Dendam Ambarwati, Melarang Pejabat Pemerintah TNI-Polri Masuk Wilayah Tales Kediri
Kepercayaan masyarakat itu ke bermula dari cerita seorang wanita nernama Ambarwati yang telah disakiti hatinya oleh pejabat tinggi Belanda di awal abad 19.
Larangan itu menarik perhatian banyak orang, yang kemudian direkam warga viral di media sosial
Dendam Ambarwati, Melarang Pejabat Pemerintah TNI-Polri Masuk Wilayah Tales Kediri
Di Kediri selain memiliki mitos terhadap kepala negara yang melewati Sungai Brantas maka sang presiden akan lengser, ternyata di wilayah Kabupaten Kediri juga ada kisah yang lain.
Tepatnya di Dusun Setono Desa Tales Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri. Dendam Ambarwati gadis Setono yang disakiti oleh orang Belanda hingga ada kutukan kepada Binnenlands Bestuur (pemerintahan dalam negeri, disingkat BB), adalah salah satu bentuk birokrasi pemerintahan pada masa Hindia Belanda yang terdiri atas orang-orang Eropa.
Bahkan larangan masuk wilayah tersebut terpampang jelas di gapura kampung yang bertuliskan 'Priyayi BB Aparatur Pemerintah TNI/Polri Dilarang Masuk'. Larangan itu menarik perhatian banyak orang, yang kemudian direkam warga viral di media sosial (medsos).
"Ini semacam gugon tuhon (sesuatu yang tidak masuk akal tapi diperhatikan dan dilaksanakan oleh masyarakat). Binnenlands Bestuur itu termasuk di dalamnya TNI / Polri sebenarnya," Kata Eko Priatno Kabid Sejarah dan Purbakala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Kediri pada merdeka.com, Jumat (25/8).
merdeka.com
Ditambahkan Eko, hal semacam ini sebenarnya tidak hanya terjadi di Kediri.
Menurutnya di Masjid Kudus di pintu selatan juga tidak boleh sembarangan dimasuki orang.
"Sedikit positif gugun tuhon ini dan menjadi cerita rakyat yang berkembang turun temurun. Dan di Kabupaten Kediri ini adalah bagian dari obyek pemajuan kebudayaan."
-Eko
Lalu bagaimana fenomena tersebut dengan sistem pelayanan kepada masyarakat oleh pejabat pemerintah?
"Soal pelayanan dengan ketentuan yang berlaku turun temurun tersebut harus menyesuaikan. Artinya TNI/Polri aparatur pemerintah tetap harus menghormati adat istiadat, mungkin caranya harus disesuikan. Salah satunya melepas atribut untuk masuk ke tersebyt . Atau masyarakat yang datang ke kantor pelayanan," tambahnya.
Lalu apa penyebab mitos ini tetap berlaku dan berkembang di masyarakat Dusun Setono Desa Tales Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri?
Kepercayaan masyarakat itu ke bermula dari cerita seorang wanita nernama Ambarwati yang telah disakiti hatinya oleh pejabat tinggi Belanda di awal-awal abad 19. Wilayah Dusun Setono Desa Tales merupakan desa yang berada di timur Pabrik Gula Ngadirejo yang merupakan peninggalan kolonial Belanda.
Ambarwati mempunyai dendam hingga memberikan kutukan kepada pejabat tinggi Belanda apabila masuk wilayahnya akan mendapat musibah.
Menurut Suwadi (73) sesepuh desa setempat menyampaikan cerita itu sudah ada secara turun menurun, bahkan kabarnya telah banyak yang meninggal akibat kutukan tersebut.
"Warga mempercayai kalau menantang masuk, para pejabat itu awalnya tidak sakit lalu meninggal dunia," ungkapnya.
Menurut Suwadi, sosok Ambarwati dipercaya warga masih ada dan kerap menghantui di sekitar jalanan kampung setempat. Sementara itu, Johan, ketua RT001 RW004 lingkungan Dusun Setono menyebut meski sudah di zaman modern ini adapula para pejabat yang masih ragu untuk masuk ke wilayahnya.
Padahal, menurut dia, sejumlah anggota polisi ketika melakukan koordinasi mendadak juga masuk kampung tidak terjadi apa-apa. Ia beralasan, tulisan larangan pada gapura itu diterapkan hanya untuk meneruskan tradisi dan kepercayaan masyarakat bahwa lingkungan setempat dikeramatkan.
merdeka.com