Mitos Sunda dalam Kehidupan Sehari-hari, Jadi Pamali
Pamali sudah dipegang sebagai kebiasaan dari nenek moyang, terutama di masyarakat Sunda, dalam menerapkan batasan di kehidupan.
Meski hanya sekadar mitos, namun cerita masyarakat ini juga punya pengaruh dalam masyarakat Sunda.
Mitos Sunda dalam Kehidupan Sehari-hari, Jadi Pamali
Masyarakat Sunda di Jawa Barat dan Banten masih memegang teguh tradisi leluhur bernama pamali. Ini merupakan bentuk larangan dari kegiatan sehari-hari, termasuk dalam memperlakukan makanan. Kebiasaan ini dipercaya akan membawa hal buruk jika dilanggar.Dalam sejarahnya, pamali sudah dipegang sebagai kebiasaan dari nenek moyang dalam menerapkan batasan di kehidupan.
Banyak di antaranya pamali yang beredar di Sunda juga berangkat dari mitos Sunda agar yang melakoninya mendapatkan kebaikan.
Selain itu, pamali juga merupakan bentuk nasihat kepada keturunannya agar tidak melanggar norma dan adab yang berlaku di kalangan masyarakat Sunda.
Berikut informasi selengkapnya tentang 6 pamali dan mitos Sunda yang ada di Jawa Barat dan Banten.
-
Dimana contoh mitos di Indonesia? Berikut contoh mitos di Indonesia, antara lain: Ayam Jantan Berkokok di Sore & Malam Hari
-
Apa itu mitos? Pada umumnya, Cremers mendefinisikan mitos sebagai cerita atau narasi yang berasal dari tradisi lisan dan memiliki unsur magis atau keajaiban.
-
Dimana mitos ini populer? Mitos atau Fakta Ibu Hamil Tidak Boleh Potong Rambut Mitos tentang ibu hamil yang tidak boleh memotong rambut adalah salah satu kepercayaan yang cukup populer di berbagai budaya, termasuk di Indonesia.
-
Bagaimana mitos berkembang di masyarakat? Berkembangnya cerita-cerita mitos dalam masyarakat merupakan fenomena yang wajar di sepanjang sejarah manusia. Ini merupakan bagian dari warisan budaya, di mana cerita di masyarakat selalu beradaptasi dan berkembang seiring waktu.
Dilarang Makan Menggunakan Cobek
Mitos Sunda dan pamali pertama yang wajib dipatuhi oleh masyarakat Sunda adalah tidak diperkenankan makan beralaskan cobek.
Dalam kondisi ini, cobek yang digunakan untuk mengulek bumbu dan sambal, tidak diperkenankan untuk dijadikan tempat makan atau piring.
Namun di balik itu, ada makna baik yang tersirat karena makan beralaskan cobek akan menyebabkan batu atau serpihan unsurnya ikut termakan sehingga tidak baik untuk kesehatan tubuh.
Tak Boleh Makan Brutu Ayam
Mitos Sunda berikutnya terkait pamali dalam makanan di Sunda adalah masyarakatnya dilarang makan brutu atau dalam bahasa Sunda tungir ayam. Tungir atau brutu adalah bagian belakang dari ayam, sebagai tempat untuk bertelur.
Namun berdasarkan ilmiahnya, ini terkait dengan banyaknya kandungan lemak dan kalori di bagian brutu atau tungir ayam, sehingga akan menimbulkan penyakit jika dikonsumsi dalam jumlah banyak seperti kolesterol hingga serangan jantung.
Dilarang Memakan Pisang di Bagian Pinggir
Kemudian, masyarakat Sunda juga memercayai untuk tidak memakan buah pisang di paling sisi baik kanan maupun kiri.
Orang tua akan mengarahkan anaknya untuk mengambil pisang pada bagian tengah karena dianggap memuliakan makanan.
Menurut nasihat logisnya, anak-anak secara tidak langsung diajarkan untuk mengambil pisang dari yang terkecil hingga yang terbesar sehingga dianggap menghilangkan kerakusan.
Menyapu Harus Bersih dan Tidak Boleh Dilompat
Selanjutnya ada mitos Sunda untuk kalangan perempuan agar menyapu dengan bersih, dan tidak meninggalkan debu atau kotoran.
Para orang tua mengajarkan agar aktivitas membersihkan ruangan itu dilakukan dengan perlahan-lahan.
Walau demikian, perintah ini baik lantaran ketika kegiatan menyapu dilakukan secara berurutan maka seluruh sudut rumah akan bersih dan luput dari sisa debu atau kotoran yang terlewat.
Dilarang Memaku Benda saat Malam
Selanjutnya, orang Sunda juga dilarang memukul palu untuk kegiatan apapun. Kegiatan tersebut akan dianggap tidak lazim oleh masyarakat.
Selain itu, memukul paku menggunakan palu saat malam akan menimbulkan suara yang keras sehingga mengganggu masyarakat untuk beristirahat.
Dilarang Bersiul saat Malam
Terakhir, orang Sunda juga dilarang untuk bersiul di malam hari di tempat apapun. Menurut warga setempat, bersiul akan mengundang makhluk lain untuk menirukannya.
Tetapi ini tidak sepenuhnya benar, lantaran orang tua zaman dahulu menyampaikan bahwa siulan merupakan tanda kebahagiaan dan orang yang melakukannya cenderung akan memamerkan kebahagiaan yang dekat dengan kesombongan.
Selain itu, dibanding melakukan tindakan bersiul, ada baiknya jika saat malam diisi dengan kegiatan beribadah salah satunya membaca Al Quran.
"Dan masih banyak lagi lainnya yang semuanya punya makna penuh dengan kehati-hatian, kewaspadaan, saling menghormati terhadap orang lain dan pesan moral lainnya," kata salah satu orang Sunda bernama Ufi, dilansir dari Merdeka.com/peristiwa.
Pengaruh Mitos dan Pamali dalam Masyarakat
Mitos dan pamali memiliki pengaruh yang signifikan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam masyarakat yang masih kuat memegang tradisi dan kepercayaan lokal. Berikut adalah beberapa pengaruh yang sering ditemui:
Mitos:
- Pengaruh Sosial: Mitos seringkali digunakan sebagai acuan dalam menjalani kehidupan sehari-hari, mempengaruhi cara berpikir, berperilaku, dan bertindak masyarakat.
- Pengendalian Perilaku: Mitos dapat mengendalikan perilaku manusia, seperti mitos yang mendorong masyarakat untuk bangun pagi agar tidak mempersulit rezeki.
- Nilai Budaya: Mitos dijadikan nilai-nilai budaya yang harus ditaati oleh masyarakat, berfungsi sebagai aturan dan norma yang merupakan warisan keluarga.
Pamali:
- Harmoni Sosial: Pamali memegang peranan penting dalam menjaga harmoni dan kesatuan masyarakat, meskipun tidak tertulis dalam undang-undang formal.
- Pengendalian Sosial: Pamali berfungsi sebagai alat pengendalian sosial, di mana masyarakat menghindari tindakan yang dianggap tabu karena takut akan sanksi sosial atau malapetaka.
- Pelestarian Nilai Keluarga: Pamali sering kali berkaitan dengan etika keluarga dan hubungan sosial, mendorong individu untuk menjaga nama baik keluarga dan menjaga hubungan sosial yang harmonis.