Terapkan Sanksi Adat, Begini Akibatnya Jika Nekat Foto-Foto di Kampung Baduy Dalam
Kabarnya, orang yang nekat foto-foto di Baduy Dalam tidak bisa pulang.
Kabarnya orang yang nekat foto-foto di Baduy Dalam tidak bisa pulang.
Terapkan Sanksi Adat, Begini Akibatnya Jika Nekat Foto-Foto di Kampung Baduy Dalam
Masyarakat Baduy di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten masih mempertahankan tradisi leluhur hingga saat ini. Mereka menerapkan berbagai aturan adat (pamali), salah satunya menolak adanya teknologi seperti di Baduy Dalam.
-
Apa saja aturan di Baduy Dalam? Aturan tersebut wajib ditaati sebagai upaya menghargai warisan leluhur. Kira-kira apa saja? Berikut sederet aturannya.
-
Siapa yang menerapkan aturan di Baduy Dalam? Menurut salah satu warga Baduy Dalam, Pulung, terdapat aturan ketat untuk berkunjung ke kawasan kampung adatnya.
-
Kenapa Baduy Dalam menerapkan aturan ketat? Tujuannya agar manusia tidak terjerumus keserakahan duniawi dan melupakan tatanan hidup nenek moyang.
-
Apa yang menjadi pantangan warga Baduy? Masyarakat menjadikan perintah leluhur sebagai ajaran sehari-hari, agar saling menjaga antara alam, manusia, dan kondisi sosial kemasyarakatannya.
-
Bagaimana cara berkunjung ke Baduy Dalam? Laki-laki dan perempuan dilarang pergi bersama ke Baduy Dalam meskipun itu keluarga
-
Kenapa laki-laki Baduy dilarang menenun? Adapun kain bernama Suat Songket ini merupakan hasil rajutaan yang seluruhnya dikerjakan oleh perempuan Baduy. Laki-laki dilarang menenun lantaran ada kepercayaan, laki-laki tersebut akan menjadi seperti perempuan.
Penerapan ini tak hanya berlaku di warga setempat, melainkan juga bagi para pengunjung agar ikut menghormati tradisi kelokalan adat. Wisatawan kemudian diminta memperhatikan aturan yang berlaku, termasuk tidak mengambil gambar atau foto-foto secara sembarangan di kabuyutan Baduy Dalam. Berikut informasi selengkapnya.
Dilarang mengambil gambar atau foto di Baduy Dalam
Mengutip YouTube Rama Komaruzaman, Kamis (3/8) terdapat berbagai peraturan adat di kalangan warga Baduy Dalam yang telah disepakati sebagai aturan sosial. Salah satu yang menjadi perhatian utama adalah pengunjung tidak diperbolehkan merekam pemandangan maupun aktivitas dari warga di sana. “Jadi memang di Baduy (Dalam) ini menggunakan hukum adat, jadi mungkin tidak bisa modern seperti di luar,” kata salah satu warga Baduy Luar, Udin.
Berbagai barang dari luar tidak bisa masuk
Selain barang elektronik, benda-benda yang sifatnya teknologi apapun tidak bisa masuk ke wilayah Baduy Dalam. Hal ini cukup berbeda dengan masyarakat Baduy Luar yang masih terbuka, sehingga bisa memanfaatkan teknologi untuk aktivitas sehari-hari. Walau demikian, masyarakat Baduy Luar juga ikut membatasi penggunaannya sehingga tidak terlena dan tetap patuh akan perintah leluhur.
Sesepuh turun tangan
Biasanya, saat siapapun yang tetap memaksa membawa barang berteknologi, benda-benda itu akan dikumpulkan di pos penjaga sebelum masuk kawasan Baduy Dalam. Berdasarkan kepercayaan, saat benda-benda itu disentuh, pihak yang membawa merasa tidak tertarik lagi dengan benda tersebut.
“Di Baduy Dalam itu ketika benda sudah disentuh oleh tetua di sana, walaupun digeletakkan di bawah, kitanya tidak ingin mengambilnya, gitu,”
katanya lagi.
YouTube Rama Komaruzaman
Tidak bisa pulang jika memaksa foto-foto
Berdasarkan cerita, warga yang tetap memaksa ingin foto-foto maupun mengambil gambar dengan cara lain akan mengalami kondisi yang tidak biasa. Pengunjung itu disebut tidak bisa keluar dari kampung adat Baduy Dalam sebelum menghapus gambar maupun video yang diambil. “Jadi ada orang luar, dianya foto di Baduy Dalam, dianya tidak bisa pulang. Jadi bukan hilang, tapi sakit perut di Baduy Dalam. Sebelum meminta maaf di sana dan menghapus gambarnya, tidak akan sembuh,” katanya lagi.
Menerapkan prinsip saling menghargai
Pamali yang berlaku di Baduy hendaknya menjadi perhatian masyarakat, sebagai upaya nguri-uri kebudayaan setempat. Warga Baduy akan sangat ramah menyambut masyarakat dari luar, sehingga wisatawan perlu menghargai adat istiadat yang dipertahankan hingga sekarang. “Jadi memang sudah peraturannya, saling menghargai,” katanya lagi.