terlihat, salah satunya lobster.
“Setelah terbentuknya Pokmaswas, kita sering melakukan razia. Alhamdulillah untuk saat ini sering kita dapati kayak lobster mulai terlihat lagi,” ujar Pak Abdul.
Salah satu program yang dilakukan Pokmaswas di Desa Sungai Dua Laut adalah Program Transplatasi Terumbu Karang. Program itu rutin dilakukan setiap tahun.
Program itu dilakukan demi menyelamatkan keberadaan terumbu karang yang memancarkan pesonanya tersendiri. Tak jarang ada wisatawan yang membawa warga desa untuk melihat terumbu karang tersebut.
“Kalau ada yang ingin melihat, seperti sekadar snorkeling, itu sering kita bawa dengan catatan tidak boleh menginjak karang. Yang kita takutkan itu kalau mereka naik ke karang atau menginjak karang nanti patah dan rusak. Soalnya kalau patahnya sedikit saja berapa tahun bisa tumbuh lagi,” kata Pak Abdul.
Seiring waktu, kegiatan rehabilitasi itu membuat para masyarakat di Desa Sungai Dua Laut semakin sadar akan pentingnya menjaga terumbu karang.
Mereka pun menyadari bahwa proses rehabilitasi karang yang sudah rusak bukan merupakan hal yang mudah dan perlu waktu yang sangat lama. Bahkan segala hal yang telah mereka lakukan selama ini belum cukup untuk mengembalikan karang ke kondisi semula.
“Karang di sini bukan hanya sekadar untuk kita saja. Namun bagaimana agar anak cucu kita ke depan juga bisa menikmati. Biarlah kita melakukan rehabilitasi sekarang, kalau kita nggak bisa menikmati, biarlah anak cucu kita yang menikmati,”
pungkas Pak Abdul.